Ketika Omar sedang mengelilingi kota dalam kegelapan malam sebagaimana yang biasa dilakukannya, sampailah beliau berhampiran rumah seorang perempuan yang sedang menahan gejolak nafsu karena ditinggal suaminya yang sedang berjihad sekian lama. Untuk sekadar menghibur diri sendiri dalam kesepian yang begitu mendalam, terlantunlah syair ini yang kemudian didengar oleh Umar.
Malam kian larut berselimut gulita
Telah sekian lama tiada kekasih kucumbu
Demi Allah, bila bukan karena mengingat-Mu
Niscaya ranjang ini telah bergoyang
Namun duhai rabbi,
Rasa malu telah menghalangiku…
Penderitaan wanita itu tidak berakhir dalam kemaksiatan. Kesetiaannya masih tegak berdiri seperti gunung memaku bumi. Padahal badai hasrat itu begitu kuat seakan tsunami yang mengaut apa saja di jalanan. Namun ‘al khauf’ ( takut ) yang menghantui jiwanya memenangkan Allah atas segalanya. Hatinya dikuasai Allah, keimanannya begitu unggul, tidak tergugat sedikit pun dengan ujian yang dilalui.
Selepas pertemuan ini, maka Umar bersegera menemui puterinya yang tercinta, Hafshah, kemudian bertanya, “Berapa lama seorang perempuan tahan menunggu suaminya ?“ Dijawablah oleh Hafshah, “empat bulan”. Setelah kejadian tersebut, Umar memerintahkan kepada para panglima perang untuk tidak membiarkan seorangpun dari tenteranya meninggalkan keluarganya lebih dari empat bulan. Begitulah keperihatinan sekaligus penyelesaian seorang pemimpin seperti Umar di zamannya.
Keinginan adalah suatu yang tidak menentu, yang tidak ada penghujungnya terutama dalam kehidupan moden yang materialistik ini. Setelah tercapai suatu keinginan maka timbul pula keinginan lain yang perlu dipenuhi hasratnya. Namun keinginan juga perlu dilihat dari sudut positifnya. Ia hendaklah diletakkan pada kedudukan yang boleh memberikan kepuasan dalam kehidupan. Melaluinya juga kita mampu mencapai cita-cita dan impian serta merancang kehidupan. Di sinilah perlunya keimanan yang boleh mengendalikan nafsu agar tidak tergelincir dari landasan takwa, iaitu melalui akal yang dianugerahkan oleh Allah SWT.
Allah berfirman dalam surah Asy Syams, ayat 7-10 yang bermaksud:
“dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya; sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu; dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”
Lihatlah apa yang sedang berlaku kepada kaum wanita zaman sekarang. Kalau keterbatasan teknologi di zaman Umar pun hampir menggelincirkan iman seorang wanita mukminah, apatah lagi dengan kita sekarang? Zaman di mana teknologi telah membolosi hampir setiap ruang lingkup kehidupan kita. Malah ketika kita menghadap Allah pun deringan HP mengganggu kekhusyukan kita. Hatta yang sedang bertawaf mengelilingi kaabah pun sempat bergayut dengan HPnya. Sistem kapitalisma dan kehidupan materialistik di zaman moden ini telah menjadikan wanita sebagai bahan dagangan. Apa jua produk yang ingin dijual akan menggunakan wanita sebagai bahan tarikan.
Iklan-iklan dalam televisyen contohnya banyak mempengaruhi kehidupan kita. Jika anda ingin kelihatan jantan dan macho anda harus menghisap rokok tertentu. Supaya perempuan kelihatan cantik, pergunakanlah kosmetik keluaran mereka. Tiap-tiap hari penonton disogokkan dengan hiburan dan cerita-cerita kehebatan artis-artis. Mereka itu dijadikan idola. Bukan sedikit dari kalangan para wanita yang tergila-gila ingin memiliki tubuh badan yang cantik seperti idola mereka. Mereka menganggap bahawa kemuliaan dan kebahagiaan akan didapati bila berwajah cantik, kulit yang putih, dan tubuh yang ramping. OLeh kerana itu tidak hairanlah kalau ada wanita yang bermati-matian memutihkan kulitnya, melakukan plastik sergeri untuk merubah paras rupa, menyuntik ‘botox’ agar sentiasa kelihatan muda dan memakan pil pengurus badan, sehingga boleh memudaratkan kesihatan. Semuannya demi mengejar “glamour”.
Inilah punca masalah terbesar yang sedang kita hadapi dewasa ini iaitu jauh dari Allah, jarang mengingati Allah, dan “dikuasainya” hati kita oleh sesuatu selain Allah. Inilah masalah yang akan mendatangkan banyak masalah lainnya. Di kala jauh dari Allah, maka kita akan sesuka hati berbuat maksiat. Tidak ada lagi rasa malu. Tidak ada lagi rasa diawasi oleh Allah, sehingga tidak ada lagi yang mengendalikan perilaku kita. Maksiat inilah yang kemudian melahirkan ketidaktenangan, kehinaan dan kesengsaraan hidup. Betapa rapuhnya keimanan sehingga kita tidak lagi mampu menangkis cabaran dan godaan yang merupakan ujian dari Allah SWT.
“Apakah engkau tidak perhatikan orang yang telah menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya. Apakah engkau akan dapat menjadi pelindungnya. Atau apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu hanyalah seperti binatang ternak bahkan lebih sesat lagi.” Qs. Al Furqan: (43-44)
Kecantikan dan kemolekan tubuh tidak dapat dijadikan ukuran kemuliaan. Semua itu tidak menjamin seseorang akan bahagia. Sesungguhnya kemuliaan yang diraih seorang wanita solehah adalah karena kemampuannya untuk menjaga martabatnya (‘iffah) dengan hijab serta iman dan takwa. Dengan iffah, seorang muslimah akan selalu menjaga akhlaknya. Salah satu ciri bahwa imannya kuat adalah kemampuannya memelihara rasa “haya” ( malu ). Sebagaimana terukir dalam hadis Nabi Saw. :
”Malu dan iman itu saling bergandengan, jika hilang salah satunya, maka hilanglah bahagian yang lain.” (HR. Hakim dan At-Thabari).
Adanya rasa malu, membuat segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkawal. Ia tidak akan melakukan sesuatu yang menyimpang dari bimbingan Al-Quran dan Sunnah. Sehingga dengan akhlak yang dimiliki, ia lebih harum daripada kesturi.
Terkenalnya Khadijah bukan karena kecantikan wajahnya, namun kerana pengorbanannya yang tiada tandingan dalam mendukung perjuangan dakwah Rasulullah SAW. Begitu juga Aisyah ra., salah seorang isteri Nabi dan juga seorang cendikiawan muda; darinya para sahabat mendapat banyak ilmu. Manakala Asma binti Yazid pula terkenal sebagai seorang mujahidah yang membinasakan sembilan tentera Romawi di perang Yarmuk, hanya dengan sebilah tiang khemah. Ini hanyalah beberapa contoh tokoh wanita. Masih ramai lagi wanita mulia yang menyumbang pada ummah di zaman masing-masing. Keharuman dan keabadian nama mereka disebabkan oleh kemampuan mengembangkan nilai diri, menjaga iffah (martabat), dan memelihara diri dari kemaksiatan. Sinar kemuliaan mereka muncul dari dalam diri, bukan hanya luaran. Sinar inilah yang lebih abadi.
Rujukan dari Dakwatuna.com
Perjalanan seorang insan yang berkelana di bumi Allah, mencari keredhaanNya dan berusaha menjadi Al-Rawahil
Thursday, 19 February 2009
Wednesday, 28 January 2009
Apabila manusia jadi binatang
Al-Quran, surah At-Tin ayat 4-5 yang bermaksud,
" Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya ( neraka ) "
Allah menciptakan manusia dalam keadaan yang terbaik dan bentuk yang sangat sempurna. Dia mencipta manusia dengan susuk badan yang stabil, iaitu kepala di atas, kaki di bawah dan makan dengan tangan. Dia juga menganugerahkan akal fikiran dan kemampuan memanupulasi makhluk yang lain seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan. Bahkan akal fikirannya jauh menjangkau luas untuk memanupulasikan sumber asli lain untuk tujuan dan manfaatnya seperti apa yang sedang kita alami di zaman sains dan teknoloji ini.
Fitrah kejadian manusia yang disediakan oleh Allah mengajak kepada berkasih sayang. tolong menolong, mengutamakan keadilan dan berakhlak mulia. Namun ada kala manusia terjerumus ke lembah kejahatan lantaran faktor sekeliling yang menggerakkan elemen-elemen jahat. Ketika itu dia lupa dengan fitrahnya dan kembali kepada kebinatangannya. Dia melakukan amalan penghuni neraka. Maka dia berada di tempat yang paling rendah dan lebih dahsyat daripada semua binatang buas.
Cuba kita lihat apa yang dilakukan oleh tentera Israel terhadap rakyat Palestin. Inilah yang dikatakan keadaan manusia yang apabila lupa akan fitrahnya dia mengganas lebih daripada binatang buas.
Saturday, 24 January 2009
Cinta sejati
Demi cinta kita sanggup buat apa saja untuk mereka yang di cintai. Namun berapa ramaikah yang sanggup berkorban demi cintanya kepada Allah dan RasulNya? Tidak cukup sekadar melafazkannya sahaja di bibir kalau tidak disertai dengan amal. Barulah benar-benar dikatakan cinta.
Cinta sejati.... sanggup berkorban apa saja, nyawa atau pun harta. Inilah kata-kata dari sebuah lagu ciptaan Allahyarham P Ramli. Tepat sekali seperti yang disebut dalam al-Quran dalam surah at-Taubah ayat 20 yang bermaksud,
" Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi darjatnya disisi Alalh; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. "
Inilah yang dituntut daripada kita sebagai seorang Islam yang beriman dan cinta kepada Allah dan Rasulnya.
Ada cinta adalah rindu. Pertama kali saya mendengar lagu YA Taiba ( dengan maknanya) tersentuh hati saya. Tiba-tiba teringat kota Mekah dan Medinah dan keinginan untuk menziarahinya sekali lagi. InsaAllah kami akan sampai lagi! Perasaan yang tidak dapat digambarkan ketika berada di depan Kaabah dan Mesjid Madinah al Munawarah. Juga tidak ketinggalan keinginan untuk melawat Mesjid al-Aqsa.
Versi lagu yang sama tetapi berjudul Ya Mekah dan Ya Aqsa
Versi lagu Bahasa Inggeris Oh Taiba
chorus:
Oh Tayba, Oh Tayba
Cinta sejati.... sanggup berkorban apa saja, nyawa atau pun harta. Inilah kata-kata dari sebuah lagu ciptaan Allahyarham P Ramli. Tepat sekali seperti yang disebut dalam al-Quran dalam surah at-Taubah ayat 20 yang bermaksud,
" Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi darjatnya disisi Alalh; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. "
Inilah yang dituntut daripada kita sebagai seorang Islam yang beriman dan cinta kepada Allah dan Rasulnya.
Ada cinta adalah rindu. Pertama kali saya mendengar lagu YA Taiba ( dengan maknanya) tersentuh hati saya. Tiba-tiba teringat kota Mekah dan Medinah dan keinginan untuk menziarahinya sekali lagi. InsaAllah kami akan sampai lagi! Perasaan yang tidak dapat digambarkan ketika berada di depan Kaabah dan Mesjid Madinah al Munawarah. Juga tidak ketinggalan keinginan untuk melawat Mesjid al-Aqsa.
Versi lagu yang sama tetapi berjudul Ya Mekah dan Ya Aqsa
Versi lagu Bahasa Inggeris Oh Taiba
chorus:
Oh Tayba, Oh Tayba
Oh cure of the patient
we missed you, and passion has called us to you
As the ship departed, it forgot me
they sailed away and my tears never dried up
they took my heart and my soul with them
O Tayba, you're the distracted's love
Chorus:
My direction of prayer (my Qiblah), the house of Allah, I'm patient
perhaps a day will come to visit you
I wonder, Will I be looking upon alkaaba
and being overwhelmed with it's safety..
Chorus:
Our prophet, my best wishes, to visit you,
At least once in my life
and near you, to perform my prayers
to praise my Lord, and to recite Qur'an
Chorus:
Oh Madina, How lucky you are
for the coming of the loadstar
May I have a shelter beside you
Indeed, your light has enchanted us
Chorus:
we missed you, and passion has called us to you
As the ship departed, it forgot me
they sailed away and my tears never dried up
they took my heart and my soul with them
O Tayba, you're the distracted's love
Chorus:
My direction of prayer (my Qiblah), the house of Allah, I'm patient
perhaps a day will come to visit you
I wonder, Will I be looking upon alkaaba
and being overwhelmed with it's safety..
Chorus:
Our prophet, my best wishes, to visit you,
At least once in my life
and near you, to perform my prayers
to praise my Lord, and to recite Qur'an
Chorus:
Oh Madina, How lucky you are
for the coming of the loadstar
May I have a shelter beside you
Indeed, your light has enchanted us
Chorus:
Friday, 23 January 2009
WE WILL NOT GO DOWN (GAZA)
Inilah tajuk sebuah lagu khas untuk penduduk Gaza. Ia dicipta untuk mengutip derma dengan mengenakan bayaran bagi sesiapa yang ingin mendengarnya. Namun disebabkan ada masalah teknikal projek itu tidak dapat diteruskan . Oleh itu lagu ini diberikan percuma kepada semua yang ingin mendengar. Walau bagaimana pun bagi mereka yang prihatin digalakkan menyumbang kepada mana-mana tabung untuk Gaza yang berdekatan dengan kita setelah mendengar lagu ini sebagai memenuhi impian projek ini.
Liriknya seperti di bawah:
A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive
They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze
We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight
Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right
But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze
We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight
Liriknya seperti di bawah:
A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive
They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze
We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight
Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right
But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze
We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight
Friday, 16 January 2009
Do your best Allah will do the rest
Dalam kesibukan orang memperkatakan tentang saranan memboikot barangan keluaran Yahudi dan Amerika Syarikat ( sekutu kuatnya ) kedengaran suara-suara sumbang yang memperlekehkannya. Kata mereka, "Apalah sangat kesannya tindakan itu sedangkan sebahagian besar keperluan asas kita bergantung pada produk keluaran US. Dari bahan asas membuat dedak ayam sehinggalah kepada peralatan komputer! Mampukah kita memboikotnya secara keseluruhan? " Ada juga yang mengatakan, " Kalau kita boikot semua barang keluaran US lumpuhlah ekonomi negara kerana sebahagian besar ekonomi kita bergantung kepada perdagangan dua hala dengan syarikat-syarikat gergasi dari US."
Memang benar semua andaian-andaian itu. Namun kita sebagai rakyat biasa yang masih waras sewajarnya membuat sesuatu menunjukkan protes kita terhadap kezaliman yang dilakukan ke atas penduduk Palestin. Apatah lagi kita yang saudara seIslam ini, menjadi tanggungjawab membela mereka yang dizalimi. Adakah cukup dengan hanya berdoa siang dan malam untuk saudara kita itu? Adakah kita mampu memberi bantuan di medan peperangan seperti yang dilakukan oleh pihak MERCY Malaysia? Rasanya yang paling senang dan mampu kita buat ialah dengan menyumbang ke dalam dana atau tabung bantuan Gaza. Itupun bagi yang berkemampuan dan ianya hanya ingatan sementara terhadap isu ini. Lain pula halnya jika kita turut serta dalam kempen memboikot ini. Ia memerlukan komitmen atau istiqamah untuk melihat hasilnya. Jika benar-benar mahu berjaya kita harus meneruskannya sehinggalah negara Israel lenyap dari mukabumi ini. Maknanya kita tidak boleh berhenti pemboikotan ini sebaik saja Israel berhenti menyerang Gaza. Usaha ini mesti diteruskan dan dalam masa yang sama kita kena berusaha untuk bebaskan ekonomi kita dari cengkaman US.
Apabila ada usaha berterusan ini dengan secara tidak langsung kita akan sentiasa diperingat tentang saudara kita di Palestin itu. Penderitaan yang telah begitu lama mereka hadapi dan juga harapan mereka. Usaha boikot ini juga memerlukan kita melawan hawa nafsu. Ini juga adalah jihad kecil bagi umat Islam. Jikalau kita tidak mampu berjihad di medan perang marilah kita sama-sama berjihad melawan nafsu dengan tidak membeli barang-barang dari label-label yang telah disenaraikan untuk diboikot. Impaknya mungkin tidak besar ke atas sasaran kita tetapi dari segi moral amat berharga bagi rakyat Palestin. Pokoknya kita buatlah apa saja yang termampu sebagai menyokong perjuangan mereka agar impian mereka tercapai suatu hari InsyaAllah. Lakukan dengan ikhlas. Do your best and Allah will do the rest.
Subscribe to:
Posts (Atom)