Showing posts with label makbul. Show all posts
Showing posts with label makbul. Show all posts

Friday, 29 May 2009

Doa yang Belum Terkabul



soalan 

Assalamu'alaikum wr. wb.

Ustaz,  kenapa  setiap kali saya berdoa memohon sesuatu, rasanya, tidak pernah terkabul? Padahal saya sudah menjalankan semuanya, mulai dari solat malam, solat hajat dll. Apakah sebabnya Ustaz? Apa yang harus saya lakukan? Kadang-kala saya berasa iri-hati  melihat ada orang yang tidak solat tetapi kehidupannya serba cukup? Mohon jawapan dari Ustaz.

Wasallam..

Jawapan


Wa'alaikumussalam Wr Wb

Allah swt berfirman :

هُوَ الْحَيُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ


Artinya : “Dialah yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; Maka sembahlah dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.” (QS. Ghofir : 65)

Di banyak ayat, Allah swt telah memerintahkan kita untuk berdoa dan menjanjikan pengabulannya sebagaimana juga disebutkan di banyak hadis. Doa adalah ibadah atau otak ibadah sebagaimana ditegaskan di sebagian hadis, dan setiap ibadah memiliki rukun-rukun, syarat-syarat dan adab-adab sehingga doa itu menjadi sah dan diterima.

Para ulama berkata bahawa sesungguhnya di antara syarat-syarat diterimanya doa adalah menghadirkan fikiran dan hati ketika berdoa. Maka tidak cukup bagi seseorang hanya sekadar menggerakkan bibir tatkala berdoa sementara fikirannya berpaling dari Allah dan tidaklah cukup hanya menghadirkan fikiran sementara perasaannya dingin akan tetapi haruslah disertai dengan keinginan agar dikabulkan, rasa takut akan tidak dikabulkan dan menghadirkan keagungan Allah swt.

Hal ini dikuatkan dengan apa yang disebutkan di akhir ayat yang menyebutkan doa Nabi Ayyub, Dzin Nuun dan Zakaria tatkala mengatakan,” wahai Roobul ‘Izzah…

إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ

Artinya : “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harap dan cemas. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada kami.” (QS. Al Anbiya : 90)

Seorang yang berdoa haruslah menjadi orang yang taat kepada Allah swt tanpa ada kekurangan, menyambut ketaatan dengan rasa senang, bersegera, berharap pengabulan doanya, serta rasa takut dengan menghadirkan fikiran dan hati.

Di dalam hadis sahih bahawa memakan yang haram mencegah pengabulan doa sebagaimana disebutkan Rasulullah saw tentang seorang laki-laki yang melakukan perjalanan yang jauh, rambutnya kusut dan berdebu yang menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan,

”Wahai Robb, wahai Robb sementara makanannya haram, pakaiannya haram bagaimana,doanya akan dikabulkan.”

Perkara-perkara diatas (di dalam hadis itu) yang menjadikan doa dikabulkan ditambah lagi berbagai perkara yang disunnahkan diantaranya : bersuci, menghadap kiblat, berdoa dengan doa-doa yang ma’tsur, berupaya memilih waktu-waktu dan tempat-tempat yang diberkahi seperti setengah malam akhir, antara azan dan iqomat, tatkala melihat ka’bah, tatkala pengabulan doa di hari jum’at….

Juga membuka doa dengan mengucapkan basmalah, memuji Allah, salawat dan salam atas Rasulullah saw dan menutupnya dengan salawat atasnya juga… (Fatawa Al Azhar juz IX hal 369)

Untuk lebih memberi penjelasan tentang adab berdoa maka berikut penuturan Imam Ghazali tentangnya :

1. Hendaklah didalam berdoa berusaha memilih waktu-waktu yang mulia seperti hari arafah, ramadhan, hari jum’at, waktu sahur.

Artinya : “Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar (sahur).” (QS. Adz Dzariyat : 18)

2. Memanfaatkan kondisi atau keadaan-keadaan yang mulia, seperti sabda Rasulullah saw,”Doa diantara azan dan iqomat tidaklah ditolak.” (HR. Abu Daud)

3. Hendaklah menghadap kiblat tatkala berdoa dan mengangkat tangan hingga terlihat warna putih kedua ketiaknya, sebagaimana diriwayatkan dari Anas bahawa,

"Nabi saw mengangkat kedua tangannya sehingga terlihat warna putih kedua ketiaknya ketika berdoa dan tidak memberikan isyarat dengan jari jemarinya.”

4. Merendahkan suara…; Aisyah mengatakan tentang firman Allah swt,

“Janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu" (QS. Al Israa : 110)

yaitu didalam doamu.
5. Tidak menyusahkan diri dengan bersajak di dalam berdoa. Sesungguhnya seorang yang berdoa seyogyanya berada dalam keadaan tunduk sedangkan memberatkan diri tidaklah sesuai dengan sabda Rasulullah saw,

”Akan datang suatu kaum yang berlebih-lebihan dalam berdoa.”

6. Tunduk, khusyu, penuh harap dan rasa takut, sebagaimana firman Allah swt :

إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ


Artinya : “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harap dan cemas. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada kami.” (QS. Al Anbiya : 90)

7. Berkeyakinan kuat akan dikabulkan doanya serta benar d idalam pengharapannya. Sabda Rasulullah saw,

”Berdoalah kepada Allah dan anda meyakini akan pengabulannya. Ketahuilah bahwa Allah azza wa jalla tidaklah mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Ahmad, Thabrani)

8. Mengulanginya hingga tiga kali. Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa,

"Nabi saw apabila berdoa maka dia berdoa hingga tiga kali dan apabila dia meminta maka dia meminta hingga tiga kali.” (HR. Muslim)

9. Hendaklah memulakan doanya dengan dzikrullah (menyebut nama Allah), tidak terus dengan meminta. Sabda Rasulullah saw,

”Apabila kamu meminta kepada Allah azza wa jalla suatu keperluan maka mulailah dengan salawat atasku…” (HR. Abu Thalib al Makkiy)

10. Bertaubat, mengembalikan simpanan-simpanan orang lain serta menyambut (seruan) Allah swt dengan penuh semangat. (Ihya Ulumuddin juz I hal 361 - 3650)

Adapun tentang orang-orang nampaknya jauh dari Allah, seperti tidak mengerjakan salat, tidak berpuasa di bulan Ramadhan atau bahkan orang-orang non- muslim, namun mereka memiliki ‘rezeki’ melebihi orang-orang yang saleh, maka tidak sepatutnya anda iri-hati terhadap mereka; kerana seorang mukmin tidaklah iri-hati dalam urusan dunia. Iri-hati dalam urusan dunia hanya akan menyeretnya menjadi hamba dunia. Akan tetapi hendaknya seorang mukmin iri-hati dalam urusan akhirat.

Sesungguhnya iri-hati atau tidak anda kepada mereka semua maka tidak akan dapat mencegah takdir Allah atas mereka. Dan perlu diyakini bahwa banyak harta, tingginya jabatan atau kedudukan belum tentu menjadi tanda keridhoan dan kecintaan Allah kepadanya.

Hal lain yang perlu juga anda yakini bahawa bentuk-bentuk pengabulan Allah swt terhadap doa seseorang ada tiga :
1. Terus diberikan kepadanya apa yang dimintanya di dunia.
2. Ditahan untuk diberikannya di akhirat.
3. Dihapuskan dosa-dosanya setara dengan doa-doanya

Sebagaimana disebutkan di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abu Hurairah bahawa Rasulullah saw bersabda,

”Tidaklah seorang muslim berdoa kecuali dikabulkannya. Mungkin dengan dipercepat pemberiannya di dunia, mungkin dijadikan tabungan baginya di akhirat dan mungkin juga dihapuskan dosa-dosanya setara dengan doanya, selama ia tidak berdoa sambil berbuat dosa atau memutuskan silaturrahim atau meminta cepat-cepat dikabulkan.”

Wallahu A’lam

Ustadz Sigit Pranowo, Lc.

Dari koleksi emel Masjid Annahl Group