Sunday, 20 January 2019

Bulan, Bintang dan Matahari ... antara tanda kekuasaan Allah


Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (iaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. [Ali ‘Imran: 190-191].

Yang dimaksudkan dengan merenungi ayat-ayat Allah, ialah melihatnya, merenungi manfaat-manfaatnya, sehingga menghasilkan sebuah keyakinan yang mendalam bahawa hanya Allah Azza wa Jalla sahaja  satu-satunya dzat yang menciptakan semua itu. Dia-lah satu-satunya ilah yang berhak untuk disembah. Dia-lah satu-satunya ilah yang berhak ditakuti, ditaati, dan hanya Dia yang kita jadikan sebagai petunjuk, sebagai bukti keagungan dan kekuasaan-Nya. Dia tidak menciptakan semua itu dengan sia-sia.

Semasa anak-anak masih kecil dahulu, saya selalu bernyanyi bersama mereka nasyid Nurul Iman, di bawah. Ia adalah asas kepada aqidah orang Islam dalam bentuk kefahaman yang mudah.

Nurul Iman

Nurul Iman berdiri di tingkap
Memandang-mandang melihat-lihat

Ada awan di langit biru
terapung2 di atas bukit
tiada tiang tiada tali
namun jatuh tak sekali
namun jatuh tak sekali

ada burung terbang bebas
angin bersih bertiup lepas
ada pokok hijau menawan
bunga2an bermacam2

sungguh cantik
sungguh indah
sungguh besar kuasa Allah
jadikan itu jadikan ini
untuk makhlukNya yang disayangi

Nurul Iman berfikir-fikir
mesti bersyukur kepada Allah
keluar katanya dari bibir
Subhanallah Subhanallah



Berbalik kepada tajuk di atas, saya sangat suka mengalami dan melihat keindahan alam ketika matahari terbenam di waktu senja bermula dan matahari terbit selepas waktu fajar. Jika saya ke luar negara, saya sengaja mencari tempat dan waktu yang membolehkan kita menyaksikan detik berlakunya peralihan waktu siang dan malam ini. Saya juga suka melihat langit di waktu malam terutama ketika bulan penuh, terasa begitu indah sekali alam ciptaan Allah ini. Subhanallah ....

Saya selalu merakam detik-detik indah bersama alam ini jika terjumpa dan berksempatam. Namun dengan hanya menggunakan kamera dari talipon murah sahaja, gambar-gambar yang diambil tidaklah bermutu. Ianya lebih sebagai rekod penanda sebahagian daripada perjalanan kehidupan saya di alam ciptaan Allah yang luas terbentang, untuk dinikmati oleh kita sebagai manusia ciptaanNya juga.

Sunrise at Tangkak highway - 6 Feb 2019
Sunset at Tanah Lot Bali Indonesia - 29 Okt 2018
Sunrise at Bali Strait, Lovina beach, Bali Indonesia- 1 Nov 2018
Sunset at Ao Nang beach, Krabi Thailand - 20 Mac 2018
Sunset at Kuala Perlis, Perlis Malaysia - 10 Feb 2018
Sunset at Batu Gajah, Perak Malaysia - 17 Nov 2018
Langit di waktu senja di Lebuhraya Utara-Selatan - 21 Okt 2018
Bulan di siang hari di Teluk Intan Perak - 24 Ogos 2018
Bulan penuh di Kempas Johor Malaysia - 2 Mac 2018
Bulan penuh (bulat paling kecil) di
 Nicosia Cyprus Utara - 28 Jun 2018
Gerhana bulan penuh di Pt Raja, Batu Pahat 
Johor Malaysia - 31 Jan 2018
Selain daripada menghayati keindahan bulan dan matahari yang bergerak mengikut kehendak Allah, saya juga suka memerhati fenomena-fenomena alam yang terhasil dari kehadiran dan pergerakan kedua-dua makhluk Allah ini seperti awan dan pelangi.

Awan kumulus di ruang udara Krabi Thailand - 19 Mac 2018
Langit yang cerah berhias awan yang indah
 Awan kumulus yang terapung di langit yang cerah akan kelihatan seperti gula kapas yang manis yang bergumpal-gumpal cantik. Awan akan kelihatan berwarna putih ketika cuaca cerah, dan akan bertukar gelap atau hitam ketika mendung, seperti akan hujan, yang selalu kita sebut pokok hujan. 

Proses terbentuknya awan sendiri diawali dengan turunnya hujan. Kemudian cahaya matahari yang sampai  ke permukaan bumi akan diserap oleh tanah, diserap oleh tumbuhan sebagai bahan pembentuk makanannya, memanaskan sungai, tasik, laut, parit dan lain-lain, sehingga menyebabkan air mengewap. Wap air naik ke udara dan mengewap menjadi titik-titik air, seterusnya menjadi awan.

Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan mengewap dan lenyaplah awan itu. Inilah yang menyebabkan awan itu selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti mengewap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan.
Pelangi di Batu Pahat Johor Malaysia - 17 Feb 2019
Pelangi merupakan fenomena optik dan meteorologi yang menghasilkan spektrum cahaya (hampir) selanjar di langit apabila matahari bersinar semasa hujan turun. Ia merupakan satu lengkung yang berwarna-warni dengan warna merah di lengkung paling luar dan ungu di lengkung paling dalam. Mengikut urutan, warnanya ialah merah, jingga, kuning, hijau, biru, indigo dan ungu.

Pelangi dihasilkan apabila cahaya terbias melalui titik air di udara. Sebab itulah pelangi selalu dapat dilihat selepas hujan. Ia berbentuk melengkung (bulat) kerana titisan air di udara berbentuk bulat atau sfera. Namun biasanya bahagian bawah pelangi itu "terlindung" oleh bumi. Fenomena pelangi ini juga boleh dilihat dengan membelakangi matahari dan menyembur air pada hari yang cerah.

Banyak lagi fenomena alam yang menakjubkan di dunia ini, yang boleh kita hayati dan merasai kebesaran penciptanya, Allah Azza wa Jalla. Banyakkan  tadabbur alam serta mengingati penciptanya, agar kita menjadi manusia yang bersyukur. Jom kita hayati beberapa ayat dari surah ar-Rahman yang banyak menyebut tentang kekuasaan  dan nikmat Allah kepada manusia dan makhluknya yang lain.

رَبُّ الْمَشْرِقَيْنِ وَرَبُّ الْمَغْرِبَيْنِ ﴿١٧
Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya (17)

فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ﴿١٨
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (18)

Tafsir Quran - Quraish Shihab (http://id.noblequran.org)


Tuhan yang memelihara dua tempat terbitnya matahari, pada musim panas dan musim dingin, dan Tuhan yang memelihara dua tempat terbenamnya matahari pada kedua musim tersebut. (1) (1) Yang dimaksud ayat ini, bisa jadi, adalah dua tempat terbit dan terbenamnya matahari dan bulan. Dengan demikian, ayat ini menunjuk kepada adanya gejala siang dan malam yang juga terdapat pada surat al-Qashash ayat 71, 72 dan 73. Tetapi, bisa jadi juga, yang dimaksudkan dalam ayat ini hanya matahari saja, karena matahari merupakan sumber kehidupan di planet bumi ini. Dengan demikian, ayat ini menunjukkan adanya dua tempat terbit dan terbenamnya matahari, yaitu pada musim dingin dan musim panas. Pendapat ini dianut oleh kebanyakan ahli tafsir. Fenomena terbit dan terbenamnya matahari di dua tempat ini disebabkan oleh kecondongan garis edar bumi selama mengedari matahari sekitar 523,5 derajat. Oleh karena itu belahan utara bumi condong ke arah matahari pada musim panas yang mengakibatkan siang menjadi lebih panjang daripada malam. Dan begitu seterusnya hingga mencapai puncaknya, yaitu ketika matahari terbit dan terbenam di ujung sebelah utara dari garis bujur timur dan barat. Setelah itu kembali sedikit demi sedikit dari hari ke hari hingga mencapai garis lurus pada musim gugur. Belahan utara bumi ini kemudian mulai berpaling meninggalkan arah matahari yang mengakibatkan malam menjadi lebih panjang daripada siang. Begitu seterusnya, matahari terus bergeser ke arah selatan sampai pada titik paling selatan pada musim dingin. Setelah itu matahari bergeser lagi ke arah utara sedikit demi sedikit, hari demi hari hingga mencapai garis bujur timur dan barat pada musim semi. Peredaran yang demikian ini berlaku pula di belahan bumi sebelah selatan. Perbedaannya terletak pada geraknya yang berlawanan. Peredaran yang sedemikian teraturnya itu tentu saja mengandung hikmah dan manfaat yang besar bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Contohnya, sebagai akibat dari perputaran itu, terdapat apa yang kita kenal dengan empat musim yang pada gilirannya memiliki kekhususan sendiri-sendiri (seperti musim tanam, musim panen, dan sebagainya) sehingga memberikan kemudahan kepada manusia, hewan dan tumbuh- tumbuhan dalam beraktifitas.

Salji di pergunungan Sierra Nevada Sepanyol - April 2006
Fenomena ini berlaku biasanya pada musim sejuk dan di tanah tinggi
Semoga saya bertemu dengan fenomena alam yang lain di masa akan datang, insya Allah. 

Monday, 7 January 2019

DKI Jakarta - The Big Durian

Ini adalah catatan untuk lawatan 2 tahun lepas (2016). Kami ke Bandung terlebih dahulu sebelum ke Jakarta untuk beberapa hari. Dari Bandung kami menaiki bas mini. Lebih kurang jam 12.30 pagi baharu kami tiba di hotel penginapan kami di Jakarta, setelah hampir lima setengah jam perjalanan. Sebenarnya hotel kami bukan berada di pusat bandar Jakarta tetapi di Selatan Tangerang, lebih kurang sejam lebih perjalanan lagi ke sini. Perjalanan kami ke sini  adalah atas urusan kerja. Suami ada seminar yang berlangsung di hotel ini dari 2-4 Oktober.
Hotel Santika Primiere bersebelahan dengan  ICE
(Indonesian Convention Exhibition - yang terbesar di Indonesia)
Yaa .... inilah hotel kami .... tengahari 2 Okt 2016
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu negara dan kota terbesar di Indonesia. Jakarta terletak di pesisir bahagian barat laut Pulau Jawa. Ia pernah dikenali dengan beberapa nama, di antaranya Sunda Kelapa, Jayakarta, dan Batavia. Bagi orang luar dari Indonesia, Jakarta lebih dikenali dengan nama jolokan The Big Durian kerana dianggap kota yang setanding New York City (Big Apple) di Indonesia.
Kedudukan Jakarta di Pulau Jawa
Jakarta, terletak di dataran rendah pada ketinggian rata-rata 8 meter dpl. Keadaan ini menyebabkan Jakarta sering dilanda banjir. Sebelah selatan Jakarta merupakan daerah pegunungan dengan curahan hujan yang tinggi. Jakarta disaliri oleh 13 sungai yang semuanya bermuara ke Teluk Jakarta. Sungai yang terpenting ialah Ciliwung, yang membelah kota menjadi dua. Jakarta memiliki suhu udara yang panas dan kering atau beriklim tropika, yang sangat berbeza dari cuaca di Bandung!

Semenjak dimasyhurkan sebagai ibu kota pada 1961, penduduk Jakarta bertambah dengan sangat pesat akibat keperluan tenaga kerja mengurus-tadbir yang hampir semuanya berpusat di Jakarta. Dalam jangka waktu 5 tahun sahaja, jumlah  penduduknya berlipat lebih dari dua kali ganda. Situasi ini menyebabkan beberapa tindakan diambil oleh pemerintah bagi menyekat kelajuan pertambahan penduduk tetapi tidak berjaya. Hingga ke hari ini Jakarta masih terus bergelut dengan masalah-masalah yang terjadi akibat kepadatan penduduk, seperti banjir, kesesakan, serta kemudahan pengangkutan umum yang tidak mencukupi.

Hari pertama di Jakarta kami telah ke pusat kota selepas Zohor dengan menaiki Grab car. Kami terus ke pasar Tanah Abang, yang dikatakan pasar terbesar di Asia Tenggara. Kami bukan hendak 'bershopping' sakan di sini😀tetapi hanya berjalan-jalan sambil melihat keadaan pasar yang sangat terkenal ini. Kami sempat makan tengahari di sini dan membeli-belah sedikit. Sebahagian kedainya sudah mula mengemas kerana ada yang tutup seawal jam 4 atau 5 petang. Barang dagangannya lebih kurang sama yang terdapat di Pasar Baru Bandung tetapi dalam kawasan yang lebih luas.
Pasar Tanah Abang
Petikan dari jakarta-tourism.go.id
Pasar Tanah Abang dulu disebut Pasar Sabtu karena hanya buka setiap Sabtu. Pasar yang kini jadi pusat jual-beli barang tekstil itu didirikan Yustinus Vinck pada 30 Agustus 1735. Pasar itu sempat diporak-porandakan dalam tragedi Chineezenmoord tahun 1740.

Tahun 1881, Pasar Tanah Abang berangsur pulih. Pasar mulai dibuka dua hari, Sabtu dan Rabu.
Perputaran uang di pasar yang kini terletak di kawasan Jakarta Pusat itu kian meningkat. 
Pembangunan Stasiun Tanah Abang pun semakin membuat bisnis tekstil semakin menggeliat.

Pasar Tanah Abang akhirnya dibuka setiap hari, bangunan semi permanen telah berubah menjadi gedung-gedung bertingkat yang dapat menampung ratusan bahkan ribuan pedagang.



Bajai ... pangangkutan yang murah di Jakarta ... hanya 25k rupiah
Bajai-bajai menuju ke Monas ....  dari dalam bajai yang dinaiki
Dari sini kami naik bajai ke Monas, iaitu singkatan kepada Monumen Nasional, yang menjadi lambang Jakarta. Dengan bentuk yang khas dan kawasan persekitaran seluas 80 hektar, Monas juga berperanan penting sebagai ruang terbuka hijau di pusat Jakarta.

Monas dan kawasan sekitarnya dikenali dengan berbagai nama, silih berganti, dari Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Ia mulai dibina pada 17 Ogos 1961 dan dibuka untuk umum pada Julai 1975. Pembinaannya telah mendapat tentangan dari  berbagai pihak, terutama mahasiswa kerana ianya dianggap  satu pembaziran.

Tugu Monas ... 132 m tinggi
Pelataran cawan
Bentuk monas sering digandingkan dengan alu dan lesung, untuk menumbuk padi. Ukuran Monas pula melambangkan tanggal Kemerdekaan RI, 17 Ogos 1945 .... tinggi pelataran cawan dari dasar 17 meter. manakala rentang tinggi antara ruang museum sejarah ke dasar cawan adalah 8 meter (3 meter di bawah tanah ditambah 5 meter tangga menuju dasar cawan), dan luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45 x 45 meter.
Lidah api di puncak menara
Lidah api ini melambangkan semangat perjuangan rakyat Indonesia yang berkobar ketika melawan penjajah. Ketika dibina emas yang digunakan untuk melapisi lidah api mempunyai berat 35 kilogram. Namun pada tahun 1995, ketika Indonesia merayakan ulang tahun emas kemerdekaan yang ke-50 tahun, lapisan emasnya ditambah lagi hingga seberat 50 kilogram
Lapangan di sekitar menara Monas ... ptg 2 Okt 2016
... pemandangan dari atas cawan
Keretapi yang membawa pengunjung dari pintu masuk taman ke menara
dan sebaliknya .... kami tidak berjaya naik kerana terlau ramai yang menunggu
Menara Monas ini bukan saja sekadar tugu, malah menjadi tempat rekreasi  dan aktiviti yang menarik bagi warga Jakarta. Di bawah menara ini ada sebuah muzium sejarah berserta kemudahan-kemudahan yang lain seperti ruang solat dan bilik air. Kawasan hijau yang luas di luar pula sangat sesuai untuk aktiviti bersukan. Menara ini juga boleh dinaiki sehingga ke puncak. Namun pada hari lawatan kami aktiviti ini sudah ditutup ... mungkin kerana berada di luar waktunya, tetapi tiada pula kelihatan sebarang notis mengenainya.

Kawasan muzium di bawah menara

Salah satu bahan pameran yang terdapat di muzium
Monas bertukar rupa ...
Kami tinggalkan kawasan tugu Monas ketika hari sudah gelap .... Monas bercahaya pada waktu malam. Dari sini kami naik bajai lagi sekali menuju ke Pasar Baru Jakarta. Pasar ini juga merupakan salah satu pusat perdagangan tertua di Jakarta. Ia dibangun pada masa VOC (Verenigde Oost Indsche Company) yang berkuasa sekitar tahun 1820. Tahun pembinaan tersebut juga tertera di bawah tulisan “Passer Baroe” di pintu masuk. Dulu, Pasar Baru / Passer Baroe merupakan sebuah kawasan perbelanjaan elit warga ekspatriat kerana kedudukan pasar ini  yang berdekatan dengan penempatan mereka.
Pintu masuk Pasar Baru ....tertulis Passer Baroe 1820 
Keadaan di Pasar Baru ini bukanlah seperti yang saya bayangkan, seperti di Pasar Baru Bandung dan Pasar Tanah Abang Jakarta, di mana kedai-kedainya berada dalam bangunan besar. Sebaliknya, ia adalah pasar terbuka dengan deretan kedai-kedai yang menjual pelbagai jenis barang. Ketika kami berada di sini hari sudah gelap. Di samping kedai-kedai tetap yang masih membuka perniagaan mereka, ada juga peniaga yang membuka gerai-gerai di tepi jalan yang mana keadaannya seperti pasar malam.

Dari Pasar Baru kami ke Thamrin City Mall, juga dengan menaiki bajai. Kali ini tambangnya sebanyak 30k rupiah.Thamrin City atau Thamrin City Mall merupakan pusat beli-belah yang besar di Jakarta Pusat, yang berada lebih kurang 300 meter dari Pasar Tanah Abang. Thamrin City bukan sekadar tempat membeli-belah tetapi ia juga menempatkan apartmment, town house, hotel, bank dan lain-lain kemudahan. Tempat ini agak mewah untuk berbelanja😄tetapi kami ke sini untuk mencari makan, sebelum balik ke hotel.

Singgah makan di sini
... sudah tentu makan gado-gado😊
 Akhirnya kami pulang ke hotel dengan menaiki kereta Uber dengan tambang sebanyank Rp108k. Ini lawatan pertama (2 0kt 2016) ke pusat kota Jakarta. Lawatan kedua dibuat pada 4 Okt, sebelum penerbangan balik ke Malaysia. Lagi sekali kami menyewa kereta Grab untuk berjalan-jalan di kota Jakarta.

Saya dan suami sangat suka menziarah masjid di tempat-tempat yang kami lawati jika ada kesempatan. Begitu juga di Jakarta ini, kami tidak melepaskan peluang menziarahi masjid utamanya iaitu Masjid Istiqlal. Dengan keupayaannya menampung seramai 200.000 jamaah dalam satu masa, menjadikannya masjid yang terbesar di Asia Tenggara. Berdasarkan keluasan bangunan dan dataran, Masjid Istiqlal juga yang terbesar di Asia Tenggara dan keempat di dunia. Masjid ini diresmikan pada tahun 1978 untuk memperingati kemerdekaan Indonesia sebagai rasa syukur negara. Nama Istiqlal berasal dari bahasa Arab yang berarti 'kemerdekaan'.
Masjid Kemerdekaan
Jom masuk masjid! 


Tempat wuduk yang sangat selesa ... sangat suka dengan tempat
meletakkan kaki sambil membasuhnya
Kawasan dalam masjid yang sangat luas
Dewan solat utama
Bilik menyalin telekung ..... kemudahan yang disediakan sangat selesa
Tiada dinding atau langsir yang membataskan tempat
solat wanita dan lelaki .... hanya ada penanda
Pemandangan di kawasan luar masjid
Tempat kedua kami sempat lawat pada hari kedua ini ialah daerah Kota Tua atau Kota Lama.
Tempat ini merupakan kawasan penting pada masa penjajahan Belanda dahulu dan ia juga dikenali sebagai Batavia Lama. Kawasannya meliputi sebahagian wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat.

Di sini banyak terdapat bangunan-bangunan lama bersejarah yang berkonsepkan senibina Belanda. Dikatakan banyak daripadanya dalam keadaan terbiar  walaupun ada yang  berfungsi sebagai muzium, restoran, pejabat pos, kedai cenderamata dan pasar mini Indomaret. Selari dengan nostalgia kota lama, kebanyakan  muzium Jakarta terletak di sini, tetapi kami tidak masuk satu pun kerana kesuntukan masa. Kami hanya bercadang membuat lawatan singkat sahaja ke Kota Tua ini.

Jom jalan-jalan!


Di kawasan Kota Tua ini terdapat banyak bangunan-bangunan lama atau tua bersejarah seperti Toko Merah, Cafe Batavia, Menara Syahbandar, Pos Indonesia, Stesen Jakarta Kota, dan Jambatan Kota Intan.

Jom mengimbau kembali keindahan zaman lampau ..... 4 Okt 2016
Banyak terdapat kafe atau restoran di sini
Kafe Batavia - dibina sekitar 1830-an
Bangi Kopitiam
Muzium Fatahillah (Muzium Sejarah Jakarta) sedang dibaikpulih
...... lawatan pada pagi 4 Okt 2016
Apabila berada di kawasan ini, tempat tumpuan utama para pelancong, samada dalam atau luar negara, adalah Taman   Fatahillah atau Fatahillah Square. Ia merupakan pelataran dari bangunan Fatahillah yang menempatkan Muzium Sejarah Jakarta. Dulunya ia adalah Balai Kota Batavia, yang dibina pada 1710 dan hanya dijadikan muzium pada 1975.

Fatahillah (Arab: فتح الله) adalah tokoh yang dikenal mengusir Portugis dari pelabuhan perdagangan Sunda Kelapa dan memberi nama "Jayakarta" yang berarti Kota Kemenangan, yang kini menjadi kota Jakarta. Ia dikenali juga dengan nama Falatehan. Namanya diabadikan di banyak tempat, termasuklah Muzium Fatahillah.  
Muzium Wayang - awalnya sebuah gereja dan
 baru diresmikan sebagai museum pada 1975
Muzium Seni Rupa dan Keramik - dulunya gedung pengadilan tahun 1870.
 Di kawasan Kota Tua terdapat Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah, Museum Wayang, Museum Bahari, Museum Seni dan Keramik, Museum Mandiri dan Museum Bank Indonesia.
Pejabat Pos Jakarta Taman Fatahillah - senibina gaya Art Deco
Beroperasi sebagai pejabat pos sejak 1928 di Zaman Belanda
Gedung Jasindo - dibina pada 1912
Gedung Jasindo adalah bangunan bekas gedung NV West-Java Handel-Maatschappij (WEVA) atau Kantoorgeouwen West-Java Handel-Maatschappij, yang dibina pada tahun 1912. Gedung ini sekarang dimiliki oleh PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), namun sudah tidak dipergunakan lagi.
Gedung ini telah dibaikpulih dan sekarang kembali utuh dengan fasad atau muka bangunan yang dikembalikan seperti asajnya. Cuma tulisan WEVA yang dulu ada di dinding tingkat tiga sekarang diganti tulisan Gedoeng Jasindo. Tulisan gedungnya menggunakan ejaan lama di mana huruf 'u' ditulis dengan huruf 'oe'.

Stesen ini juga dikenali sebagai Stesen Beos - dibina pada 1870
Kawasan berhampiran
Kawasan Kota Tua tidak hanya berpusat di Taman Fatahillah dan muzium sahaja. Masih banyak tempat lain yang jarang diketahui sebagai sebahagian dari Kota Tua. Di sini juga terdapat "China Town" yang berpusat di kawasan Glodok. Tempat itu menyimpan sejarah pusat perniagaan masyarakat Cina dan tempat-tempat ibadat mereka. Selain itu ada masjid-masjid tua seperti Masjid Luar Batang, Masjid An–Nawier dan Masjid Langgar Tinggi.

Selain dari menikmati keindahan senibina bangunan-bangunan lama, di Kota Tua ini juga terdapat beberapa aktiviti menarik bagi para pengunjung. Di sepanjang pinggiran jalan terdapat berbagai-bagai bentuk perniagaan seperti  artis jalanan, berfoto bersama seniman jalanan dengan kostum yang beranika ragam dan  pedagang-pedagang kaki lima yang menjaja makanan dan beranika jenis barang lain.
Macam duduk atas angin😕
Seorang lagi orang ajaib😁.....
perlu bayar kalau ingin bergambar bersama mereka
Boleh mendapatkan khidmat pelukis jalanan
 untuk membuat potret dalam masa 3 minit
Suatu yang menonjol di Taman Fatahillah ini adalah deretan basikal berwarna-warni yang disewakan kepada pengunjung, lengkap bersama topi dengan warna yang sesuai dengan basikalnya.  Basikal yang digunakan adalah dari jenis basikal tua atau sepeda onthel dalam bahasa Indonesia.

Berbasikal pusing-pusing di Taman Fatahillah sambil berfoto
Sepeda Onthel disewa bersama topi
Deretan basikal tua atau sepeda onthel
dengan berbagai warna menarik untuk disewa
Kami cuba mencari cenderahati yang boleh dibawa balik ke Malysia di sini tetapi tidak berjumpa yang sesuai. Jadi kami ke Lenggang Jakarta pula untuk mencarinya sebelum pulang ke Malaysia.

Lenggang Jakarta
 Lenggang Jakarta adalah kawasan 'food court' di daerah Monas, tepatnya di Jalan Merdeka Selatan, yang dahulunya lebih dikenali dengan nama Parkir IRTI Monas. Ia baru dibuka pada Mei 2015.Tempat ini menampung pedagang kecil dan pedagang kaki lima yang dahulunya berkeliaran di sekitar Monas. Tempat ini dilengkapi kemudahan seperti mesin vending minuman, tandas, tandas OKU, wifi percuma dan 350 gerai termasuk makanan dan cenderahati. Ya, akhirnya kami jumpa suvenir untuk dibawa pulang dengan harga yang sangat murah, alhamdulillah .....