Showing posts with label religion. Show all posts
Showing posts with label religion. Show all posts

Sunday 20 January 2019

Bulan, Bintang dan Matahari ... antara tanda kekuasaan Allah


Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (iaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. [Ali ‘Imran: 190-191].

Yang dimaksudkan dengan merenungi ayat-ayat Allah, ialah melihatnya, merenungi manfaat-manfaatnya, sehingga menghasilkan sebuah keyakinan yang mendalam bahawa hanya Allah Azza wa Jalla sahaja  satu-satunya dzat yang menciptakan semua itu. Dia-lah satu-satunya ilah yang berhak untuk disembah. Dia-lah satu-satunya ilah yang berhak ditakuti, ditaati, dan hanya Dia yang kita jadikan sebagai petunjuk, sebagai bukti keagungan dan kekuasaan-Nya. Dia tidak menciptakan semua itu dengan sia-sia.

Semasa anak-anak masih kecil dahulu, saya selalu bernyanyi bersama mereka nasyid Nurul Iman, di bawah. Ia adalah asas kepada aqidah orang Islam dalam bentuk kefahaman yang mudah.

Nurul Iman

Nurul Iman berdiri di tingkap
Memandang-mandang melihat-lihat

Ada awan di langit biru
terapung2 di atas bukit
tiada tiang tiada tali
namun jatuh tak sekali
namun jatuh tak sekali

ada burung terbang bebas
angin bersih bertiup lepas
ada pokok hijau menawan
bunga2an bermacam2

sungguh cantik
sungguh indah
sungguh besar kuasa Allah
jadikan itu jadikan ini
untuk makhlukNya yang disayangi

Nurul Iman berfikir-fikir
mesti bersyukur kepada Allah
keluar katanya dari bibir
Subhanallah Subhanallah



Berbalik kepada tajuk di atas, saya sangat suka mengalami dan melihat keindahan alam ketika matahari terbenam di waktu senja bermula dan matahari terbit selepas waktu fajar. Jika saya ke luar negara, saya sengaja mencari tempat dan waktu yang membolehkan kita menyaksikan detik berlakunya peralihan waktu siang dan malam ini. Saya juga suka melihat langit di waktu malam terutama ketika bulan penuh, terasa begitu indah sekali alam ciptaan Allah ini. Subhanallah ....

Saya selalu merakam detik-detik indah bersama alam ini jika terjumpa dan berksempatam. Namun dengan hanya menggunakan kamera dari talipon murah sahaja, gambar-gambar yang diambil tidaklah bermutu. Ianya lebih sebagai rekod penanda sebahagian daripada perjalanan kehidupan saya di alam ciptaan Allah yang luas terbentang, untuk dinikmati oleh kita sebagai manusia ciptaanNya juga.

Sunrise at Tangkak highway - 6 Feb 2019
Sunset at Tanah Lot Bali Indonesia - 29 Okt 2018
Sunrise at Bali Strait, Lovina beach, Bali Indonesia- 1 Nov 2018
Sunset at Ao Nang beach, Krabi Thailand - 20 Mac 2018
Sunset at Kuala Perlis, Perlis Malaysia - 10 Feb 2018
Sunset at Batu Gajah, Perak Malaysia - 17 Nov 2018
Langit di waktu senja di Lebuhraya Utara-Selatan - 21 Okt 2018
Bulan di siang hari di Teluk Intan Perak - 24 Ogos 2018
Bulan penuh di Kempas Johor Malaysia - 2 Mac 2018
Bulan penuh (bulat paling kecil) di
 Nicosia Cyprus Utara - 28 Jun 2018
Gerhana bulan penuh di Pt Raja, Batu Pahat 
Johor Malaysia - 31 Jan 2018
Selain daripada menghayati keindahan bulan dan matahari yang bergerak mengikut kehendak Allah, saya juga suka memerhati fenomena-fenomena alam yang terhasil dari kehadiran dan pergerakan kedua-dua makhluk Allah ini seperti awan dan pelangi.

Awan kumulus di ruang udara Krabi Thailand - 19 Mac 2018
Langit yang cerah berhias awan yang indah
 Awan kumulus yang terapung di langit yang cerah akan kelihatan seperti gula kapas yang manis yang bergumpal-gumpal cantik. Awan akan kelihatan berwarna putih ketika cuaca cerah, dan akan bertukar gelap atau hitam ketika mendung, seperti akan hujan, yang selalu kita sebut pokok hujan. 

Proses terbentuknya awan sendiri diawali dengan turunnya hujan. Kemudian cahaya matahari yang sampai  ke permukaan bumi akan diserap oleh tanah, diserap oleh tumbuhan sebagai bahan pembentuk makanannya, memanaskan sungai, tasik, laut, parit dan lain-lain, sehingga menyebabkan air mengewap. Wap air naik ke udara dan mengewap menjadi titik-titik air, seterusnya menjadi awan.

Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan mengewap dan lenyaplah awan itu. Inilah yang menyebabkan awan itu selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti mengewap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan.
Pelangi di Batu Pahat Johor Malaysia - 17 Feb 2019
Pelangi merupakan fenomena optik dan meteorologi yang menghasilkan spektrum cahaya (hampir) selanjar di langit apabila matahari bersinar semasa hujan turun. Ia merupakan satu lengkung yang berwarna-warni dengan warna merah di lengkung paling luar dan ungu di lengkung paling dalam. Mengikut urutan, warnanya ialah merah, jingga, kuning, hijau, biru, indigo dan ungu.

Pelangi dihasilkan apabila cahaya terbias melalui titik air di udara. Sebab itulah pelangi selalu dapat dilihat selepas hujan. Ia berbentuk melengkung (bulat) kerana titisan air di udara berbentuk bulat atau sfera. Namun biasanya bahagian bawah pelangi itu "terlindung" oleh bumi. Fenomena pelangi ini juga boleh dilihat dengan membelakangi matahari dan menyembur air pada hari yang cerah.

Banyak lagi fenomena alam yang menakjubkan di dunia ini, yang boleh kita hayati dan merasai kebesaran penciptanya, Allah Azza wa Jalla. Banyakkan  tadabbur alam serta mengingati penciptanya, agar kita menjadi manusia yang bersyukur. Jom kita hayati beberapa ayat dari surah ar-Rahman yang banyak menyebut tentang kekuasaan  dan nikmat Allah kepada manusia dan makhluknya yang lain.

رَبُّ الْمَشْرِقَيْنِ وَرَبُّ الْمَغْرِبَيْنِ ﴿١٧
Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya (17)

فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ﴿١٨
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (18)

Tafsir Quran - Quraish Shihab (http://id.noblequran.org)


Tuhan yang memelihara dua tempat terbitnya matahari, pada musim panas dan musim dingin, dan Tuhan yang memelihara dua tempat terbenamnya matahari pada kedua musim tersebut. (1) (1) Yang dimaksud ayat ini, bisa jadi, adalah dua tempat terbit dan terbenamnya matahari dan bulan. Dengan demikian, ayat ini menunjuk kepada adanya gejala siang dan malam yang juga terdapat pada surat al-Qashash ayat 71, 72 dan 73. Tetapi, bisa jadi juga, yang dimaksudkan dalam ayat ini hanya matahari saja, karena matahari merupakan sumber kehidupan di planet bumi ini. Dengan demikian, ayat ini menunjukkan adanya dua tempat terbit dan terbenamnya matahari, yaitu pada musim dingin dan musim panas. Pendapat ini dianut oleh kebanyakan ahli tafsir. Fenomena terbit dan terbenamnya matahari di dua tempat ini disebabkan oleh kecondongan garis edar bumi selama mengedari matahari sekitar 523,5 derajat. Oleh karena itu belahan utara bumi condong ke arah matahari pada musim panas yang mengakibatkan siang menjadi lebih panjang daripada malam. Dan begitu seterusnya hingga mencapai puncaknya, yaitu ketika matahari terbit dan terbenam di ujung sebelah utara dari garis bujur timur dan barat. Setelah itu kembali sedikit demi sedikit dari hari ke hari hingga mencapai garis lurus pada musim gugur. Belahan utara bumi ini kemudian mulai berpaling meninggalkan arah matahari yang mengakibatkan malam menjadi lebih panjang daripada siang. Begitu seterusnya, matahari terus bergeser ke arah selatan sampai pada titik paling selatan pada musim dingin. Setelah itu matahari bergeser lagi ke arah utara sedikit demi sedikit, hari demi hari hingga mencapai garis bujur timur dan barat pada musim semi. Peredaran yang demikian ini berlaku pula di belahan bumi sebelah selatan. Perbedaannya terletak pada geraknya yang berlawanan. Peredaran yang sedemikian teraturnya itu tentu saja mengandung hikmah dan manfaat yang besar bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Contohnya, sebagai akibat dari perputaran itu, terdapat apa yang kita kenal dengan empat musim yang pada gilirannya memiliki kekhususan sendiri-sendiri (seperti musim tanam, musim panen, dan sebagainya) sehingga memberikan kemudahan kepada manusia, hewan dan tumbuh- tumbuhan dalam beraktifitas.

Salji di pergunungan Sierra Nevada Sepanyol - April 2006
Fenomena ini berlaku biasanya pada musim sejuk dan di tanah tinggi
Semoga saya bertemu dengan fenomena alam yang lain di masa akan datang, insya Allah. 

Monday 2 January 2017

Bekalan di Jalan Dakwah - Ringkasan




Buku “Bekalan Di Jalan Da’wah” membolehkan kita mendapatkan bekal apa yang diperlukan untuk mengharungi jalan yang menyampaikan kepada matlamat yang dicita-citakan - Allah adalah matlamat kita. Tiada sesuatu yang lain selain daripada Allah. Buku ini mengajak kita berberpuasa, bersembahyang, menunaikan haji dan berzakat, bukanlah untuk mencari hikmah di sebalik perintah menunaikan rukun-rukun Islam, tetapi tunduk dan patuh kepada arahan dari langit dan mentaati perintah Allah. Kita menunaikan rukun-rukun itu sepertimana yang diperintahkan sehingga kita merasai lazat dengan ketaatan dan perlaksanaan perintah Allah, dengan harapan Allah membuka kepada kita pintu-pintu hikmah yang dapat menambah ketenangan kepada kita.

Bekalan utama yang diperlukan oleh setiap pendakwah ialah keimanan dan ketaqwaan. Iman dan taqwa akan bertambah dengan suntikan iman dari wasilah-wasilah yang disebut di dalam buku ini.

Bekalan dan Wasilah

1. Perkara pertama yang kita perlukan di jalan da’wah ialah perasaan ma’iyatullah (merasakan diri sentiasa bersama Allah) dalam setiap langkah, gerak-geri dan diam bahkan pada setiap detik. Sesiapa yang Allah bersama dengannya, ia tidak akan kehilangan sesuatu pun. Sesiapa yang Allah tidak bersama dengannya, maka ia tidak mendapati melainkan kehilangan dan kesesatan. Allah Subhanahu wa Ta’ala menganugerahkan ma’iyatullah ini kepada mu’min yang bertaqwa dan ihsan. (Surah Al-Nahl: Ayat 127-128)

2. Di jalan dakwah ini kita sangatlah memerlukan nur Ilahi untuk menerangi jalan agar dapat direntasi dengan cara yang bijaksana tanpa ada kegelinciran di selekoh-selekoh yang menjauhkan atau halangan-halangan yang membantutkan perjalanan. Ini dapat dilaksanakan dengan bekalan taqwa dan iman. (Surah Al-Hadid: Ayat 28)

3, Di atas jalan dakwah ini juga amat perlu sekali kita merelakan diri untuk berjihad dan berkorban dengan seluruh apa yang dimiliki dari jiwa, harta, tenaga, fikiran dan waktu tanpa teragak-agak. Ianya tidak dapat dilakukan melainkan dengan bekalan iman yang menyebabkan diri seseorang itu lebih mengutamakan apa yang di sisi Allah dan menganggap segala yang mahal sebagai suatu yang murah di jalan Allah. (Surah At-Taubah: Ayat 111)

4. Di atas jalan dakwah, kita amat memerlukan kepada keteguhan dan ketetapan daripada Allah. Tetap dan teguh pendirian, agar tiada lagi rasa teragak-agak dan syak. Amalan dan kewajipan tidak lagi dijauhkan diabaikan sekalipun berat atau banyak. Allah SAW menganugerahkannya kepada orang yang beriman dan bertaqwa. (Surah Ibrahim: Ayat 27)

5. Di jalan dakwah kita amat memerlukan kepada sokongan ikatan ukhuwwah dan jalinan kasih-sayang kerana Allah, agar kerjasama dan kesefahaman untuk kepentingan dakwah terbentuk dengan mudah. Pertemuan yang dekat dan erat adalah dengan sebab kasih-sayang dan ukhuwah ini. Ketulusannya yang berterusan tidak dapat direalisasikan melainkan di antara mu’minin. (Surah At-Taubah: Ayat 71)

6. Di jalan da’wah setiap individu mestilah mengutamakan syari’at Allah pada perkataan dan amalan. Janganlah menyanggahi perintah Allah dan Rasulullah pada setiap keadaan. Dia mestilah berusaha bersunguh-sungguh untuk menyatukan saf dan tidak memecah-belahkannya. Tiada apa yang dapat membantunya untuk melakukan perkara ini melainkan iman yang benar, yang memelihara diri dari sebarang kecuaian dan kurang iltizam. (Surah Al-Ahzab: Ayat 36)

7. Di jalan da’wah kita memerlukan ilmu yang bermanfa’at yang semestinya dimiliki oleh penda’wah yang bijaksana. Tidak memadai dengan membanyakkan pembacaan sahaja, tetapi mestilah juga meningkatkan ketaqwaan dan keikhlasan kepada Allah, agar Allah Subhanahu wa Ta’ala melimpahkan ‘ilmu, hidayah dan taufiq daripadaNya. (Surah Al-Baqarah: Ayat 282).

8. Di jalan da’wah kita merasakan amat perlu kepada sokongan dan pertolongan daripada Allah, khususnya apabila kita menghadapi pelbagai jenis tipu daya dan serangan musuh-musuh Allah. (Surah Taha: Ayat 114)

9. Akhir sekali, kita mestilah sentiasa setia dengan janji. Tidak memungkirinya, tidak mengubahnya dan tidak menukar-gantinya, sehinggalah kita bertemu Allah dan kita masih berpegang-teguh dengannya. Keimanan dan ketaqwaan adalah bekalan terbaik yang menolong kita.
 (Surah Ali-’Imran: Ayat 76)

Allah telah menunjukkan kepada kita pelbagai wasilah dan sebab-musabab, agar kita menggunakannya untuk mendapatkan bekalan daripadaNya. Oleh kerana bekalan ini seperti bekalan-bekalan lain, boleh bertambah dan berkurangan bahkan kehabisan, kita mestilah bersungguh-sungguh memperbaharuinya, menambahnya dan menjaganya agar tidak berkurangan atau kehabisan.

Antara wasilah-wasilah yang dianjurkan dalam buku ini:

Bekalan dari Al – Quran

➧ Antara wasilah yang terpenting, termudah, terkuat dan terbanyak

➧ Merupakan bekal yang sentiasa menolong dan tidak akan kehabisan.

➧ Di dalamnya terdapat beberapa jenis wasilah yang lain iaitu keilmuan, nur, hidayat, rahmat dan zikir.

➧ Wasilah yang paling afdal untuk mendapatkan bekalan iman dan taqwa kepada Allah

➧ Mentadabbur Al-Qur’an ketika membacanya

➧ Meletakkan keinginan yang utama dalam pembacaan Al-Qur’an iaitu untuk mengikut dan mengamalkan.

➧ Pembacaannya menambah iman dan tawakkal orang mukmin terhadap Allah -

(Surah Al-Anfal: Ayat 2)

➧ Al-Qur’an membimbing kita mentauhidkan Allah - kerana ia mendamaikan dan mententeramkan jiwa

➧ Al-Qur’an menyeru kita bertafakkur terhadap ciptaan Allah

– agar dapat mengenali sifat-sifat Allah yang melahirkan keinginan untuk mengagungkan, membesarkan dan menyucikan Allah Subhanahu wa Ta’ala

– agar dianugerahkan perasaan ma’iyatullah (merasakan diri sentiasa bersama Allah)

➧ Dalam Al-Qur’an terdapat arahan dan gesaan melakukan kebaikan dan berwaspada dari melakukan kejahatan dan menegahnya

➧ Di dalamnya terdapat peringatan terhadap hari akhirat dan kebangkitan, hisab dan pembalasan - galakan dan khabar gembira tentang syurga dan juga ancaman neraka


Kesimpulan

Secara keseluruhannya kita mendapati di dalam Al-Qur’an:

➧ segala kebaikan yang diperlukan insan untuk kebahagian dunia dan akhirat

➧ memeliharanya dan menyelamatkannya dari kesusahan, kecelakaan di dunia dan azab di akhirat

➧ terdapat di dalamnya unsur-unsur penting tarbiyyah yang membina keutuhan ‘aqidah dan menjana tenaga ke arah kebaikan




Bekalan dari bertafakkur

Kita sangat memerlukan kepada ma’rifatullah yang hakiki untuk membaiki hati dan mengubah keadaan agar keadaan uinat seluruhnya juga berubah. Di antara apa yang membekalkan kita dengan ma’rifat ini ialah bertafakkur terhadap ciptaan Allah dan tanda-tanda kekuasaanNya di alam semesta ini, serta mentadabbur nama-nama dan sifat-sifatNya. Kebanyakan ayat Al-Qur’an Al-Karim menggesa kita agar bertafakkur. (Surah Al-’Imran: Ayat 190-191)

1. Bertafakkur Terhadap Makhluk dan Tanda-tanda Kekuasaan Allah

Pada segala-galanya terdapat petanda yang menunjukkan kepada kekuasaanNya yang Maha Kuasa. Pada penciptaan alam semesta serta isinya ( bulan, bumi, matahari, langit, bintang, planet ,sungai, lautan dan lain-lain) tertera tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah.

Antara kebesaran Allah yang boleh menambahkan keimanan kita apabila kita bertafakkur mengenai tanda kekuasaan Allah ialah:.

➧ Pada sunnatullah (aturan Allah pada alam semesta)

➧ Pada kejadian manusia – aqal dan perkembangan janin

➧ Pada lapisan udara

➧ Alam zarah yang merupakan satu bahagian yang teramat kecil dari segala jenis ciptaan Allah.

➧ Alam lautan

➧ Alam tumbuhan dan serangga

➧ Alam haiwan, burung dan seumpamanya


2. Bertafakkur Terhadap Nikmat Allah

Al-Qur’an Al-Karim menyeru kita agar bertafakkur dan mengenali nikmat Allah yang tidak terhingga banyaknya. Amat penting sekali kita merenung, bertadabbur dan menghargai terhadap segala tanda-tanda kekuasaan Allah. Perlu juga disedari betapa cuainya kita dalam menunaikan kewajipan syukur dan kemestian menggunakan nikmat-nikmat ini untuk ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.

Antara nikmat-nikmat Allah yang patut kita syukuri ialah:

1. Nikmat Islam - nikmat yang terbesar dan teragung - (Surah Al-Ma’idah: Ayat 3) Agama inilah yang membekalkan kebahagiaan, keharmonian dan ketenangan di dunia, dan kejayaan, keni’matan dan keselamatan di akhirat.

2. Nikmat ukhuwah dan kasih-sayang yang terjalin kerana Allah adalah ikatan yang kuat dan tulus – termasuk nikmat besar yang dianugerahkan kepada mereka yang beriman

3. Nikmat-nikmat yang lebih kecil - kita juga perlu mensyukuri nikmat Allah yang lebih kecil yang dianugerahkan kepada kita.

➧ pendengaran dan penglihatan

➧ keupayaan bertutur

➧ nikmat aqal

➧ jasad manusia seperi tangan, jari, kaki dan Iain-lain anggota serta organ-organ di dalam jasad

➧ nikmat yang diperlukan oleh jasad seperti makanan, air, udara dan kepanasan, haiwan, tumbuhan, burung dan lain-lain

➧ nikmat isteri dan zuriat yang salih.


3. Bertafakkur Terhadap Perkara Ghaib Yang Dinantikan

Kita perlu memikirkan perkara ghaib yang akan datang kepada kita dan kesudahan jalan yang akan kita lalui. Ianya adalah suatu kemestian kerana ia merupakan masa hadapan dan kehidupan hakiki lagi abadi. Tafakkur ini akan memberikan pertimbangan yang hakiki terhadap perkara ghaib, lalu menggesa kita untuk beramal dan bersedia untuk menghadapi perkara ghaib. la adalah kesudahan kebahagiaan kita.

Kita bertafakkur pada beberapa peringkat alam ghaib yang menanti kita:

➧ Tempoh sebelum ajal - Kita tidak mengetahui jangka masa yang masih ada sebelum ajal. Setiap kali berpeluang melakukan kebaikan, janganlah menangguhkannya dan rebutlah peluang itu. Bersegeralah untuk bertaubat dan beristighfar sebelum ajal tiba.

➧.Peringkat kematian - Ia merupakan sempadan pemisah yang utama antara dua peringkat menuju alam ghaib yang dinantikan. Wajiblah kita sentiasa mengingati mati, dan bersiap-sedia untuk bertemu Allah. Jadikanlah mati ini di jalan Allah, bahkan jadikan ia impian engkau yang tertinggi. Bersungguh-sungguhlah untuk mengubah mati kita kepada kehidupan di alam lain.. yang menanti kita.

➧ Kubur dan kehidupan alam barzakh - Kita hendaklah senantiasa mengingati kehidupan di alam kubur Kita perlu menziarahi kubur ketika kita masih hidup sebelum kita menziarahinya sesudah mati. Tujuannya ialah untuk mengambil iktibar yang mendorong kita melakukan amal salih. Amalan salihlah yang menemani kita di dalam kubur. Ia juga menjadikan kubur sama ada satu daripada laman syurga atau lubang neraka..


4. Bertafakkur Terhadap Hari Akhirat

Kita mentadabbur apa yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan Sunnah berkenaan sifat dan perkara, peristiwa dan kejadian yang akan berlaku pada hari akhirat Kita boleh mengambil iktibar dari beberapa cirinya sebagai manhaj untuk tafakkur dan tadabbur yang menambahkan iman dan keperihatinan terhadap hari akhirat

Di antara ciri-ciri hari akhirat ialah:

➧Tiupan sangkakala - bermula dengan tiupan sangkakala yang pertama. Semua yang berada di langit dan bumi akan mati melainkan mereka yang dikehendaki Allah. Ditiup sang­kakala untuk kali ke dua - ketika itulah terjadinya kebangkitan semula.

➧ Pembentangan suratan amal, hisab dan mizan - dipersoalkan tentang perbuatan dan perkataan yang datang dari kamu sama ada besar atau kecil. Semua yang teraniaya dikembalikan haknya.

➧ Titian (sirat) - masa melintasi titian (sirat) yang diletakkan di atas neraka Jahannam

➧ Syafa’at - Allah SWT memuliakan mereka dengan menerima syafa’at yang la redai daripada para anbiya’, syuhada’ atau salihin

➧ Kolam Syurga - dikhususkan untuk Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam dan ummatnya.

➧ Neraka Jahannam

➧ Syurga dan nikmatnya

➧ Bekalan Ilmu yang mendorong keimanan.

➧ Bertafakkur mengenai tanda kekuasaan Allah dan ciptaan Allah menghasilkan ma’rifah kepada Allah - penambahan iman serta membesarkan dan menyucikanNya.

➧ Tanpa kelebihan dan rahmat daripada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita tidak berupaya melakukan sesuatupun.

➧ Mengingati kekuasaan Allah berulang-ulang - membantu kita sentiasa beringat-ingat - mengambil bekalan yang memelihara dan menolong kita di jalan dakwah.

➧ Sentiasa berusaha dapatkan keredaan Allah agar mendapat nikmat syurga dengan:

➧ Membanting tenaga di jalan Allah dan membela agamaNya

➧ Tabah menanggung segala apa yang merintang di jalan dakwah

➧ Mengingati kita agar membuat persediaan untuk menghadapi kepanasan neraka.

➧ Sentiasa bersyukur dengan nikmat yang diberi


Bekalan dari beribadah

Ibadat sembahyang, puasa, zakat dan haji dianggap sebagai sumber yang penting dan dinamik untuk menjadi bekalan di jalan da’wah. Ibadat adalah sumber bekalan utama yang berterusan dan sentiasa mengalami pembaharuan. lanya menyucikan jiwa, meninggikannya dari tarikan keduniaan, membantu mencmpuhi rintangan dan menjauhi segala pernyelewengan. Di sana juga terdapat ibadat yang sunat, yang jika ditunaikan, dapat menambah bekalan taqwa dan mendekatkan diri kepada Allah. Setiap ibadat mengandungi bekalan dan kesan yang berbeza dengan ibadat yang lain terhadap tarikan keduniaan.

Beberapa jenis bekalan di dalam ibadat serta faedahnya

1. Puasa - dianggap sebagai sumber yang penting dan dinamik untuk menjadi bekalan di jalan dakwah

➧ Orang yang berpuasa mendapat pakaian taqwa - perisai yang mempertahankan diri daripada kejahatan dan fitnah.

➧ la melapangkan diri dari bebanan kehidupan - menambah dan memperbaharui kecergasannya untuk menyambung semula perjalanan di jalan.

➧ Menjalinkan hubungan yang berterusanm - mendekatkan diri, khusyuk dan tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

➧ Menumpukan ketaatan dan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan zikir, sembahyang, doa, munajat, membaca Al-Qur’an, istighfar, taubat, dan menangis kerana takutkan Allah – bagi mereka yang beriktiqaf.

➧ Menghasilkan sifat ikhlas dan mengelokkan ingatan hati terhadap Allah Subhanahu wa Taala.

➧ Menghasilkan mujahadah terhadap keinginan nafsu dan jasad.

➧ Menghasilkan kesabaran

➧ Membentuk budi-pekerti yang lemah-lembut terhadap orang jahil.

➧ Mendidik hati mengasihani golongan miskin dan mereka yang memerlukan bantuan.

➧ Mengajar bagaimana seharusnya seorang mu’min bergembira dengan taufiq dan pertolongan daripada Allah - mengikhlaskan diri kepada Allah Subhanahu wa Taala.

➧ Mengukuhkan pengertian jama’ah di dalam diri - kaum Muslimin di seluruh dunia berpuasa pada bulan yang sama - perasaan kesatuan di antara kaum Muslimin

➧ Menghubungkan Muslim dengan alam semesta yang mengandungi bulan dan bintang – melihat anak bulan Ramadan dan anak bulan Syawal.

➧ Membiasakan Muslim mementingkan dan menepati masa - meneliti waktu imsak dan waktu berbuka.

➧ Memberikan kesan kesihatan yang baik kepada jasad.


2. Zakat - pengabdian dan pendekatan diri kepada Allah, ia juga menjadi bekalan ruh dan unsur tarbiyyah yang penting.

➧ Membiasakan dan melatih jiwa untuk mengalahkan rasa cinta dan bergantung dengan harta.

➧ Mengajar Muslim bahawa kadar rezeki seseorang yang tidak sama adalah ketentuan taqdir Allah.

➧ Mendidik jiwa agar mempercayai Allah secara mutlaq

➧ Mendorong manusia melabur harta pada apa yang bermanfaat terhadap kaum Muslimin

➧ Merasai apa yang ia berikan kepada orang miskin dan golongan yang memerlukan adalah hak tertentu yang Allah bahagikan kepada golongan fakir melalui tangannya


3. Haji - ibadah yang diwajibkan sekali seumur hidup – tidak seperti ibadah lain yang diperbaharui berulang-ulang,

➧ Satu perjalanan rabbaniyyah, perjalanan nuraniyyah, perjalan­an hati-hati dan juga roh menuju Yang Maha Penciptanya – tulus hanya kerana Allah.

➧ Hati terpusat kepada Allah, menghampirkan diri kepadanya, menambah bekalan dengan kelebihan, ihsan dan rahmat Tuhan.

➧ Bersabar menanggung beratnya perjalanan jihad fi sabilillah dalam rangka beribadah kepada Allah dan mendekatkan diri kepadaNya.

➧ Sebagai zakat bagi kesihatan kita - menyibukkan tubuh fizikal kita dengan ketaatan kepada Allah.

➧ Berkumpulnya jama’ah haji dari penjuru dunia merupakan kesempatan yang sangat baik untuk mengukuhkan ikatan di antara kaum Muslimin,

➧ Melahirkan sikap sedia berkorban masa, wang ringgit dan tenaga demi ketaatan kepada Allah

➧ Merenung dan mengambil pelbagai ibrah dan pengajaran dari peristiwa sejarah yang berlaku ketika melawat tempat-tempat bersejarah di Mekah dan Madinah


4. Solat - hubungan dengan Allah Subhanahu wa Taala.

➧ Mendekatkan dan menjinakkan diri kepada Allah.

➧ Merehatkan dan melapangkan kita dari tugasan dan bebanan kehidupan

➧ Merasai kerehatan, keamanan, taufiq dan ketenteraman.

➧ Melahirkan pengertian izzah.

➧ Pergerakkan salat memberikan faedah kesihatan kepada jasad orang yang menunaikannya.

➧ Membuat persediaan untuk solat - mendidik seorang Muslim agar menjaga kebersihan, kesucian dan perasaan yang harmoni.

➧ Melatih untuk menjaga waktu agar tidak leka dengan apa-apa perkara sekalipun sehingga berlalunya waktu solat tanpa disedari.

➧ Melatih diri Muslim untuk mengetahui haluan dan kedudukan geografi bagi Ka’bah.

➧ Melahirkan rasa kesatuan dan ikatan dengan saudara selslam - setiap Muslim di seluruh pelusuk bumi menghadap ke qiblat yang satu.

➧ Menyahut seruan salat - mengandungi mujahadah, menguatkan kemahuan dan keazaman, dan mengalahkan hawa nafsu yang tamak.

➧ Solat berimam – menimbulkan semangat patuh, berdisplin dan ketaatan di samping nasihat dan teguran terhadap kesalahan.

➧ Solat berjemaah - tiada rasa meninggi diri, dan tiada rasa takabbur - semuanya sama di hadapan Allah dalam satu saf.

➧ Solat di masjid – memberi peluang untuk berkenal-kenalan, menjalin perpaduan, bersatu, dan bantu-membantu - menjalinkan tautan dengan masjid


Selain daripada ibadat yang wajib, terdapat juga ibadat-ibadat yang sunat. Kita menunaikannya selepas ditunaikan yang amalan fardu. Ia dapat menambah bekalan, taqwa dan mendekatkan diri kepada Allah. Bekalan ini boleh diambil melalui amalan seperti,

Qiamullail - merupakan mujahadah untuk memperkuatkan tekad dan keazaman; mengalahkan syaitan, dan melatih jiwa untuk tunduk kepada Allah.
  • Melahirkan rasa ketulusan, kemurnian, keikhlasan pada Allah dan terbebasnya hati dari pengaruh riya’. 
  • Sebahagian amalan yang dapat dilakukan ketika bangun malam - berdiri, sujud, zikir, membaca tasbih, beristighfar, dan berdo’a. 
  • Bangun di waktu malam sebagai seorang hamba yang fakir dan lemah, tertunduk-tunduk mengetuk pintu TuhanNya Yang Maha Pemurah 

Zikir - (Surah Al-Ahzab: Ayat 41-42)
  • Berzikir kepadaNya di semua kesempatan dan waktu - ketika makan, minum, berpakaian, tidur, bangun, menuju tempat kerja, di tengah-tengah bekerja. 
  • Zikir dengan hati, mendahului yang lain - menyedari bahawa segala hal yang kita merasai terdapat pengawasan Allah dalam hal tersebut. 
  • Perlu untuk meraih berbagai kebaikan dan menghindari kejahatan. 
  • Zikir di waktu malam merupakan santapan rohani dan bekal bagi ruh serta hati 

Doa - Ia merupakan salah satu sumber terpenting bagi bekalan perjalanan dakwah.
  • Sumber seorang hamba berkehendak dan merasakan kekuasaan Allah serta keyakinan bahawa segala sesuatu berada dalam genggaman Allah 
  • Doa di waktu malam merupakan ‘ibadah yang paling menyenangkan dan yang paling afdal 

Bekalan dari berbagai wasilah

1. Sirah – merupakan bekalan terbaik di jalan da’wah

➧ Mengandungi nasihat, iktibar dan pengajaran yang sangat banyak

➧ Merupakan pelaksanaan Islam yang pertama dan sahih di dalam kehidupan manusia – dijadikan contoh dan panduan

➧ Mempelajari sirah dengan amalan, ikutan dan pengenalan yang mendalam terhadap apa sahaja pendirian dan peristiwa yang dialami oleh Rasulullah SAW

➧ Bekalan terpenting – 1. Kesediaan jiwa dan bekalan ruh 2. Mengatasi segala rintangan dan kesusahan


2. Mengikuti Sunnah - sumber yang kedua bagi syariat Islam - ia menjelaskan lagi Kitabullah yang mulia

➧ Merupakan pengajaran yang sangat diperlukan oleh kita - tidak ada kebaikan atau kejayaan kecuali dengan berpegang teguh terhadapnya dan Quran

➧ Merupakan contoh teladan yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW kepada kita melalui perkataan dan perbuatannya

➧ Terjemahan dalam bentuk amali terhadap apa yang terkandung dalam Al-Qur’an Al-Karim

➧ Mengikutinya dalam seluruh bidang kehidupan - menjadikan kita selalu hidup penuh sedar, benar- benar prihatin dan mendisiplinkan jiwa

➧ Keseluruhan sunnah Rasul adalah bekal yang dapat menghidupkan hati para pengikutnya - membawa mereka kepada darjat keimanan dan ketaqwaan yang tinggi

➧ Dengannya hati akan hidup - juga dapat menyihatkan dan menyegarkan tubuh zahir

➧ Membina peribadi Muslim - memiliki keimanan yang kuat, tekad dan kehendak yang kuat, fizikal yang teguh, akhlaq yang mulia

➧ Membantu kita melonggarkan tarikan-tarikan duniawi, tidak menyibukkan diri dengan kenikmatan dunia, tetapi memberi tumpuan kepada akhirat dan keredaan Allah


3. Jihad - kewajipan yang berlaku sampai hari kiamat dan merupakan puncak segala urusan.

➧ Ketika berada di arena jihad dan persiapan untuk jihad - ketinggian rohani dan terbebasnya diri dari daya tarikan dunia – bekalan terbaik

➧ Orang berjihad di jalan Allah selalu berupaya memerangi godaan syaitan yang menghalangnya untuk berjihad dengan berbagai godaan

➧ Terbebas dari faktor-faktor kelemahan seperti kelemahan kemahuan, kerisauan, kesedihan, tidak produktif, ketidakupayaan, malas, lemah semangat, pengecut, bakhil, kurang percaya diri, tidak merasa bangga dengan agama dan sebagainya.

➧ Berjihad meletakkan para mujahidin untuk saling mencintai, saling bersaudara dan saling merapatkan barisan di antara sesama mereka.

➧ Dapat memperkukuh ikatan di kalangan kaum Muslimin dan mendukung nilai-nilai ukhuwah Islam

➧ Mujahid dapat mengambil pengajaran yang sangat berharga dari pertempuran dan peperangan yang diikuti


4. Dakwah - merupakan kewajipan bagi setiap Muslimin dan Muslimat - tugas para Rasul

➧ Pendawah melaksanakan tugas kerana Allah - imannya akan selalu bertambah dan hatinya selalu berhubung dengan Allah

➧ Berdakwah secara langsung dapat mengingatkan pendakwah - mengambil pengajaran sebagaimana orang lain mengambil pengajaran dari apa yang telah disampaikan

➧ Pendakwah selalu berusaha menjadi teladan yang baik bagi golongan yang diserunya dalam segala kebaikan yang telah disampaikan

➧ Pendakwah betul-betul menghayati apa yang diucapkan – agar dapat mempengaruhi dan menambah keimanan mereka yang mendengar

➧ Pendakwah mengorbankan waktu, tenaga, harta dan tubuh badannya - jiwa agar ia bebas dari kemalasan, kebakhilan, kelemahan dan sifat pengecut

➧ Pendakwah perlu menambah ilmu pengetahuan serta membuat kajian untuk memudahkan tugas dakwahnya serta meninggalkan kesan

➧ Pendakwah sentiasa menghargai masa - perlu berdisiplin dalam menghadiri pertemuan - tidak mensia-siakan waktu mad’u dan tidak membuang masa dengan perbicaraan yang tidak berfaedah

➧ Para da’i di jalan Allah tidak boleh lemah semangat - gara-gara letih, payah, sakit, perjalanan yang panjang, banyak berjaga malam dan pengorbanan

➧ Da’i di jalan Allah melatih dirinya agar tidak terjangkit penyakit ghurur (terpedaya)

➧ Para pendakwah yang tulus menyedari bahawa kemampuannya berucap dengan orang ramai, hingga orang terpesona dengan ucapannya adalah kurniaan dari Allah, bukan kerana semata-mata kehebatan dan kecerdasannya.

➧ Para pendakwah yang banyak berkelana ke berbagai daerah yang berbeza-beza akan bertambah luas wawasannya tentang masyarakat Islam, keadaan setempat dan permasalahan yang melanda dunia Islam - sebaik-baik bekalan


5. Persahabatan Yang Salih - nikmat besar yang tidak dapat dibeli dengan wang atau kekayaan dunia, tetapi ia wujud dengan kurniaan dan kekuasaan Allah

➧ Allah menganugerahkan nimat ini hanya kepada orang-orang yang beriman

➧ Ikatan ‘aqidah Islam adalah ikatan yang paling kuat - merasakan kebahagiaan dan ketenangan jiwa apabila berkumpul di bawah panji ukhwah

➧ Hubungan ukhwah kerana Allah sangat penting bagi gerakan dakwah - persaudaraan antara orang-orang Ansar dan Muhajirin dalam sirah menjadi bukti

➧ Sahabat-sahabat yang salih, mereka tidak akan membiarkan saudaranya bersendirian dalam menghadapi syaitan yang sentiasa menggoda.

➧ Sahabat yang salih itu jika kita memandang-nya dapat mengingatkan kita pada Allah dan taat kepadaNya

➧ Merasa memiliki peranan yang penting dan bererti bila bersama saudara-saudaranya

➧ Orang mukmin itu adalah bersatu dengan mukmin yang lain, ibarat bangunan yang sebahagiannya menguatkan sebahagian yang lain

➧ Orang mukmin itu adalah cermin bagi saudaranya

➧ Sahabat yang salih dapat melipat-gandakan kemampuan dan potensi seseorang – sentiasa membantu saudaranya dalam aspek pemikiran dan tenaga

➧ Sahabat yang salih dapat menambahkan kebahagiaan seseorang - mereka turut serta dengan kegembiraannya dan berusaha meringankan kesusahan dan kepedihannya

➧ Memeperoleh bekalan rohani yang besar – apabila saudara-saudaranya mendoakan kebaikan untuknya dari jarak jauh - termasuk salah satu do’a yang dikabulkan

➧ Melahirkan persatuan dan perpaduan, kekuatan dan kebaikan bagi Islam dan kaum Muslimin

➧ Ianya merupakan sebaik-baik pembantu dan bekal dalam perjalanan dakwah


6. Amalan Solih - merupakan bukti bagi keimanan dan keimanan merupakan syarat mutlaq agar diterima amal salih

➧ Buah dari keimanan dan ketaqwaan - sumber bagi bekal taqwa dan keimanan - sebaik-baik bekal dalam perjalanan

➧ Iman dan amal salih membawa pengampunan dan pahala yang besar - (Surah Al-Fath: Ayat 29)

➧ Menjadi penyebab diterimanya taubat dan digantikan keburukan dengan kebaikan - (Surah Al-Furqan: Ayat 70)

➧ Medan bagi penerapan ‘ilmu yang kita baca dan yang kita dengar - dari medan teori khayalan menuju realiti kehidupan

➧ Bukti kemenangan bagi kecenderungan untuk baik dan lemahnya kecenderungan melakukan keburukan

➧ Dapat membersihkan jiwa, meningkatkan kualitinya, menyucikannya dari kehinaan dan kotoran, serta menghiasinya dengan akhlaq-akhlaq utama dan sifat-sifat mulia

➧ Beramal salih membuat kita selalu hidup bersama kemuliaan dan menghindari perkara-perkara yang tidak berharga.

➧ Menjadikan pelakunya contoh tauladan yang baik bagi orang lain

➧ Amal solih boleh membimbing orang yang tidak terpelajar dengan bentuk nyata, bukan dengan kata-kata.

➧ Merupakan medan bagi perlaksanaan perintah-perintah Allah

➧ Dapat mewujudkan perubahan dalam jiwa yang menjadi pintu kebaikan bagi umat ini - (Surah Al-Ra’d: Ayat 11)

➧ Memperolehi sifat prihatin terhadap waktu dan tidak akan membiarkan sebahagian waktunya berlalu begitu sahaja kecuali untuk amal yang bermanfaat

➧ Sarana yang baik untuk mendapatkan pahala akhirat - simpanan kebaikan Muslim adalah sekadar amal salih yang ia lakukan


Kesimpulannya

Bekalan di perjalanan dapat menjadikan pemiliknya sebagai pendokong pendakwah contoh yang memahami agamanya dengan sebenarnya dan menyeluruh; jauh dari kekeliruan atau penyimpangan; menyedari kewajipan-kewajipan yang telah ditetapkan oleh Islam untuknya; mengikhlaskan seluruh amal yang dilakukan hanya kepada Allah dan mencari redaNya; memahami tahap-tahap amal, sasaran, dan sarananya serta tidak menyalahinya; dan meyakini bahawa jihad adalah jalan yang di tempuh oleh para pendokong dakwah.

Tetap pada kebenaran dan dalam berjihad untuk mencapai tujuan, meskipun jalannya panjang dan memerlukan waktu yang lama, hingga bertemu Allah dalam keadaan seperti itu. Tulus pada dakwah serta jamaahnya. Terbebas dari prinsip selainnya dan dari berbagai peribadi atau tokoh. Thiqah (percaya) pada Tuhannya, dakwahnya, jamaahnya dan pemimpinnya. Kepercayaan yang tidak bercampur dengan kebimbangan dan keraguan. Iltizam dengan segala perintah selama tidak melakukan maksiat, dan melaksanakan kewajipan-kewajipan sebagai pendokong dakwah dengan tulus dan jujur.


Ringkasan oleh:
Sahara bt Mohamed Said
Batu Pahat 2016

Saturday 26 April 2014

Nikmat Sakit - Kafarah Dosa

Ada tiga perkara dalam kehidupan ini yang Allah beri pada kita dan kita tidak mampu menolaknya, iaitu sakit, tua dan mati. Ada orang yang bercita-cita hidup selama-lamanya dan ada pula yang ingin sentiasa kelihatan muda. Maka dicarilah jalan dan kaedah untuk mencapai cita-cita ini. Tidak kurang pula mereka yang mengamalkan mengambil pelbagai ubat-ubatan agar sentiasa sihat. Namun semua itu tidak dapat menolak takdir Allah SWT.

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ

 Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, ia pasti menemui kamu. 
(Al Jum’ah 62:8)

Hari ini sudah hampir seminggu saya mengalami "gangguan" urat saraf yang sangat menyakitkan. Keadaan bertambah rumit apabila ia melibatkan tangan kanan yang menjadi nadi dalam semua urusan rumahtangga dan urusan peribadi. Terasa begitu "helpless" kerana nak makan pun terpaksa guna tangan kiri. "Alahai.....masih ada lagi tangan sebelah! Cuba lihat mereka  yang tiada kedua-dua belah tangan....hemmm......".Hati kecil cuba memujuk.

 Ini bukanlah kali pertama Allah SWT menarik balik nikmat yang diberi untuk seketika. Saya pernah sakit urat saraf di pinggang yang menyebabkan saya tidak mampu berdiri dan berjalan tanpa rasa sakit selama sebulan. Saya juga pernah kehilangan nikmat pendengaran selama seminggu. Alhamduillah saya sangat bersyukur diberi peluang untuk merasai bagaimana hidup tanpa nikmat-nikmat tersebut. Saya juga bersyukur kerana Allah mencabut nikmat itu hanya untuk sementara waktu. Apabila dipulangkan terasa begitu nikmatnya anugerah Allah SWT.

Ramai di kalangan kita yang mengeluh apabila ditimpa sakit. Bagi orang yang banyak bersyukur dan bersabar dalam menghadapi kesakitan, ia akan memperoleh nikmat. Sakit juga boleh diibaratkan sebagai guru yang mengajar kita erti sabar dan tahu menghargai  waktu sihat..
Ada pepatah berkata: 
“Hanya orang yang miskin tahu nikmat kekayaan, hanya orang sakit tahu nikmat kesihatan dan hanya orang mati tahu nikmat kehidupan”
Bersungguh-sungguhlah melakukan ibadat pada waktu sihat, agar mendapat pahala yang sempurna ketika lemah dan sakit.                                                                                                                                     Dari Abu Musa Al-Asy‘ari ra, Rasulullah saw telah bersabda: Maksudnya: 
"Apabila seorang hamba sakit atau musafir, dituliskan (pahala kebajikan) seperti apa yang diamalkan sewaktu tidak bermusafir dalam keadaan sihat."                                                                    [Hadis riwayat Al-Bukhari: 2996]
Sebaik-baiknya apabila kita ditimpa musibah, hendaklah kita bersabar dan redha dengan ketentuan Ilahi dan menganggap ia sebagai ujian daripada Allah SWT ke atas hambanya.
Dari Suhaib ra, Rasulullah saw telah bersabda:

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ،
وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
[صحيح مسلم: 2999]

Maksudnya: "Pelik sekali keadaan orang yang beriman; semua urusannya baik, tidak berlaku sedemikian itu kecuali bagi orang mukmin, jika mendapat nikmat mereka akan bersyukur, maka syukur itu baik bagi mereka, jika ditimpa kesusahan pula, mereka bersabar, maka sabar itu baik bagi mereka."   [Hadis riwayat Muslim: 2999]
Jangan mengeluh apabila ditimpa sakit kerana sakit itu adalah kafarah                                             atau penghapus dosa.

Dari Abi Sa’id Al-Khudri ra dan Abu Hurairah ra, Rasulullah saw telah bersabda: Maksudnya:
 "Tiada seorang Muslim pun yang mengalami penderitaan, kesiksaan, kebimbangan, dukacita, kemelaratan atau kesedihan, walaupun hanya terkena satu tusukan duri, melainkan dihapuskan olah Allah (kerana kesusahan tersebut) sebahagian daripada kesalahannya.                                         [Hadis riwayat: Al-Bukhari: 1283, Muslim: 926]
Dari Abdillah bin Mas’ud ra, Rasulullah saw telah bersabda: Maksudnya: 
"Tiada seorang muslimin yang menanggung derita kesakitan atau yang selainnya, melainkan Allah menggugurkan dosanya sebagaimana gugurnya daun daripada pokoknya."                                   [Hadis riwayat: Al-Bukhari: 5647, Muslim: 2571] 
Musibah adalah tanda kecintaan Allah SWT kepada hamba-Nya
 Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud:

“Sesungguhnya besarnya pahala yang kita perolehi bergantung besarnya dugaan, dan Allah SWT apabila mencintai suatu kaum, maka Allah akan menguji mereka. Barang siapa yang redha, maka ia akan mendapatkan keredhaan-Nya dan barang siapa yang kesal terhadapnya, maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya.” - (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Justeru itu, janganlah disesali akan musibah yang dihadapi, malah seharusnya disyukuri. Dalam keadaan sakit, kita lebih mudah mengingati Allah, merasa kelemahan dan ketidakmampuan di hadapan-Nya. Bila kita sakit kita akan bersungguh-sungguh memohon perlindungan dan bantuan daripada Allah SWT.

Abdullah bin Umar ra berkata, di antara doa Rasulullah saw ialah:
للَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ، وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ، وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ، وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
 [مسلم: 2739]
Maksudnya: "Ya Allah, aku berlindung dengan-Mu daripada lenyapnya nikmat yang telah Engkau kurniakan, daripada terjejasnya kesihatan yang Engkau kurniakan, daripada bencana yang tidak disangka-sangka dan daripada segala bentuk kemurkaan-Mu"                                                        [Hadis riwayat Muslim: 2739]
Doa dan amalan ketika sakit:
“Letak tangan di tempat sakit kemudian baca: بِسْمِ اللهِ.“Bismillah” ( 3x ), dan baca doa di bawah ( 7x )
أَعُوْذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ، مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وأُحَاذِرُ
“Aku berlindung dengan Allah dan kekuasaanNya dari kejahatan yang aku dapati dan aku takuti”
 [HR: Muslim].



Versi video ini ditambah kalimah " bi-'izzatillahi " yang membawa maksud yang sama.

Wednesday 14 November 2012

Salahkah Menyambut Tahun Baru?


SABAN tahun kita melihat bagaimana Negara menyambut Tahun Baru dengan  rakyat berhimpun beramai-ramai untuk mengira detik 12 malam. Sambutan tahunan yang diadakan ini adalah tidak bermakna dan mengandungi aktiviti yang tidak berfaedah dan tersasar jauh dari budaya ketimuran yang mana akhirnya akan hanya mengundang kepada perlakuan sumbang dan keji para muda-mudi.
Sambutan tahun baru yang dirayakan dan dianjurkan setiap tahun  amat  tidak selaras dengan kehendak Islam serta menyimpang daripada budaya dan adat kesopanan orang timur. Adakah kita mahu dan rela muda-mudi bangsa melalai dan merosakkan diri mereka sendiri setiap kali tibanya tahun baru? Jadi, apakah cara terbaik  bagi umat Islam menyambut  Tahun Baru  mahupun Tahun Hijrah yang mampu meninggalkan kesan kepada kita?

Menyambut tahun baru dengan berpesta bunga api dan berhibur
Tidak kiralah sama ada menyambut Tahun Baru Miladiah (Tahun Baru) ataupun Tahun Hijrah (Awal Muharam), keduanya membawa satu penekanan iaitu setiap individu akan mengalami suatu proses penghijrahan dari satu tahun ke tahun yang berikutnya, sama ada  kita telah bersedia ataupun tidak, atau telah berjaya mencapai azam tahun lalu ataupun tidak.
Tahun baru sepatutnya disambut dengan azam; penghijrahan untuk memperbaiki  diri dan  kehidupan dengan merenung kepada pencapaian tahun lalu. Allah s.w.t. berfirman yang bermaksud:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
(surah al-Hashr: 18).
Penghijrahan yang hakiki di zaman ini adalah seperti yang disebut oleh Nabi dalam hadisnya yang bermaksud, daripada Abdullah bin Habsyi, Rasulullah s.a.w bersabda:
“Orang yang berhijrah ialah orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah.”
(Hadis riwayat Abu Dawud)
Perayaan Maal Hijrah yang disambut di seluruh negara sebenarnya bukan merupakan semangat yang dihayati tetapi hanyalah satu rutin sempena Muharram. Aktiviti-aktiviti yang menjurus kepada pemantapan aqidah sepatutnya menjadi agenda utama para pemimpin.
Pendekatan yang digunakan bagi menyambut  tahun baru seharusnya dikaji dengan lebih teliti bagi memastikan ia senantiasa berada di landasan agama dan budaya dan tidak hanya sekadar  sambutan yang melalaikan tanpa diterapkan di dalam sanubari rasa keinsafan dan semangat baru bagi  mengatasi  pencapaian lalu.
Rasa keinsafan dan semangat baru ini hanya dapat diisi oleh mereka yang sanggup serta dengan penuh kesungguhan untuk berubah, kerana Allah s.w.t tidak akan mengubah nasib hamba-hamba-Nya jika mereka sendiri tidak mempunyai semangat dan iltizam untuk berubah. Dengan semangat sedemikian, nescaya perubahan yang dibawa, akan memberi makna yang besar bukan sahaja kepada diri, tetapi juga keluarga, bangsa, agama dan negara tercinta.
Apakah kita langsung tidak boleh mengadakan sebarang majlis pada awal tahun hijrah? (jawapan Dr. Mohd Asri Zainul Abidin)
Jawapan: Sambutan Hijrah ini tidak boleh dibuat atas asas ianya amalan khas agama ini, kerana kepercayaan sedemikian boleh membawa kepada mengada-adakan perkara yang tidak dilakukan oleh Nabi s.a.w. dalam soal ibadah atau menokok tambah agama, sedangkan baginda bersabda:
“Sesiapa yang mengada-adakan perkara baru dalam urusan agama ini maka dia tertolak”
( Riwayat Muslim )
Namun majlis mengingatkan rakyat tentang tahun baru ini , pada pandangan saya,  boleh diadakan atas adat negeri atau bangsa dengan tujuan mengingatkan rakyat tentang tarikh baru sesuatu tahun. Ini membolehkan mereka merancang aktiviti dan menimbulkan semangat kesepakatan serta kesungguhan. Perhimpunan menggerakkan semangat pencapaian dan kerja adalah urusan kehidupan yang dibolehkan syarak selagi tiada dalil tentang keharamannya. Ia bukan ibadah khusus. Di samping itu, seperti mana apabila kita melintasi sesuatu tempat atau negeri kita menyebut tentang sejarahnya. Demikian juga apabila kita melintasi sesuatu tarikh kita di bolehkan menyebut tentang sejarahnya, sebagai satu pengajaran dan proses pembelajaran.  Namun ibadah yang khusus sempena tarikh berkenaan tidak boleh dilakukan melainkan terdapat dalil yang sabit daripada baginda Nabi s.a.w.
Marilah sama-sama kita menyambut kedatangan bulan Muharram dengan berlumba-lumba mengerjakan amal kebajikan agar  kita memperolehi kebahgiaan yang hakiki. Kita mengisinya dengan tafakur, tasyakur, muhasabah, zikir, dan takhthit (perancangan).

Monday 12 November 2012

Doa Awal dan Akhir Tahun – amalan bidaah atau sunnah?


MENJADI kelaziman bagi sebahagian besar umat Islam di Malaysia, apabila berakhir bulan Zulhijjah, mereka melakukan satu upacara doa yang dikenali dengan ‘Doa Awal dan Akhir Tahun’. Ia dibaca selepas waktu Asar, atau sebelum Maghrib pada hari terakhir bulan Zulhijjah. Lafaz doanya ‘disunatkan’ dibaca sebanyak tiga kali, dan dikatakan fadhilat doa ini ialah apabila dibaca, maka syaitan akan berkata, “Kesusahan bagiku, dan sia-sialah pekerjaanku menggoda anak Adam pada setahun ini dan Allah binasakan aku satu saat jua”. Disebut juga, dengan membaca doa ini Allah akan mengampunkan dosanya setahun.
Begitu besarnya kelebihan yang disebut-sebut tentang doa awal dan akhir tahun ini. Maka tidak hairanlah ramai yang
mempercayainya dengan harapan memperolehi kelebihan itu; sehingga di sesetengah sekolah, asrama, atau pejabat-pejabat, ia dibaca secara berkumpulan, dengan dipimpin oleh seorang ustaz selaku tekong dalam upacara doa tersebut dan diaminkan oleh jemaah. Begitu juga di surau-surau dan masjid-masjid tidak ketinggalan menganjurkan majlis—mallis khas bacaan doa ini.
Persoalannya: Adakah doa-doa khas awal tahun yang dibaca, atau majlis-majlis bacaan khusus sempena awal tahun itu berlaku pada zaman Rasulullah s.a.w?
Jawapan: Tidak pernah Rasulullah s.a.w. mengajar lafaz khusus doa bagi awal tahun baru hijrah atau akhir tahun. Apa tidaknya, penentuan tahun hijrah sebagai perkiraan kalender kita itupun ditetapkan oleh Amirul Mukminin ‘Umar Ibn al-Khattab, bagi memudahkan urusan pentadbiran kaum muslimin. Namun secara umum seseorang boleh berdoa dengan apa-apa lafaz dan untuk apa-apa hajat sekalipun, selagi mana ia tidak menyanggahi syarak, termasuklah hajat agar tahun yang dimasuki tersebut dilimpahkan kebaikan. Adapun majlis-majlis khusus untuk doa atau zikir khas bagi tahun baru tidak pernah diajar Nabi s.a.w, juga para sahabah baginda. Bahkan Amirul Mukminin Umar bin al-Khattab yang memulakan perkiraan tahun Islam  dengan tahun berlakunya hijrah Nabi s.a.w. itupun tidak pernah mengadakan majlis ibadah khusus yang seperti itu. Tidaklah kita ini lebih tahu mengenai hal ehwal ibadah melebihi Nabi s.a.w. Sebaik-baik petunjuk itu adalah petunjuk Rasulullah s.a.w.
( Ini adalah jawapan daripada Dr. Mohd Asri bin Zainul Abidin apabila diajukan soalan ini.)
Syeikh Bakr Abu Zaid (rahimahullah) menyebut satu kaedah dalam amalan doa, iaitu:
“Setiap orang yang mengada-ngadakan sesuatu dalam urusan ibadah seperti doa dan zikir dalam bentuk yang ditetapkan dengan menganggap ia adalah satu sunnah, sedangkan ia bukan daripadanya, maka dia dihukum berdosa.”
Mungkin ada di kalangan kita yang menganggap ini perkara kecil, tetapi ingatlah kata-kata Imam al-Barbahari,
“Dan awaslah kamu daripada perkara-perkara kecil yang diada-adakan, kerana bidaah-bidaah kecil akan berulang hingga ia menjadi besar”.
Ibn Taimiyyah pula mengatakan,
“Bidaah-bidaah pada permulaannya hanya sejengkal. Kemudian ia bercambah di kalangan pengikut-pengikut, hingga menjadi beberapa hasta, beberapa batu dan beberapa farsakh“. (Satu farsakh bersamaan 3 batu).
Beberapa amalan yang boleh menghapuskan dosa-dosa lepas:
1. Puasa pada Yaumul ‘Asyuro, yaitu tanggal 10 Muharram, sepertimana sabda Rasullah s.a.w. yang bermaksud: “Aku berharap kepada Allah, dengan puasa Asyura ini dapat menghapus dosa selama setahun sebelumnya.” (HR Bukhari dan Muslim).
2. Puasa Arafah pada 9 Zulhijjah. Hukumnya sunnah mu’akkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi mereka yang tidak menunaikan ibadah haji. Rasulullah s.a.w.bersabda:
“Puasa pada hari Arafah, aku berharap kepada Allah menjadi penghapus (dosa) setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya.”
(HR. Muslim).
Dalam hadis lain,      “Tidak ada hari-hari yang amal soleh didalamnya lebih Allah cintai kecuali pada hari ini, iaitu: 10 hari bulan Zulhijjah, mereka berkata:  Apakah jihad fisabilillah tidak lebih utama dari itu?, beliau bersabda:  Tidak juga jihad, kecuali seseorang yang keluar
berjihad dengan jiwa dan hartanya dan tidak ada yang kembali satupun.” 
(Riwayat Bukhari).

Thursday 12 April 2012

Kaum Adam dan Solat Jumaat

Jumaat 20 Januari 2012

Hari ini selepas mengambil anak daripada Hospital Sultanah Aminah JB kami menyinggah di sebuah masjid yang terletak tidak jauh dari sekolah Maktab Sultan Abu Bakar (MSAB). Jam sudah menunjukkan 12.50 tgh ketika itu. Kebetulan di tepi masjid ada sebuah kedai makan yang dibuka. Suami dan anak menjamu selera terlebih dahulu sebelum masuk ke masjid untuk menunaikan solat fardhu Jumaat. Saya tidak  makan bersama mereka kerana masih terasa kenyang.

Niat di hati nak join jemaah tetapi keadaan masjid tidak mengizinkan saya solat bersama. Sementara menunggu mereka selesai solat saya pun tunggu di kedai makan dan mengambil keputusan untuk makan sedikit supaya masa lapang itu terisi.

Hari itu sangat panas. Saya hendak menjamu selera di bawah kipas tetapi semua meja yang berada di bawah kipas sudah dipenuhi. Jadi saya pun tunggulah hingga selepas azan berkumandang untuk makan kerana waktu itu mesti semua pelanggan lelaki yang berada di situ akan keluar menuju ke masjid. Selepas azan hanya sebahagian saja yang keluar ...... saya agak hairan dan tertanya-tanya sendiri "Kenapa depa tak pi masjid?".

Saya pun masuk ke dalam kedai. Ada beberapa buah meja yang kosong dan saya duduk di sebuah meja yang berhadapan dengan 2 orang jejaka yang sedang menjamu selera dengan relaksnya  ..... tidak nampak lansung aksi nak dipercepatkan apa yang sedang dibuat. Saya gelar mereka berdua ini Mat Biru dan Mat Belang. Mat biru kacak berpakaian baju melayu biru langit dan berkain pelikat. Mat Belang pula berbaju T-shirt belang melintang biru tua dan putih, juga berkain pelikat. Mereka mungkin berada dalam golongan  pertengahan umur walaupun Mat Biru sudah beruban.

Lelaki-lelaki yang berada di situ samada sedang berborak-borak sambil minum atau makan ataupun sebahagian besar hanya duduk untuk menghabiskan rokok di tangan, walaupun  jelas kedengaran imam sedang berkhutbah. Di pertengahan khutbah pertama, Mat Belang sempat mengoder teh 'o' panas. Dalam hati saya beristighfar dan berkata.....Ssempat ke dia nak minum?". Selamba saja mereka berdua bersembang tanpa menghiraukan khutbah yang sedang dibaca.

Sabda Nabi SAW yang bermaksud:

Jika kamu berkata kepada temanmu pada hari Jum’at, “Diamlah kamu” sementara imam sedang berkhutbah, maka sungguh engkau telah berbuat kesia-siaan”. Muttafaqun ‘alaihi
Ucapan “diamlah kamu” teranggap memutuskan perhatian dari mendengar khutbah walaupun sebentar sehingga menghasilkan kesia-siaan. Ini adalah keadaan orang yang menasehati (baca: menegur), maka bagaimana pula dengan orang yang memulakannya (yang ditegur-pent.)

Al-Hafzh menyatakan dalam Al-Fath, “Maka jika beliau (Nabi) menghukumi ucapan “diamlah kamu” -padahal dia adalah orang yang beramar ma’ruf- sebagai kesia-siaan, maka ucapan yang lainnya lebih lagi dianggap sebagai kesia-siaan”.

Selesai khutbah pertama dibaca Mat Biru dan beberapa orang yang lain bangun meninggalkan kedai menuju masjid tetapi Mat Belang bersama beberapa orang yang lain, termasuk Pakcik 'ambil oder' dan mamat 'tukang bancuh air' masih berada dalam kedai. Apabila khutbah kedua mula dibaca Mat Belang minta ketul ais untuk tehnya yang masih panas untuk diminum. Selesai khutbah kedua dibaca barulah dia berserta beberapa yang lain bangun  menuju ke masjid.

Menurut jumhur ulamak, khutbah merupakan antara syarat sah solat Jumaat.  Sa’id bin Jubair berpendapat bahawa khutbah menyamai 2 rakaat solat zuhur, seandainya khutbah ditinggalkan dan mengerjakan Solat Jumaat sahaja bererti kita telah meninggalkan dua rakaat solat Zuhur.

Kemudian saya terpandang di sebalik almari lauk-pauk masih ada empat orang anak muda duduk bersembang-sembang di sebuah meja. "Mereka ini budak-budak China agaknya.", hati saya berkata-kata.

Semasa khutbah kedua sedang dibaca hujan turun dengan lebat sekali.....agaknya sebab itulah cuaca sebelum hujan itu sangat panas (mengikut teori orang tua-tua). Apabila solat hendak bermula saya pun berpindah duduk di bahagian luar kedai supaya saya dapat melihat bahagian dalam masjid. Mudah untuk saya tahu bila solat telah slesai sambil menunggu hujan rahmat berhenti.

Sebaik sahaja keluar terpandang di kiri saya dua orang budak sekolah sedang nyenyak tidur di sebuah sofa buruk. Saya pun kejutkan mereka dan dengan bingkas mereka bangun dan kelihatan begitu terkejut apabila terpandang saya, menyuruh mereka pergi solat. Tanpa banyak bicara mereka meninggalkan sofa buruk itu. Selepas itu saya mencari tempat duduk di sebelah kanan. Alangkah terkejutnya saya apabila melihat sekumpulan empat orang anak muda yang saya sangka berketurunan China itu sebenarnya orang Melayu yang secara otomatiknya beragama Islan di Malaysia ini. Salah seorangnya lengkap memakai baju melayu berkain pelikat. Sampai hati mereka tak ke masjid yang hanya beberapa meter saja dari meja duduk mereka!

Siapakah yang hendak mereka tipu ....... ibu-bapa mereka, kawan-kawan, diri mereka ataupun Allah? Tidak ada lansung perasaan malu dalam diri mereka!

Salah Siapa?

Siapakah yang sepatutnya dipersalahkan dalam hal ini? Siapakah yang akan menanggung dosa ...... tuan kedai, pelanggan atau kedua-dua?

Islam tidak melarang umatnya berjual beli pada hari Jumaat tetapi bersyarat. Firman Allah di dalam surah al-Jum’ah ayat 9  yang bermaksud:

 "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikumandangkan seruan mengerjakan Solat Jumaat, maka bersegeralah kamu pergi (ke masjid) untuk mengingati Allah S.W.T dan tinggalkanlah jual beli (pada saat itu) ; yang demikian adalah lebih baik bagi kamu , jika kamu mengetahui (hakikat yang sebenarnya). Kemudian setelah selesai sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi (untuk menjalankan urusan masing-masing) dan carilah dari limpah kurnia Allah S.W.T, serta ingatlah akan Allah S.W.T banyak-banyak (dalam segala keadaan) supaya kamu berjaya ( di dunia dan di akhirat).

Dalam kes di atas kami berasa selesa dapat menjamu selera di situ kerana dapat menjimatkan waktu supaya suami dan anak dapat masuk awal ke masjid.

Allah S.W.T  memberi ganjaran yang besar kepada mereka yang sering berusaha datang awal ke Masjid  pada hari Jumaat terutama sebelum khatib berkhutbah. Dalam sepotong hadith Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud:

“Apabila tiba hari Jumaat, maka pada setiap pintu masjid  terdapat malaikat yang mencatat orang-orang yang masuk mengikut urutan. Apabila imam / khatib telah duduk di atas mimbar, maka malaikat menutup buku catatan mereka dan datang untuk mendengar khutbah.”

Dilema di atas boleh dielakkan jika semua pihak (penjual, pembeli dan pihak berkuasa) mengambil beberapa tindakan seperti di bawah:

Pertama: Aktiviti jual beli hendaklah ditangguhkan sementara waktu ketika mana  azan kedua berkumandang.

Kedua: Perniagaan boleh diteruskan dengan syarat urus niaga tersebut dijalankan antara penjual wanita dan pembeli wanita sahaja.

Ketiga:  Para jemaah lelaki disarankan agar menangguhkan urusniaga di samping  mengambil peluang  masuk awal ke dalam masjid mendengar khutbah.

Ini hanyalah segelintir yang kita nampak dengan jelas kaum Adam yang ponteng solat Jumaat. Berapa ramai lagi yang di luar sana yang menyorok di rumah, di pejabat dan entah mana-mana lagi. Hanya Allah saja yang mengetahui!

Saturday 12 November 2011

Hari Ini Dalam Sejarah

6 November 2011 bersamaan 10 Zulhijjah 1432

Ini merupakan hari yang bersejarah bagi saya dan keluarga. Inilah kali pertama kami dapat berkumpul seramai mungkin dalam satu masa......lebih kurang 80 orang (tua, muda dan kecil) dalam satu majlis qurban. Saya mempunyai 10 orang adik beradik dan sejak ibu-bapa kami meninggal terasa begitu susah untuk berkumpul adik-beradik. Masing-masing ada komitmen terhadap keluarga sendiri menyebabkan kami jarang berjumpa antara satu sama lain. Malah di Hari Raya Aidil Adha yang bersejarah ini pun hanya 8 orang sahaja daripada kami yang dapat hadir.

inilah sebahagian daripada keluarga yang dapat hadir ke majlis Qurban hari itu
Walau apapun saya tetap bersyukur dapat beraya Haji di kampung ........ rasanya dah lamaaaa betul saya tidak bersembahyang  raya di kampung!

Khutbah Raya di pagi itu agak menarik. Saya, suami dan anak-anak serta beberapa orang ahli keluarga yang lain  menunaikan solat sunat Aidil Adha  di surau Pusat Pendidikan Al-Barakah. Kami berkesempatan bersolat berimamkan  Ustaz Kazim (yang glamour di youtube), pengasas pusat ini. Antara lain isi khutbah pada tahun ini ialah:

Khutbah Pertama

Sikap umat yang menjadikan dunia sebagai matlamat hidup 

1. Ramai ibu-bapa yang terlalu bimbang tentang apa yang akan dimakan oleh anak selepas kematian mereka, berbanding apa bekalan akhirat yang bakal di bawa. Ramai ibubapa yang terlalu bimbang dengan persiapan dan hasil peperiksaan anak di sekolah dan universiti tetapi tidak menghiraukan apa yang bakal dijawab dengan soalan mungkar nakir dalam kubur dan hitungan atas neraca timbangan Allah di akhirat yang lebih dahsyat. Sabda Nabi,

قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَقُولُ ابْنُ آدَمَ : ” مَالِي مَالِي ، قَالَ : وَهَلْ لَكَ يَابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ  فَأَفْنَيْتَ أَوْ لَبِسْتَ ، فَأَبْلَيْتَ أَوْ تَصَدَّقْتَ  فَأَمْضَيْتَ   - رواه مسلم

Maksudnya : Berkatalah anak Adam : Hartaku! Hartaku! Maka sabda nabi : Sedangkan engkau sebenarnya tidak memiliki daripada hartamu kecuali apa yang telah engkau makan lalu menjadi najis isi jamban, apa yang engkau pakai maka ia menjadi lusuh lalu dibuang atau apa yang engkau sedekah hanya ia yang kekal menjadi bekalan

2. Renungan/tafsiran surah al-A'ala ayat 14-17  .... ia antara surah yang selalu dibaca oleh nabi Muhammad s.a.w dalam solat hari raya.

Antaranya Allah membenci mereka yang menjadikan dunia sebagai tujuan, sebaliknya mencintai mereka yang mengambil dunia sekadar keperluan atau cara meraih keredhaan-Nya. Sesiapa yang menjadikan amal perbuatannya untuk meraih habuan dunia dan bukan mencari redha Allah dan kehidupan akhirat, maka dia akan mendapat apa yang dikehendakinya daripada sebahagian keuntungan di dunia tetapi tidak mendapat bahagian di akhirat. Dari kecil sehingga tua ramai manusia yang menjadikan fokus hidupnya adalah untuk meraih gelaran dan kesenangan dunia. Tidak sedikit dalam kalangan umat Islam sendiri yang hidupnya sibuk sehingga lupa untuk menuntut ilmu sebagai bekal memahami erti iman, Islam dan taqwa. Kerana terlalu ghairah mengejar masa depan dunia, terlupa pentingnya ilmu-ilmu aqidah untuk masa   depan akhirat.  Akibat terlalu sibuknya bekerja, sehingga terlupa untuk belajar tentang solat dan melaksanakannya. Kebanyakan daripada mereka hanya berhenti dari kesibukan tersebut setelah ajal yang amat ditakuti datang tanpa disedari. Sabda Nabi,

رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , يَقُولُ : ” مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ , فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ , وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ , وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ , وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّتَهُ , جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ , وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ , وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ ” – رواه ابن ماجه

Maksudnya : Sesiapa yang menjadikan dunia sebagai harapannya, nescaya Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kefaqiran berada di depan matanya dan dunia tidak akan datang kepadanya melainkan sekadar apa yang telah ditetapkan baginya. Dan sesiapa yang akhirat menjadi harapannya nescaya Allah akan mempersatukan baginya urusan serta menjadikan rasa cukup di dalam hatinya  dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan patuh dan hina.”

3. Keadaan umat Islam yang parah disebabkan beban hutang .... mengikut statistik,  seramai 38,357 individu berusia 25 hingga 41 tahun, diisytiharkan muflis di seluruh negara dalam tempoh 65 bulan sehingga Mei lepas  yang berpunca daripada kegagalan menyelesaikan pinjaman sewa beli kenderaan, tidak dapat mengawal penggunaan kad kredit serta pinjaman peribadi. Budaya berhutang bagaikan berjangkit daripada sikap pemimpin negara yang suka menimbun hutang dengan kehidupan mewah ketika rakyat semakin tersepit dengan kenaikan harga barang dan kos sara hidup yang semakin tinggi.

4. Pemimpin negara yang tidak amanah ......  kita begitu marah dan kecewa apabila melihat bukan sahaja amalan berhutang untuk bermewah dalam menguruskan harta Negara malah berdasarkan Laporan Audit Negara 2010 menunjukkan bagaimana berlakunya begitu banyak penyelewengan, pecah amanah, pembaziran yang melibatkan ratusan juta duit rakyat.

Bila dunia menjadi matlamat hidup maka halal haram diketepi, dosa pahala tidak dihirau lagi, syurga neraka sudah tidak dipeduli. Ingatlah samada kita pemimpin, pegawai, kakitangan atau apa sahaja pangkat kita jangan sama sekali kita mengkhianati harta rakyat. Ingatlah suatu amaran nabi,

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : ” مَنِ اقْتَطَعَ حَقَّ امْرِئٍ مُسْلِمٍ بِيَمِينِهِ ، فَقَدْ أَوْجَبَ اللَّهُ لَهُ النَّارَ ، وَحَرَّمَ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ ” ، فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ : وَإِنْ كَانَ شَيْئًا يَسِيرًا يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : وَإِنْ قَضِيبًا مِنْ أَرَاك


Maksudnya : “Sesiapa yang mengambil hak seorang muslim dengan sumpahnya (yang dusta), maka sesungguhnya Allah mewajibkan baginya neraka dan mengharamkan ke atasnya syurga.”  Lalu seorang (yang hadir bersama) bertanya kepada baginda: “Sekalipun terhadap sesuatu yang remeh wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Ya!, sekalipun sebatang kayu arak (kayu untuk bersugi)

5.  Kegagalan melaksanakan perintah wahyu Allah yang nyata iaitu al-Quran, termasuk dalam melaksanakan hukum hudud yang pernah dilaksanakan di Negara kita sebelum kedatangan penjajah ...... kita tidak mampu mengambil roh pengorbanan Nabi Ibrahim dan anaknya Nabi Ismail.

Contohnya dalam kes zina;

Kajian Isu Pembuangan Bayi oleh Institut Penyelidikan Pembangunan Belia Malaysia (IPPBM) pada September hingga November 2010 yang melibatkan seramai 5,016 responden yang dipilih secara rawak di mana seramai 2,260 responden mengakui pernah berzina. Manakala 1,922 daripada mereka mengetahui rakan mereka mempunyai sejarah hitam mengandung anak luar nikah. Setiap 3 daripada 6 remaja berumur antara 15 hingga 28 tahun di negara ini mempunyai rekod hubungan zina dan yang lebih mengecewakan ramai pelajar universiti yang turut terlibat sama dengan jenayah yang dahsyat ini.

Alasan rakyat tidak faham sepatutnya disusuli dengan usaha memberi faham tetapi apa yang berlaku adalah sebaliknya termasuk Belanjawan 2012 tidak ditekan bantuan kepada pengajian agama dan program menangani masalah kerosakan akhlak. Apa yang lebih menyedihkan program hiburan yang merosakkan semakin subur termasuk lambakan filem seram yang menyuburkan amalan khurafat dan tahyul sedangkan ia merupakan antara perkara yang boleh merosakkan aqidah. Sabda Nabi,

قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً  -رواه مسلم

Maksudnya : Sesiapa yang mendatangi dukun yang meramal atau mendakwa tahu(sesuatu yang ghaib) maka tidak diterima solatnya selama 40 malam

6. Krisis kecelaruan identiti ........ satu kajian  menunjukkan lebih 6 juta belia di negara ini didakwa menghadapi krisis kecelaruan identiti disebabkan terpengaruh dengan gaya hidup Barat. Perkara ini semakin parah apabila adanya suatu kumpulan yang menganjurkan Festival Seksualiti Merdeka bertujuan untuk menyokong dan memperkasa cara hidup bebas golongan lesbian, gay, bisexual and transgender yang jelas merosakkan akhlak. Program ini akhirnya diharamkan oleh pihak keselamatan setelah dibantah di seluruh negara walau pun ia telah pun dianjurkan dengan restu pemerintah sejak tahun 2008 lagi. Sabda Nabi,

نْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : ” أَرْبَعَةٌ يُصْبِحُونَ فِي غَضَبِ اللَّهِ ، وَيُمْسُونَ فِي سَخْطِهِ ، أَوْ يُمْسُونَ فِي غَضَبِهِ ، وَيُصْبِحُونَ فِي سَخْطِهِ ، شَكَّ الْمُحَدِّثُ ، قِيلَ : مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : الْمُتَشَبِّهُونَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ ، وَالْمُتَشَبِّهَاتُ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ ، وَالَّذِي يَأْتِي الْبَهِيمَةَ ، وَالَّذِي يَأْتِي الرَّجُلَ  - رواه الطبراني والبيهقي

Maksudnya: “4 kelompok manusia yang bangun dari tidurnya di bawah kemarahan Allah dan pergi tidur di bawah kemurkaan Allah. Mereka yang mendengarkan perkataan Baginda bertanya: Siapa mereka ya Rasulullah? Rasulullah SAW menjawab: Lelaki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai lelaki, mereka yang melakukan hubungan seks dengan binatang dan lelaki yang melakukan hubungan seks dengan lelaki.”

Khutbah kedua

Seruan berjihad untuk Islam

1.Menjadi kewajipan umat Islam menukar sistem jahiliah kepada  Islam ...... keluar daripada kegelapan kufur kepada terangnya iman. Sekiranya umat Islam tidak berani menukar system tersebut maka keadaan Negara hanya bertukar pemimpin yang akan meneruskan kezaliman dan penindasan. Kita doakan semoga pertukaran kepimpinan di Mesir, terbaru di Libya serta tidak ketinggalan kemenangan Parti Islam di Tunisia akan memberi sinar kepada Islam dan umatnya bukan meneruskan penderitaan seperti di Afghanistan dan Iraq sebelum ini.

2.Mengambil iktibar daripada tindakan kerajaan Belanda yang mengharamkan sembelihan cara Islam dan Yahudi atas alasan menyakitkan binatang.

Kajian saintifik diketuai oleh Profesor Wilhelm Schulze dari Jerman mendapati kaedah sembelihan dalam Islam terbaik kerana haiwan tidak mengalami kesakitan sewaktu disembelih berbanding kaedah kejutan elektrik yang digunakan di beberapa negara Barat. Hasil pemerhatian Profesor Temple Grandin dari Universiti Negeri Colorado pula mendapati haiwan yang disembelih menggunakan pisau yang tajam dengan kaedah betul memberikan reaksi tenang dan berada dalam keadaan tidak sedar ketika sedang disembelih. Dr Aisha El-Awady pula mengatakan pergerakan dan kekejangan yang berlaku selepas haiwan itu disembelih, bukan akibat kesakitan tetapi akibat denyutan diikuti keadaan tenang. Proses itu menyebabkan darah dikeluarkan dari badan sepenuhnya. Kaedah Islam juga memastikan saluran udara, kerongkong dan dua urat leher dipotong tanpa menjejaskan saraf tunjang. Kaedah ini membolehkan darah keluar membuak-buak dari badan haiwan dan menghasilkan daging yang bersih. Inilah keindahan Islam yang sentiasa menanamkan sifat ihsan termasuk ketika menyembelih binatang

Akhir sekali Ustaz Kazim memberi nasihat kepada para jemaah yang masih ada ibu -bapa agar menghargai kehadiran mereka ketika masih hidup.  Belai dan ambil berat terhadap mereka. Beliau yang baru kehilangan ibunya terasa ada kekosongan dalam kehidupannya kini walaupun dikelilingi oleh orang-orang yang tercinta.

Bahagian akhir ini tidak termasuk dalam teks ucapan khutbah dari Majlis Agama Islam.