Showing posts with label Kebesaran Ilahi. Show all posts
Showing posts with label Kebesaran Ilahi. Show all posts

Sunday, 23 May 2010

Hidayah Melalui Misteri Fenomena Alam

Firman Allah,

سَنُرِيهِمْ ءَايَـتِنَا فِى الاٌّفَاقِ وَفِى أَنفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ شَهِيدٌ

“Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahawa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahawa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53)

Kisah Pengislaman Jacques Yves Costeu, seorang oceanografer

Mr.Jacques Yves Costeau , ialah seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Beliau sangat terkenal melalui program Tv dokumentari  "Discovery". Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinasi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun dia tidak berputus asa mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sehinggalah pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian dia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering dikaitkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi:

مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ- بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لاَّ يَبْغِيَانِ

“Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.”

Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 yang berbunyi:

وَهُوَ الَّذِى مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هَـذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَـذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخاً وَحِجْراً مَّحْجُوراً

“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)

[ Fenomena ini juga ada disebut dalam surah al-Faathir: 12]

وَمَا يَسْتَوِى الْبَحْرَانِ هَـذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ سَآئِغٌ شَرَابُهُ وَهَـذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَمِن كُلٍّ تَأْكُلُونَ لَحْماً طَرِيّاً وَتَسْتَخْرِجُونَ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ فِيهِ مَوَاخِرَ لِتَبْتَغُواْ مِن فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain masin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur."

Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi:

يَخْرُجُ مِنْهُمَا الُّلؤْلُؤُ وَالمَرْجَانُ

“Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.”

Padahal di muara sungai tidak terdapat mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman ketika belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan serta-merta dia pun memeluk Islam.

Kebesaran Al-Quran

Lihatlah beberapa pemandangan yang menarik dan menakjubkan yang dilihat oleh beliau dalam pengembaraannya yang unik ini.


....kelihatan seperti sebuah pulau dalam sebatang sungai .....

....yang dilihat seperti sungai itu adalah sebenarnya lapisan hidrogen salfida, sejenis gas yang beracun 
...... satu pemandangan yang biasa kita lihat di daratan ...... guguran daun kering di bawah pokok .... tapi ini semua berlaku di dasar lautan! 
...lagi pemandangan unik yang disaksikan oleh Jacques .....
Pemandangan yang dipaparkan di atas sangat ajaib bagi kita yang sudah merasai hidayah Allah SWT dan percaya itu semua terjadi dengan kuasa dan ketentuanNya. Namun bagi mereka yang belum menerima hidayah, kebenaran dan kebesaran al-Quran itu jauh lebih ajaib dan mempesonakan dari fenomena tersebut. Inilah yang telah mendorong Jacques Yves Costeu kembali ke Islam, agama fitrahnya.

Allahu Akbar…! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung.

Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.”

Bila seorang bertanya,

“Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?”

Rasulullah s.a.w. bersabda,

“Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.”


Thursday, 22 October 2009

Gempa Bumi Padang - Bala' atau Ujian?

Setiap musibah yang Allah timpakan kepada kita selalunya adalah sebagai peringatan atau setidak-tidaknya sebagai ujian sejauh manakah iman kita terhadap Allah yang Maha Esa.

Firman Allah SWT yang bermaksud:

Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al-Ankabut: 1-3)

Kebesaran Allah itu kita boleh lihat di mana-mana saja dalam fenomena alam sejagat kerana alam ini (serta isi-isinya) adalah milik Allah yang Maha Besar. Dia berhak melakukan apa saja yang dikira wajar sebagai peringatan kepada  manusia yang semakin jauh meninggalkan hukum-hukum Allah, yang semakin angkuh dan terus menerus membuat kerosakan di atas mukabumi ini.

Al-Quran surah Ar-Rum ayat 41-42 mengatakan , yang bermaksud:

Telah nampak kerosakan di darat dan di laut disebabkan kerana perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: “Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”

Allah menggunakan fenomena alam untuk mengajak manusia supaya kembali mengesakan Allah ...... selalu memikir-mikirkan tentang kejadian langit dan bumi, siang dan malam, bulan dan bintang dan berbagai-bagai lagi ciptaan Allah yang tidak terhitung oleh manusia. Allah juga menggunakan fenomena alam sebagai peringatan kepada kita dalam bentuk azab ....... gempa bumi, ribut taufan, tanah runtuh, banjir, gunung berapi dan berbagai-bagai lagi cara Allah yang tersendiri.

Orang-orang yang beriman akan selalu mengaitkan malapetaka yang berlaku sebagai azab atau bala' daripada Allah SWT sepertimana yang selalu disebut dalam kalam Allah. Namun bagi mereka yang angkuh dan tidak percaya, akan hanya menganggapnya sebagai fenomena alam semulajadi.

kemusnahan jiwa dan harta sebagai tanda peringatan daripada Allah SWT
kemusnahan jiwa dan harta sebagai tanda peringatan daripada Allah SWT

Gempa bumi di Padang adalah satu contoh yang sangat menarik untuk dikaitkan dengan ayat-ayat  al Quran. Para pengkaji Al Quran telah menemui kaitan rapat antara ayat, surah dan masa berlaku gempa bumi.

Gempa bumi di Padang berlaku pada 30 September dan masanya adalah  seperti di bawah:

Gempa di Tasik berlaku pada pukul 15.04 (3.04 pm)

Cuba perhatikan dari al Quran surah 15 (al Hijr) ayat 4

وَمَآ أَهْلَكْنَا مِن قَرْيَةٍ إِلاَّ وَلَهَا كِتَـبٌ مَّعْلُومٌ

"Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeri pun, melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah di"tetapkan."

Gempa di Padang pula berlaku pada pukul 17.16 (5.16 pm)

Kita lihat lagi al Quran serta maknanya surah 17 (al Israa') ayat 16

وَإِذَآ أَرَدْنَآ أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُواْ فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا

"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya."

Diikuti dengan gempa susulan pada pukul 17.58  (5.58 pm)

Mari kita terus mentadabur surah 17 ini ayat 58 pula di mana  Allah memberi amaran bahawa setiap kaum yang ingkar pasti mendapat hukuman.

وَإِن مِّن قَرْيَةٍ إِلاَّ نَحْنُ مُهْلِكُوهَا قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَـمَةِ أَوْ مُعَذِّبُوهَا عَذَابًا شَدِيدًا كَانَ ذلِك فِى الْكِتَـبِ

مَسْطُورًا

"Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab(Lauh Mahfuzh)."

Gempa bumi di Jambi pula berlaku  pada 1 Oktober


Seterusnya gempa di Jambi yang berlaku pada pukul 8.52 am

Sekali lagi  kita cuba memahami peringatan Allah dalam surah 8 (al Anfal) ayat 52

كَدَأْبِ ءَالِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ كَفَرُواْ بِآيَـتِ اللَّهِ فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ إِنَّ اللَّهَ قَوِىٌّ شَدِيدُ

الْعِقَابِ

"(keadaan mereka) serupa dengan keadaaan Firaun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya.  Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaanNya.

2009103gempa padang2Apakah kita mampu untuk mengelak diri dari kemusnahan yang sedemikian apabila Allah telah menetapkannya?

Apa lagi yang boleh dibanggakan .... rumah mewah yang telah dibina sekian lama, kini telah roboh, anak-anak yang menawan hati, telah mati dihimpit runtuhan, suami dan isteri yang selama ini menjadi tempat bergantung dan mengadu, kini telah pergi untuk selamanya, sanak saudara, karib kerabat, semuanya sudah tidak ada lagi, semua sudah musnah. Begitulah hakikat dunia, tidak ada yang kekal padanya.

Namun bagi mereka yang sedar dan insaf akan kebesaran Ilahi,  azab yang dilalui tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan keadaan di Hari Kiamat nanti. Firman Allah yang bermaksud:

"Hari kiamat. Apakah hari kiamat itu? Dan tahukah kamu apa hari kiamat itu?  Pada hari itu manusia seperti kupu-kupu  yang beterbangan. Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Maka adapun orang yang berat timbangan kebaikannya. Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang). Dan adapun orang yang ringan timbangan kebaikannya. Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka hawiyah itu? Yaitu api yang sangat panas."

(QS Al-Qari`ah[101] : 1- 11)

Dan ingatlah Allah akan sentiasa melihat kita. Dari masa ke semasa kita diberi peringatan agar tidak menyeleweng dari ajaranNya.


Tuesday, 26 May 2009

Kenapa Air Laut Masin tetapi Air Hujan Tawar?(2)

Semua jenis air termasuk air hujan, mengandungi kimia pelarut yang dipanggil garam, tetapi bukan semua air mempunyai rasa masin. Para saintis menganggarkan bahawa laut mengandungi lebih kurang 50 kuadrilion ton bahan-bahan pelarut. Sekiranya garam di laut boleh dikeluarkan, ia dapat membentuk sebuah permukaan tanah yang besar daripada yang sedia ada. Permukaan garam itu nanti boleh mencapai ketebalan kira-kira 500 kaki dan ketinggian yang sama dengan bangunan yang mempunyai 40 tingkat.

Kebanyakan garam dalam laut wujud akibat proses pemecahan batu-batu igneus yang disebabkan oleh cuaca dan hakisan. Bahan-bahan mineral ini adalah sebahagian daripada Bumi (tanah), akan dibawa ke laut apabila hujan turun. Apabila sungai-sungai  mengalir di atas batu-batan di permukaan bumi,  bahan mineral ini larut di dalam air sungai, lalu menjadi mendapan  di dasar laut , dibawa sungai yang mengalir ke laut. Jenis mineral yang paling banyak terdapat dalam laut sudah semestinya sodium klorida, atau pun garam biasa. Itulah sebabnya kenapa air laut masin. Terdapat juga garam secara semulajadi di lantai laut akibat proses pereputan. Sumber-sumber lain adalah daripada sisa-sisa letupan gunung berapi.

Hidupan laut juga memainkan peranan penting dalam laut. Laut bukan sahaja agen garam tetapi juga bertindak sebagai pembekal bekalan gas oksigen kepada hidupan laut. Contohnya tiram,
  kerang, dan kepah mendapat kalsium daripada laut untuk membentuk rangka dan kulit. Hidupan laut seperti ketam, udang, udang kara dan tetirip memerlukan sejumlah besar garam galian untuk membina badan. Terumbu karang dibentuk dengan bantuan kalsium karbonat lebih kurang berjuta-juta tahun dahulu. Plankton juga memerlukan kandungan mineral laut untuk hidup dengan subur.

Air begitu banyak di atas bumi. Banyaknya seperti 326,000,000,000,000,000,000 gallons (326 million trillion gallons) atau pun (lebih kurang 1,260,000,000,000,000,000,000 liters) . Air ini sentiasa berada dalam satu pusingan yang tetap (constant cycle). Ia menyejat daripada laut, bergerak di udara, jatuh ke bumi sebagai air hujan dan mengalir semula ke laut.

­

Saturday, 17 May 2008

Kenapa Air Laut Masin Tetapi Air Hujan Tawar

Pada hujung minggu lepas saya menyertai satu bengkel tulisan. Salah satu aktiviti yang dijalankan ialah menghasilkan satu artikel pasal HUJAN. Kami dikehendaki menulis berpandukan tips-tips yang diberi. Berbagai-bagailah stail penulisan yang dihasilkan. Tajuk artikel juga adalah mengikut citarasa sendiri.

Inilah hasil tulisan saya yang bertajuk seperti di atas.

SALAH seorang dairipada anak saya pernah bertanya, “ Kenapa air laut ni masin ek?“. Rupanya dia tertelan air laut ketika sedang mandi . Umurnya masih kecil pada masa itu.


Mengapa pula anak saya ingin bertanya soalan seperti itu, berdetik hati kecil saya. Memang benar jikalau diperhatikan air hujan yang turun apabila dirasa tawar sahaja rasanya. Allah itu Maha Besar , air yang diturunkan dari langit walaupun rasanya tawar tetapi apabila jatuh ke bumi rasanya boleh berubah-ubah. Jika ia menjadi air laut maka masinlah rasanya. Jika terkumpul di paya rasanya menjadi payau pula tetapi jika turun di bukit , jadilah ia seperti air mineral yang dibotolkan.



Hujan adalah antara nikmat-nikmat Allah yang banyak yang di perlukan oleh tubuh manusia seperti udara untuk pernafasan, makan dan minum , tempat tinggal, pakaian, tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang dan lain-lain nikmat yang tidak terhitung jumlahnya. Proses pembentukan air hujan dari wap air yang ringan lalu dibawa oleh awan mendung yang berarak ke sana ke mari dan akhirnya diturunkan sebagai hujan yang menyiram bumi sangatlah menakjubkan. Firman Allah yang bermaksud

Furqan [48]……dan Kami menurunkan dari langit: Air yang bersih suci,
 Furqan [49] Untuk Kami hidupkan dengan air itu bumi yang mati, serta memberi minum air itu kepada sebahagian dari makhluk-makhluk Kami, khasnya binatang ternak yang banyak dan manusia yang ramai. 

Bumi yang basah menghidupkan tumbuhan-tumbuhan yang subur untuk segala kehidupan di muka bumi. Cuba bayangkan kehidupan kita tanpa adanya air hujan. Bagaimana agaknya kita menjalani kehidupan di atas muka bumi ini ?

Maka jika kita mengkaji hakikat kejadian hujan berdasarkan sumber al-Quran dan as-sunah kita akan dapati bahawa hujan adalah sebagai ciptaan  yang mempunyai tujuan yang tersendiri.

Peranan Hujan
Berpandukan pada ayat-ayat al-Quran yang ada menyebut tentang hujan, dapatlah dirumuskan di sini beberapa peranan hujan dalam kehidupan manusia di atas mukabumi ini.

1. Hujan sebagai rahmat kepada manusia. Firman Allah SWT yang bermaksud:

Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa dan Dia pula menyebarkan rahmat-Nya merata-rata dan (ingatlah) Dialah pengawal (yang melimpahkan ihsan-Nya), lagi Yang Maha Terpuji..
(as Syura:28)

2. Hujan juga berperanan menyirami tumbuhan dan menyingkir kekotoran. Ini dijelaskan oleh Allah s.w.t di dalam firmannya bermaksud:

 Maka bandingan orang itu ialah seperti batu licin yang ada tanah di atasnya, kemudian batu itu ditimpa. hujan lebat, lalu ditinggalkannya bersih licin (tidak bertanah lagi).
 (al-Baqarah:265).

3.Hujan sebagai ujian kepada manusia. Ini disebut oleh Allah SWT di dalam firmannya yang bermaksud:

 Dan tidaklah kamu berdosa meletakkan senjata masing-masing, jika kamu dihalangi sesuatu yang menyusahkan disebabkan hujan atau kamu sakit. Dan hendaklah kamu mengambil langkah berjaga-jaga. Sesungguhnya Allah telah menyediakan bagi orang -orang kafir itu azab seksa yang amat menghina.
 (an-Nisa':102).

4.Hujan juga berperanan untuk memenuhi keperluan manusia. Kemarau yang berpanjangan akan menyebabkan kita menjadi lemah manakala tanaman akan mati dan sungai akan kering pada ketika itu manusia amat mengharap supaya dikurniakan hujan untuk memenuhi keperluannya di samping memberi kekuatan yang baru. Firman Allah SWT yang bermaksud:

Dan wahai kaumku! Mintalah ampun kepada Tuhan kamu, kemudian kembalilah taat kepada-Nya, supaya Dia menghantarkan kepada kamu hujan lebat serta menambahkan kamu kekuatan di samping kekuatan kamu yang sedia ada dan janganlah kamu membelakangkan seruanku dengan terus melakukan dosa!
(Hud:52)

5. Hujan yang berperanan sebagai tentera Allah, memperlihatkan kekuasaan Allah SWT sebagaimana firmanNya  yang bermaksud:

 Atau (bandingannya) seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit, bersama dengan gelap-gelita dan guruh serta kilat; mereka menyumbat jarinya ke dalam telinga masing-masing daripada mendengar suara petir, kerana mereka takut mati. (Masakan mereka boleh terlepas), sedang (pengetahuan dan kekuasaan) Allah meliputi orang-orang yang kafir itu.
(al-Baqarah)
 Ayat ini menerangkan keadaan hujan yang lebat mampu memperlihatkan kekuasaan Allah SWT sehingga menyebabkan manusia memikirkan tentang kekuasaan Allah SWT.

6. Hujan turut berperanan sebagai pemberi rezeki kepada manusia. Allah SWT berfirman yang bermaksud :

Dan diturunkan-Nya air hujan dari langit, lalu dikeluarkan-Nya dengan air itu berjenis-jenis buah-buahan yang menjadi rezeki bagi kamu; maka janganlah kamu mengadakan bagi Allah, sebarang sekutu, padahal kamu semua mengetahui (bahawa Allah ialah Tuhan Yang Maha Esa'
(al-Baqarah:22)

Justeru kita sebagai umat Islam perlulah bersyukur di atas anugerah yang tidak terhingga ini. Kita menanti kedatangan musim hujan dengan doa dan harapan semoga hujan yang diturunkan ini akan mendatangkan keberkatan dan menambah rezeki dalam memperbaiki kehidupan kita.

Wednesday, 7 May 2008

Tumbuhan Berbicara


Dalam satu penyelidikan ilmiah yang dilaporkan oleh sebuah majalah sains terkenal, Journal of plant Molecular Biologist, menyatakan bahwa sekumpulan saintis yang mengadakan penyelidikan mendapati ada suara halus yang keluar dari sebahagian tumbuhan yang tidak boleh didengar oleh telinga biasa. Suara tersebut berjaya disimpan dan dirakam dengan sebuah alat perakam tercanggih yang pernah ada.


Para saintis itu telah meneliti fenomena yang mencengangkan ini selama 3 tahun. Mereka berjaya menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat yang bersifat cahaya elektrik dengan sebuah alat yang bernama Oscilloscope. Akhirnya para saintis tersebut dapat melihat denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik.
Prof. William Brown yang mengetuai para pakar sains bagi mengkaji fenomena tersebut merumuskan, setelah selesai kajiannya, bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut, walaupun beliau telah menyerahkan hasil kajiannya kepada universiti- universiti serta pusat-pusat kajian di Amerika dan juga Eropah untuk diteliti , akan tetapi semuanya tidak sanggup menafsirkan fenomena itu bahkan semuanya tercengang tidak tahu apa yang harus dikomen.


Pada pembentangan terakhir, fenomena tersebut dihadapkan dan dikaji oleh para pakar dari Britan, dan diantara mereka ada seorang saintis muslim yang berasal dari India . Setelah 5 hari mengadakan penelitian dan kajian, para saintis Inggeris tersebut angkat tangan tanda mengalah. Tetapi sebaliknya saintis muslim tersebut mengatakan: “Kami umat Islam tahu tafsir dan makna dari fenomena ini, bahkan semenjak 1400 tahun yang lalu”.
Maka para saintis yang hadir pun tersentak dengan penyataan tersebut, dan meminta bersungguh-sungguh untuk ditunjukkan tafsir dan makna dari kejadian itu.
Saintis muslim itu pun terus memetik firman Allah yang bermaksud: 

”Dan tidak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun” (QS. Al-Israa’: 44)
Tidaklah suara denyutan itu melainkan lafadz jalalah (nama Allah Azza wa Jalla) sebagaimana dilihat dalam layer (Oscilloscope). SubhanalLaah, Maha Suci Allah! Ini adalah salah satu mukjizat dari sekian banyak mukjizat agama yang haq ini!! Segala sesuatu bertasbih menggunakan nama Allah Jalla wa ‘Ala. Akhirnya orang yang bertanggungjawab terhadap penyelidikan ini, yaitu Prof. William Brown menemui saintis muslim itu untuk membincangkan tentang agama yang dibawa oleh seorang Nabi yang ummi sebelum 1400 tahun lalu tentang fenomena ini. Maka saintis tersebut pun menerangkan kepadanya tentang Islam, setelah itu ia menghadiahkan alQur’an dan terjemahannya kepada professor tersebut.
Selang beberapa hari selepas itu, ketika professor William mengadakan ceramah di universiti Carnich Miloun, beliau mengatakan: “Dalam hidupku, aku belum pernah menemui fenomena seperti ini selama 30 tahun berkecimpung dalam pekerjaan ini, di mana tidak ada seorang pun dari para pengkaji yang melakukan kajian yang mampu menafsirkan makna sebenar dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah aku berjumpa kejadian alam yang satu-satunya tafsir yang boleh kita dapati adalah didalam alQur’an. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan, “ Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq melainkan Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya”.
P
rofessor ini telah mengumumkan Islam nya di hadapan para hadirin .

Dipetik dari Majalah QIBLATI edisi no. 11 tahun 2006/1427 H