Sunday 23 May 2010

Hidayah Melalui Misteri Fenomena Alam

Firman Allah,

سَنُرِيهِمْ ءَايَـتِنَا فِى الاٌّفَاقِ وَفِى أَنفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ شَهِيدٌ

“Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahawa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahawa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53)

Kisah Pengislaman Jacques Yves Costeu, seorang oceanografer

Mr.Jacques Yves Costeau , ialah seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Beliau sangat terkenal melalui program Tv dokumentari  "Discovery". Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinasi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun dia tidak berputus asa mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sehinggalah pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian dia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering dikaitkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi:

مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ- بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لاَّ يَبْغِيَانِ

“Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.”

Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 yang berbunyi:

وَهُوَ الَّذِى مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هَـذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَـذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخاً وَحِجْراً مَّحْجُوراً

“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)

[ Fenomena ini juga ada disebut dalam surah al-Faathir: 12]

وَمَا يَسْتَوِى الْبَحْرَانِ هَـذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ سَآئِغٌ شَرَابُهُ وَهَـذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَمِن كُلٍّ تَأْكُلُونَ لَحْماً طَرِيّاً وَتَسْتَخْرِجُونَ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ فِيهِ مَوَاخِرَ لِتَبْتَغُواْ مِن فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain masin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur."

Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi:

يَخْرُجُ مِنْهُمَا الُّلؤْلُؤُ وَالمَرْجَانُ

“Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.”

Padahal di muara sungai tidak terdapat mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman ketika belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan serta-merta dia pun memeluk Islam.

Kebesaran Al-Quran

Lihatlah beberapa pemandangan yang menarik dan menakjubkan yang dilihat oleh beliau dalam pengembaraannya yang unik ini.


....kelihatan seperti sebuah pulau dalam sebatang sungai .....

....yang dilihat seperti sungai itu adalah sebenarnya lapisan hidrogen salfida, sejenis gas yang beracun 
...... satu pemandangan yang biasa kita lihat di daratan ...... guguran daun kering di bawah pokok .... tapi ini semua berlaku di dasar lautan! 
...lagi pemandangan unik yang disaksikan oleh Jacques .....
Pemandangan yang dipaparkan di atas sangat ajaib bagi kita yang sudah merasai hidayah Allah SWT dan percaya itu semua terjadi dengan kuasa dan ketentuanNya. Namun bagi mereka yang belum menerima hidayah, kebenaran dan kebesaran al-Quran itu jauh lebih ajaib dan mempesonakan dari fenomena tersebut. Inilah yang telah mendorong Jacques Yves Costeu kembali ke Islam, agama fitrahnya.

Allahu Akbar…! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung.

Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.”

Bila seorang bertanya,

“Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?”

Rasulullah s.a.w. bersabda,

“Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.”


No comments:

Post a Comment