Thursday, 22 June 2023

Kemuliaan dan Keutamaan 10 hari Pertama Bulan Zulhijjah

Hari ini sudah masuk hari ke-4 Zulhijjah 1444 Hijrah. Namun masih belum terlambat untuk kita mengejar ganjaran-ganjaran hebat yang ditawarkan oleh Allah. Marilah kita bersama-sama mengisi baki hari-hari istimewa ini dengan amalan-amalan yang akan kita bawa sebagai bekalan di akhirat nanti.

Pada sepuluh hari pertamanya terdapat banyak kemuliaan dan keutamaan serta dipenuhi barakah. Hari-hari tersebut disediakan oleh Allah sebagai musim ketaatan dan kesempatan beramal soleh yang bersifat tahunan. Maka hendaknya seorang muslim menantikan kehadirannya, memanfaatkannya dengan melaksanakan berbagai ibadah yang disyariatkan, menjaga perkataan dan amal yang soleh agar mendekatkan dirinya kepada Allah Ta’ala dan membantunya dalam menghadapi kehidupan ini dengan jiwa yang tenang dan semangat yang berkobar.

Bukti kemuliaan ini, Allah Ta’ala bersumpah dengannya dalam Al-Qur’an al-Karim.

وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ

Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr: 1-2)

Imam al-Thabari dalam menafsirkan “Wa layaalin ‘asr” (Dan malam yang sepuluh), “Dia adalah malam-malam sepuluh Zulhijjah berdasarkan kesepakatan hujjah dari ahli ta’wil (ahli tafsir).” (Jaami’ al Bayan fi Ta’wil al-Qur’an: 7/514)

Penafsiran ini dikuatkan oleh Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat ini, “Dan malam-malam yang sepuluh, maksudnya: Sepuluh Zulhijjah sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid, dan lebih dari satu ulama salaf dan khalaf.” (Ibnu Katsir: 4/535)

Kemuliaan sepuluh hari ini juga disebutkan dalam Surat Al-Hajj dengan perintah agar memperbanyak menyebut nama Allah pada hari-hari tersebut. Allah Ta’ala berfirman,

وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ

Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.” (QS. Al-Hajj: 27-28)

Imam Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat ini menukil riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhuma, “al-Ayyam al-Ma’lumat (hari-hari yang ditentukan) adalah hari-hari yang sepuluh.” (Tafsir Ibnu Katsir: 3/239)

Maka dapat disimpulkan bahawa keutamaan dan kemuliaan hari-hari yang sepuluh dari Zulhijjah telah datang secara jelas dalam Al-Qur’an al-Karim yang dinamakan dengan Ayyam Ma’lumat karena keutamaannya dan kedudukannya yang mulia.

Dari hadis pula, terdapat keterangan yang menunjukkan keutamaan dan kemuliaan sepuluh hari pertama dari bulan Zulhijjah ini, di antaranya sabda Nabi sallallaahu ‘alaihi wasallam:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

Tidak ada satu amal soleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal soleh yang dilakukan pada hari-hari ini (iaitu 10 hari pertama bulan Zulhijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi sallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.”                (HR. Abu Daud dan  Ibnu Majah).

Oleh kerana itu dianjurkan atas orang Islam pada hari-hari tersebut untuk bersungguh-sungguh dalam ibadahnya, di antaranya solat, membaca Al-Qur’an, zikrullah, memperbanyak doa, membantu orang-orang yang kesusahan, menyantuni orang miskin, memperbaharui janji kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Masih ada satu amalan lagi yang utama pada hari-hari tersebut, yaitu berpuasa sunnah di dalamnya.

Terdapat dalam Sunan Abu dawud dan lainnya, dari salah seorang isteri Nabi sallallaahu ‘alaihi wasallam, dia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ

“Adalah Rasulullah sallallaahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada tanggal 9 Zulhijjah.”

(HR. Abu Dawud no. 2437 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih wa Dhaif Sunan Abi Dawud no. 2081)

Syaikh Muhammad bin Salih al-Munajjid –Salah seorang ulama besar Saudi Arabia- berkata,

“Di antara musim ketaatan yang agung adalah sepuluh hari pertama dari bulan Zulhijjah, yang telah Allah muliakan atas hari-hari lainnya selama setahun".

Hadis ini dan hadis-hadis lainnya menunjukkan bahawa sepuluh hari ini lebih utama dari seluruh hari dalam setahun kecuali, sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadlan. Syaikh Munajjid menambah, keutamaan sepuluh hari pertama ini diperkuat dengan beberapa bukti di bawah ini:

1. Allah Ta’ala telah bersumpah dengannya. Dan bersumpahnya Allah dengan sesuatu menjadi dalil keutamaannya dan besarnya manfaat. Allah Ta’ala berfirman,

وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ

Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr: 1-2)

Ibnu Abbas, Ibnu al-Zubair, Mujahid, dan beberapa ulama salaf dan khalaf berkata: Bahawasanya dia itu adalah sepuluh hari pertama Zulhijjah.

Ibnu Katsir membenarkan pendapat ini (Tafsir Ibni Katsir: 8/413)

2. Sesungguhnya Nabi sallallaahu ‘alaihi wasallam pernah bersaksi bahawa hari-hari tersebut adalah seutama-utamanya hari-hari dunia sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis sahih.

3. Rasulullah sallallaahu ‘alaihi wasallam menganjurkan untuk memperbanyak amal salih di dalamnya. Sesungguhnya kemuliaan masa diperoleh oleh setiap penduduk negeri, sementara keutamaan tempat hanya dimiliki oleh jama’ah haji di Baitul Haram.

4. Rasulullah sallallaahu ‘alaihi wasallam juga memerintahkan untuk memperbanyak tasbih, tahmid, dan takbir pada sepuluh hari tersebut. Dari Ibnu Umar radiallahu ‘anhuma, dari Nabi sallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنْ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ

Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal soleh di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Zulhijjah), kerananya perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid di dalamnya.” (HR. Ahmad 7/224, Syaikh Ahmad Syakir mensahihkan isnadnya).

5. Di dalamnya terdapat hari Arafah. Hari ‘Arafah adalah hari yang disaksikan; yang di dalamnya Allah menyempurnakan ajaran din-Nya sementara puasanya akan menghapuskan dosa-dosa selama dua tahun.

Daripada Abi Qatadah al-Ansari bahawa Rasulullah S.A.W telah ditanya mengenai puasa hari Arafah? maka jawab Rasulullah S.A.W yang bermaksud :

Dikaffarah (ampun dosa) setahun lalu dan setahun akan datang.
(Hadis isnad sahih dari imam Muslim, Tarmizi)
6. Di dalamnya terdapat ibadah udhiyah (berkorban) dan haji.

Dalam sepuluh hari ini juga terdapat yaum nahar (hari penyembelihan) yang secara umum menjadi hari teragung dalam setahun. Hari tersebut adalah haji besar yang berkumpul berbagai ketaatan dan amal ibadah padanya yang tidak terkumpul pada hari-hari selainnya.

Sesungguhnya siapa yang mendapatkan sepuluh hari bulan Zulhijjah merupakan sebahagian dari nikmat Allah yang besar atas hambaNya. Hanya orang-orang soleh yang bersegera kepada kebaikanlah yang mampu menghormatinya dengan selayaknya. Dan kewajipan seorang muslim adalah merasakan nikmat ini, memanfaatkan kesempatan emas ini dengan memberikan perhatian yang lebih, dan menundukkan dirinya untuk menjalankan ketaatan. Sesungguhnya di antara kurnia Allah Ta’ala atas hamba-Nya adalah menyediakan banyak jalan berbuat baik dan meragamkan berbagai bentuk ketaatan agar semangat seorang muslim berterusan dan tetap istiqamah menjalankan ibadah kepada Tuhannya.

Shaikh Munajjid rahimahullaah menjelaskan, ada beberapa amal istimewa yang harus selayaknya dikerjakan oleh seorang muslim pada sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah, di antaranya:

1. Berpuasa. Seorang muslim disunnahkan berpuasa pada tanggal 9 Zulhijjah kerana Nabi sallallaahu ‘alaihi wasallam sangat menganjurkan untuk beramal salih pada sepuluh hari ini, dan puasa salah satu dari amal-amal shalih tersebut. Terlebih lagi, Allah Ta’ala telah memilih puasa untuk diri-Nya sebagaimana terdapat dalam hadis Qudsi, Allah Ta’ala berfirman,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

Semua amal anak Adam untuk dirinya kecuali puasa, sungguh puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya.

(HR. al-Bukhari no. 1805)

Dan sungguh Nabi sallallaahu ‘alaihi wasallam melaksanakan puasa 9 Zulhijjah. Dari Hunaidah bin Khalid, dari isterinya, dari salah seorang isteri Nabi sallallaahu ‘alaihi wasallam berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعًا مِنْ ذِي الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنْ الشَّهْرِ وَخَمِيسَيْنِ

Adalah Nabi sallallaahu ‘alaihi wasallam melaksanakan puasa 9 Zulhijjah, hari ‘Asyura, dan tiga hari setiap bulan serta Isnin pertama dari setiap bulan dan dua hari Khamis.

(HR. Al-Nasai dan Abu Dawud. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani Shahih Abi Dawud: 2/462)

2. Bertakbir. Disunnahkan membaca takbir, tahmid, tahlil, dan tasbih selama sepuluh hari tersebut. Dan disunnahkan mengeraskannya di masjid-masjid, rumah-rumah, dan di jalan-jalan. Dan setiap tempat yang dibolehkan untuk zikrullah disunnahkan untuk menampakkan ibadah dan memperlihatkan pengagungan terhadap Allah Ta’ala. Kaum laki-laki mengeraskan  suaranya sementara kaum wanita melembutkannya.

Allah Ta’ala berfirman,

لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَّعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُم مِّن بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ

“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.”

(QS. Al-Hajj: 28)

Menurut Juhmur ulama, makna al-ayyam al-ma’lumat adalah sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah, sebagaimana yang diriwatkan dari Ibnu Abbas radiallaahu ‘anhuma, “Al-Ayyam al-Ma’lumat: Hari sepuluh.”

Salah satu bentuk kalimat takbirnya adalah:

الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله، والله أكبر ولله الحمد

Dan masih ada lagi bentuk takbir yang lain.

3. Melaksanakan haji dan umrah. Sesungguhnya di antara amalan yang paling utama untuk dikerjakan pada sepuluh hari ini adalah berhaji ke Baitullah al-Haram. Maka siapa yang diberi taufik oleh Allah untuk melaksanakan haji ke Baitullah dan melaksanakan manasiknya sesuai dengan ketentuan syariat, maka dia mendapatkan janji –Insya Allah-  dari sabda Nabi sallallaahu ‘alaihi wasallam,

Haji yang mabrur ridak ada balasannya kecuali surga.
(HR. al-Bukhari dan Muslim)

4. Melaksanakan amal-amal soleh secara umum. Sesungguhnya amal soleh dicintai oleh Allah Ta’ala. Dan ini pasti akan memperbesar pahala di sisi Allah Ta’ala. Maka barangsiapa yang tidak memungkinkan melaksanakan haji, maka hendaknya dia menghidupkan waktu-waktu yang mulia ini dengan ketaatan-ketaatan kepada Allah Ta’ala berupa solat, membaca Al-Qur’an, zikir, doa, sedekah, berbakti kepada orang tua, menyambung tali persaudaraan, memerintahkan yang baik dan melarang yang munkar, dan berbagai amalan kebaikan lain.

5. Berkorban. Di antara amal soleh pada hari yang kesepuluhnya adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan menyembelih haiwan korban yang gemuk dan baik, dan berinfaq di jalan Allah Ta’ala.

Ibadah Korban
6. Taubat Nasuha. Di antara yang sangat ditekankan juga pada sepuluh hari ini adalah bertaubat dengan benar-benar (taubatan nasuha), meninggalkan perbuatan maksiat dan melepaskan diri dari seluruh dosa.
Taubat adalah kembali kepada Allah Ta’ala dan meninggalkan apa saja yang dibenci-Nya yang nampak maupun yang tersembunyi sebagai bentuk penyesalan atas perbuatan buruk yang telah lalu, meninggalkan seketika itu juga, bertekad untuk tidak mengulanginya, dan beristiqamah di atas kebenaran dengan melaksanakan apa-apa yang dicintai oleh Allah Ta’ala.

Semoga kita tergolong sebagai hamba-hamba Allah yang mampu berterusan dan istiqamah dalam beribadah kepadaNya. Memanfaatkan setiap kesempatan yang telah disediakan untuk menuai pahala. Sehingga kita datang kepada Allah dengan membawa bekal yang cukup dan memiliki modal yang memadai untuk memasuki surga-Nya yang Maha indah dan menyenangkan.

Coretan:

Dari koleksi emel Masjid Annahl Group

Wednesday, 21 June 2023

Kuala Sepetang Taiping Perak

Kuala Sepetang adalah sebuah perkampungan nelayan yang menarik yang terletak di salah satu kawasan hutan paya air masin yang paling penting di Malaysia dan merupakan hab pelancongan yang sentiasa berkembang. Terkini ada beberapa aktiviti menarik yang sesuai dijadikan sebagai aktiviti bercuti bersama keluarga. Antaranya seperti pusat eko-pelajaran  hutan paya laut Matang, kilang arang Kuala Sepetang, lawatan bot Kuala Sepetang, dolphin tour dan eagle feeding. 

Bagi mereka yang cintakan keindahan semulajadi flora dan fauna, Kuala Sepetang atau nama popularnya Port Weld merupakan destinasi yang sangat menarik dan juga termasuk dalam eko perlancongan yang wajib dikunjungi.
Ini antara pakej naik bot yang ditawarkan
Ini pula salah seorang dari tour agen di sini
yang beroperasi di depan restoran mee udang Mak Jah
Jika bercakap pasal makanan popular di sini, sudah tentu mee udang antara makanan yang wajib dicuba. Resepinya istimewa, dengan rasa yang tersendiri dan bahan utamanya udang adalah bahan segar yang ditangkap di perairan Kuala Sepetang. Maka tidak hairanlah kenapa ia menjadi makanan kegemaran ramai yang datang ke sini.
Suasana dalam restoran .... 28 May 3.20 PM
Sejak sekian lama Kuala Sepetang bukan sahaja terkenal sebagai tapak stesen keretapi terawal di Malaysia, tetapi juga industri pembuatan kayu arang paling tua. Industri berkenaan bertapak di sini sejak 1930 dan dari masa ke semasa produk kayu arang dari Kuala Sepetang mendapat permintaan yang tinggi kerana ia antara yang terbaik di dunia.

Kali ini saya akan menyentuh sedikit tentang pembuatan arang kayu di Kuala Sepetang. Sebenarnya kami hanya melawat kilang yang tidak beroperasi pada hari berkenaan kerana cuti umum. Jika betul-betul berminat boleh sahaja melawat kilang yang berbayar yang menyediakan 'tour guide' sekali. Namun begitu kita boleh bayangkan pembuatannya dengan hanya melihat suasana dalam kilang dan dengan membaca sedikit mengenainya dari maklumat hasil pencarian di internet.
Suasan dalam kilang arang kayu bakau
Proses menghasilkan arang kayu bakau dibahagikan kepada 3 peringkat dan memakan masa kira-kira lebih sebulan. Bagaimanapun, proses penghasilannya bukanlah semudah yang disangka.

Ia bermula dengan proses memilih bahan mentah iaitu pokok bakau. Terdapat dua jenis pokok bakau iaitu pokok bakau kurap (Rhizophora mucronata) dan bakau minyak (Rhiziphora Apiculato) dan berusia sekurang-kurangnya 30 tahun untuk ditebang bagi mendapatkan hasil kayu arang terbaik. Oeh kerana permintaan terhadap bahan bakar ini amat tinggi, pengeluaran arang dikawal oleh Jabatan Perhutanan Perak dan mempunyai had penebangan hutan bakau.

Kawasan yang diberikan permit penebangan akan dimasuki pekerja untuk proses penebangan pokok menggunakan gergaji rantai. Setiap pokok yang ditebang akan dikerat sepanjang 2 meter dan diangkut menggunakan bot untuk dihantar ke kilang arang. Sungai semula jadi adalah laluan terpenting bagi membawa kayu bakau ke kilang arang yang kebanyakannya terletak di pinggir sungai.

Sebaik bot tiba di kilang, kayu akan dipunggah ke darat untuk proses pengeringan antara 2-3 hari. Kayu yang kering akan diangkut ke tempat pembakaran iaitu gok (panggilan lain dapur atau tanur)

Gok ialah sebuah struktur yang berbentuk separuh bulat (seperti igloo) dengan satu pintu masuk dan ia diperbuat daripada batu bata dan selut tanah yang bercampur pasir halus.
Gok ,,, tempat pembakaran kayu sebelum jadi arang
Kayu bakau yang dipotong sepanjang 2 meter
 perlu dikeringkan terlebih dahulu sebelum dibakar
Seterusnya kayu bakau disusun secara menegak sehingga penuh dan satu gok mampu memuatkan sehingga 1400 atau 1500 kayu bakau, bergantung pada saiz gok. Proses pembakaran bermula dengan api besar dan api kecil selama 20 hari sebelum relau ditutup sepenuhnya selama 10 hari untuk proses penyejukan.

Selepas kayu bakau menjadi arang, gok akan melalui proses penyejukan sebelum pekerja mengeluarkan arang untuk dimuatkan dalam lori, ditimbang dan dihantar ke kilang pemprosesan terakhir untuk dijadikan pelbagai produk. Selain bahan bakar, arang juga digunakan dalam industri pembuatan barangan lain termasuk kosmetik, bahan pencuci, baja dan ubat nyamuk.
Antara produk sampingan hasil industri arang kayu
Di atas ini adalah antara produk yang saya telah beli dari kedai atau gerai yang dibuka oleh kilang ini. Arang yang boleh menyerap bau ini ada sedikit berbeza cara prosesnya berbanding arang yang digunakan sebagai bahan bakar. Ubat giginya kekal berwarna hitam tetapi rasanya sama seperti ubat gigi biasa. Manakala cuka kayu ini pula untuk pertanian, bukannya cuka untuk masak.

Cuka kayu pertanian adalah produk sampingan yang terhasil daripada pembakaran kayu tanpa udara bagi menghasilkan arang. Secara umum, cuka kayu dapat meningkatkan kualiti tanah, mengawal perosak dan menggalakkan pertumbuhan pokok

Kualiti kayu arang yang dibakar boleh dinilai melalui 2 kaedah iaitu dengan melihat kepada jenis warna asap yang terhasil daripada lubang asap atau hanya menggunakan tangan dalam menentukan kelembapan wap bagi arang siap dimasak sepenuhnya.

Mengimbau sejarah, Kuala Sepetang ini dahulu cukup terkenal sebagai pusat perlombongan bijih timah sehingga melahirkan seorang tokoh perusahaan seperti Che Ngah Ibrahim atau gelarannya Orang Kaya Menteri Paduka Tuan Ngah Ibrahim Jaafar sekitar 1870-an. Namun atas beberapa peristiwa industri perlombongan bijih timah mulai berkurangan sehingga banyak lombong di daerah Larut ditinggalkan.

Kini Kuala Sepetang dikenali sebagai antara pengeluar arang kayu daripada pokok bakau terbaik dunia.
 
Sumber : Metro & Malaysiakini.com

Tuesday, 13 June 2023

Bercuti di Desaru - UPDATE

Di bawah ini adalah link ke post yang menceritakan lawatan pertama kami ke daerah Pontian dan Kota Tinggi.  Sejak dari lawatan ini sudah 2 kali kami ke sini. Posting saya kali ini bertujuan untuk menokok-nambah apa yang telah diceritakan sebelum ini kerana banyak juga tempat yang tidak sempat pergi semasa lawatan pertama, kami "cover" ketika lawatan kedua dan ketiga.

Bercuti di Desaru - Pontian

Cuti di Desaru - Tanjung Piai

Bercuti di Desaru - Sungai Rengit & Tanjung Pengelih

Bercuti di Desaru - Desaru Fruit Farm

UPDATE 1

Ok kita mula dulu dengan daerah Pontian - lawatan pertama pada 20 Ogos 2020, diikuti dengan lawatan kedua pada 4 dan 5 Nov 2021

Lawatan kedua ini merupakan program 'family gathering' yang boleh dikatakan aktiviti yang dibuat setiap tahun, kecuali ketika PKP. Bagi saya dan suami, kami mengambil peluang ini dengan meneroka tempat yang tidak bekesempatan dilawati pada kali pertama. Ketika melalui daerah Pontian sekali lagi kami singgah di bandar Pontian.

Petikan dari post pertama:
Inilah kali pertama kami datang ke dataran ini untuk bergambar sebagai kenang-kenangan. Lokasi "I Love Pontian" menjadi spot kegemaran pengunjung bergambar di sini. Di hujung taman adalah Laman Di Raja dengan monumen mahkota. Taman ini agak luas juga. Kami tidak pergi ke Laman Di Raja itu .... hanya melihatnya dari jauh. Kami tidak boleh berlama-lama di sini kerana ingin sampai ke Tanjung Piai seawal mungkin supaya cuaca tidak terlalu panas ketika di sana nanti.

Jika di lawatan pertama, kami hanya singgah di sini 'sekejap' sahaja tetapi pada kali ini kami ada banyak masa untuk meninjau Taman Tepi Laut dengan lebih jauh dan juga bersantai di Tambak Pontian  sambil menikmati keindahan pemandangan laut ciptaan Allah. Kalau sebelum ini Laman Di Raja itu dilihat dari jauh sahaja, tetapi kali ini kami betul-betul ke sana dan bergambar sakan😄dengan cucu-cucu.

Bersantai bersama anak-cucu di Tambak Pontian

Laman Di Raja dengan monumen mahkota

.... serta kawasan yang luas untuk anak-anak berlari-lari

Pada lawatan pertama kami hanya sempat ke Tanjung Piai Kukup dan tidak berkesempatan untuk berlama-lama di pekan Kukup, kerana terpaksa meneruskan perjalanan ke Tanjau Balau Desaru yang merupakan destinasi percutian kami yang sebenarnya. Namun pada lawatan kali kedua ini kami memang bermalam di sini. Jadi pada sebelah petang 4/11/21 kami ke Jeti perkampungan air (Kg Kukup Laut) untuk melihat matahari terbenam. Jauh jugalah kami berjalan mencari jetinya 😰 Kami juga pergi melihat bangunan Terminal Feri Antarabangsa Kukup.


Hanya bergambar di depan pintu masuk terminal feri

Melihat matahari terbenam di jeti .... tak berapa nampak
mataharinya pada petang itu

Sekitar kampung  air ... semua rumah dan
landasan pejalan kaki berada di atas air laut

UPDATE 2 (Muzium Nelayan)

Petikan dari post pertama:

Niat di hati hari ini hendak ke Pantai Desaru di Bandar Penawar, tetapi apabila cuba masuk jalan ke pantai, sudah ada penghalang merentas jalan serta penjaganya sekali.😒 Mungkin pantai sudah penuh agaknya kerana kami keluar sudah agak lewat sedikit. Kami pun teruskan perjalanan ke Sungai Rengit, yang merupakan bandar utama untuk Pengerang.

Pada 28/8/2022 kami pergi ke daerah Kota Tinggi untuk kali yang ke-3. Lawatan kali ini untuk menziarah anak yang tinggal di Pengerang kerana sudah lama tidak dapat berjumpa ........ baca.seterusnya

UPDATE 3 (Sungai Rengit)
Inilah pertama kali kami sampai ke bandar Sungai Rengit. Untuk menyimpan kenangan ini, kami telah pergi ke datarannya untuk bergambar sambil menikmati keindahan laut. Kemudian kami ke Teluk Ramunia mencari pantai, kalau ada .... 😃😃 tak jumpa! Lepas itu kami ke Tanjung Pengelih, salah satu dari jeti yang menawarkan perkhidmatan feri ke Singapura dan beberapa pulau berdekatan. Satu lagi jeti adalah di Tanjung Belungkor yang juga terletak di Pengerang, Sebenarnya kami terlupa hendak ke sini.

Kali pertama kami ke sini (Sungai Rengit) pada 21 Ogos 2021. Kemudian kami ke sini sekali lagi dari 27 hingga 29 Disember 2021 bersama keluarga kerana ia menjadi lokasi pilihan Hari Keluarga kecil kami yang biasa dibuat pada hujung tahun........ baca seterusnya


Bercuti di Desaru - UPDATE 3 (Sungai Rengit)

Petikan dari post pertama: 

Inilah pertama kali kami sampai ke bandar Sungai Rengit. Untuk menyimpan kenangan ini, kami telah pergi ke datarannya untuk bergambar sambil menikmati keindahan laut. Kemudian kami ke Teluk Ramunia mencari pantai, kalau ada .... 😃😃 tak jumpa! Lepas itu kami ke Tanjung Pengelih, salah satu dari jeti yang menawarkan perkhidmatan feri ke Singapura dan beberapa pulau berdekatan. Satu lagi jeti adalah di Tanjung Belungkor yang juga terletak di Pengerang, Sebenarnya kami terlupa hendak ke sini.

Kali pertama kami ke sini (Sungai Rengit) pada 21 Ogos 2021. Kemudian kami ke sini sekali lagi dari 27 hingga 29 Disember 2021 bersama keluarga kerana ia menjadi lokasi pilihan Hari Keluarga kecil kami yang biasa dibuat pada hujung tahun.

Seperti yang disebut pada petikan di atas, ada beberapa tempat menarik yang kami tidak dapat pergi atas sebab-sebab tertentu, terutama Teluk Ramunia😃kerana tidak terjumpa jalan masuk. Menariknya lawatan kali ini kami memang bermalam dan beraktiviti di sini. Tepatnya kami tinggal di Arena Sepang Resort yang berada di Kampung Teluk Ramunia.

Teluk Ramunia merupakan pekan kecil dalam Daerah Kota Tinggi. Perkataan 'Ramunia' ialah sejenis buah-buahan tempatan yang terdapat di sekitar kampung di sini dan rasanya agak masam.
Resort ini menghadap laut Selat Singapura
Jom kita ke Arena Sepang Resort terlebih dahulu sebelum menyambung ke tempat lain ...
Video memberi gambaran suasana dalam resort ini
Ada beberapa lagi tempat yang kami belum pergi tetapi sempat melawatnya kali ini sebelum pulang. Antaranya Spider Garden, jeti lama dan Tanjung Belungkor. Kami juga berpeluang menikmati keenakan makan lobster di Sungai Rengit. Ketika pertama kali ke sini, ada juga mencari warung lobster yang halal untuk menjamu selera, tetapi banyak kedai makan masih belum dibuka ketika itu.

Warung Lobster Melayu Tepian Pantai Sg Rengit
Mula-mula kita ke warong lobster, di mana kami makan tengahari di sini pada 28 Dec 2021. Lobster ni makanan orang "have-have"😉 kerana seekor lobster berharga RM 200 (siap masak). Hari itu kami ambil 6 ekor lobster dengan harga RM 1200, di samping lauk-pauk yang lain kerana ada juga ahli keluarga yang tidak makan seafood😃 Kami ini bukanlah dari kalangan ketegori orang yang biasa bermewah seperti ini, tetapi hari itu adalah hari yang special kerana 'Tok Wan' meraikan rezeki 'duit pencen' dengan membelanja anak-cucu 'makan besar'. Ini juga merupakan salah satu acara 'bonding' kali ini bersama keluarga kecil kami. 
Selesai makan bergambar pula buat kenang-kenangan

Ni meja Tok Wan, meja cucu-cucu di belakang ... sedap 
masakan lobsternya
Lobster telur masin
 Suasana dalam restoran
                                                                
Lobster dari Australia
Spider Garden
Ini lagi satu tempat menarik yang harus dilawat ketika berada di sini. Tempat ini menepati peribahasa Inggeris yang menyebut "Don't judge a book by it's cover" dan sebaliknya bertentangan dengan peribahasa Melayu yang berbunyi "Indah khabar dari rupa"😄Apa yang menariknya ialah tempat ini mesti dinikmati atau merasainya, bukan hanya sekadar melihat dari jauh. Rupanya sangat tidak "menarik" tetapi apabila berada di dalamnya terasa begitu tenang sekali ... macam ingin terus berada di situ.
Tempat ini dibuat dari jala-jala yang lama dan bahan-bahan buangan yang dikutip dari pantai Teluk Ramunia oleh seorang yang bernama Hamzah di belakang rumahnya. Ketika kami ke sana masuk masih percuma. Terkini saya tidak pasti kerana mengikut maklumat dari internet sejak 2 bulan lepas, sekarang mereka ada menyediakan  tapak campsite pondok rehat  serta tandas, tempat BBQ, port memancing dan jumping spider besar.
Sesuai dilawati bersama keluarga ... bersantai dengan tenang 
di tepi pantai yang menghadap Laut China Selatan
Anak-anak mesti suka melantun di atas lantai ini
Jeti Lama
Petikan dari post pertama:
Bercerita pasal jeti ini, ada satu jeti lama yang menjadi lokasi popular bagi mereka yang suka bersuafoto, iaitu jeti lama Sungai Rengit di Kg Sungai Rengit Pengerang. Ketika kami ke sini tidak tahu pula wujudnya struktur jeti lama yang sangat menarik ini. Mungkin akan mencarinya kalau ke sana lagi insya Allah. Mengikut kata mereka yang sudah ke sini disarankan datang pada awal pagi atau hampir maghrib untuk mendapat pemandangan yang memukau. Terpaksa pinjam gambar dari google untuk menunjukkan keindahannya .

Melawat jeti lama ini memang dimasukkan sebagai aktiviti hari keluarga pada pagi 28 Disember 2021. Kami ke sini pada awal pagi seperti yang disarankan oleh mereka yang telah ke sini. Alhamdulillah berjaya juga ke sini akhirnya, dan pemandangan pada pagi itu sangat indah sekali kerana cuaca yang sangat baik. SubhanAllah ... keindahan alam semulajadi ciptaan Allah yang tiada tandingannya.
Satu pemandangan yang memukau ... 28 Dis 2021-7.21 pg
Beramai-ramai menantikan matahari terbit di ufuk timur
di sebalik jeti lama yang menganjur ke Selat Singapura
Tanjung Belungkor
Petikan dari post pertama:
 Lepas itu kami ke Tanjung Pengelih, salah satu dari jeti yang menawarkan perkhidmatan feri ke Singapura dan beberapa pulau berdekatan. Satu lagi jeti adalah di Tanjung Belungkor yang juga terletak di Pengerang, Sebenarnya kami terlupa hendak ke sini.

Akhirnya kami ke jeti Tanjung Belungkor dalam perjalanan balik ke Batu Pahat pada 29 Disember 2021. Pada masa itu, jeti ini masih belum dibuka selepas ditutup disebabkan PKP.

Ini adalah batu penanda 0 km dari Tg Belungkor
Petikan dari post pertama:
Selain daripada cerita jeti dan marina awam, ada satu lagi lokasi menarik di Tanjung Pengelih ini. Kami pun tidak tahu ia wujud sehinggalah membaca mengenainya di internet, iaitu Pengerang Coastal Battery (unit bersenjata), yang merupakan salah satu tinggalan kubu Tentera British semasa Perang Dunia Kedua. Ia terletak di kampong Tanjung Pengelih dan merupakan kubu pertahanan Tentera British terbesar dan terkuat bagi pertahanan rantau ini dari serangan tentera Jepun ketika perang dunia kedua. Kemudahan yang terdapat di kubu ini termasuk tempat simpanan peluru, wisma pegawai, hospital dan bilik jentera bawah tanah.

Semasa lawatan kali kedua ini kami juga pergi sekali lagi ke Tanjung Pengelih bertujuan untuk melihat kubu tentera British sepertimana yang disebut di atas. Malangnya kawasan ini telah dipagar kerana mungkin ia menjadi sebahagian daripada kawasan PULAREK TLDM, iaitu sebuah pusat latihan tentera laut.
Salah satu daripada roadside pillboxes
yang terdapat di Tanjung Pengelih
A pillbox is a type of blockhouse, or concrete dug-in guard-post, often camouflaged, normally equipped with loopholes through which defenders can fire weapons. It is in effect a trench firing step, hardened to protect against small-arms fire and grenades, and raised to improve the field of fire.

Inilah di antara beberapa tempat baru yang kami lawat di sini semasa lawatan kali kedua kami.



Tuesday, 21 March 2023

Bercuti di Desaru - UPDATE 2 (Muzium Nelayan)

Petikan dari post pertama:

Niat di hati hari ini hendak ke Pantai Desaru di Bandar Penawar, tetapi apabila cuba masuk jalan ke pantai, sudah ada penghalang merentas jalan serta penjaganya sekali.😒 Mungkin pantai sudah penuh agaknya kerana kami keluar sudah agak lewat sedikit. Kami pun teruskan perjalanan ke Sungai Rengit, yang merupakan bandar utama untuk Pengerang.

Pada 28/8/2022 kami pergi ke daerah Kota Tinggi untuk kali yang ke-3. Lawatan kali ini untuk menziarah anak yang tinggal di Pengerang kerana sudah lama tidak dapat berjumpa sejak kami berpindah ke Ipoh. Dalam perjalanan pulang ke Batu Pahat (bermalam di sini sebelum balik ke Ipoh) kami singgah di beberapa tempat yang tidak dapat pergi ketika lawatan pertama. Salah satunya ialah pantai awam Desaru seperti yang diceritakan dalam petikan di atas. Alhamdulillah kami sampai juga akhirnya di sini walaupun hanya dapat singgah sebentar. 

Jom kita hayati keindahan pantai ni sekejap!
Pasir putih terhampar luas
Pantai Awam Desaru ... diambil pada 
petang 28 Ogos 2022
Selain dari pantai ini, kami juga telah pergi ke pantai dan dataranTanjung Balau yang telah siap akhirnya😎alhamdulillah! Sekali lagi kami hanya berjalan-jalan di dataran sambil menikmati suasana tepi laut yang begitu nyaman. 
Dataran Tg Balau .... 28 Ogos 2022
Petikan dari post pertama:
Hotel ini berdekatan dengan pantai Tanjung Balau dan Muzium Nelayan Tanjung Balau. Malangnya ketika itu kedua tempat ini ditutup untuk kerja-kerja penaikan taraf. Dengar cerita Pantai Tanjung Balau ditutup untuk projek pantai 'walkway' yang masih belum siap setelah sekian lama.

Niat di hati pada pagi itu hendak melawat muzium nelayan yang terletak tidak jauh dari hotel tetapi malang sekali ia masih ditutup untuk kerja-kerja ubahsuai sejak dari September 2019 lagi. Walau bagaimanapun kami bergambar jugalah di luar pagar sebagai kenang-kenangan.

Lawatan kali ini juga membolehkan kami melawat Muzium Nelayan. Ada sedikit bayaran untuk masuk ke muzium tetapi kami diberi masuk percuma, khas untuk golongan warga emas😉alhamdulillah. Sudah lama tak masuk muzium. Seronok lawatan muzium kali ini ... menelusuri perjalanan kehidupan nelayan di zaman dahulu, yang secara tidak langsung mengembalikan kenangan silam kehidupan kami ketika kecil di kampung.  

Muzium Nelayan Tanjung Balau dibina di Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor, Malaysia oleh Lembaga Kemajuan Johor Tenggara (Kejora). Muzium ini menyimpan dan mempamerkan pelbagai khazanah para nelayan tradisional negeri Johor seperti sampan, jaring, pancing, bubu dan lain-lain.

Jom kita masuk muzium!

Kompleks muzium ini mempunyai bangunan induk dan 4 galeri tambahan lain iaitu Galeri Geologi, Galeri Keselamatan dan Komunikasi Laut, Galeri Kapal Karam Desaru dan Galeri Pameran Khas. Ini satu-satunya muzium nelayan yang ada dalam Malaysia. Lokasinya yang agak terpencil mungkin menyebabkan tidak berapa ramai yang datang mengunjunginya. Ketika kami ke sini, kami berdua sahaja yang menjadi pelawatnya.
Ini di perkarangan muzium
Di perkarangan muzium terdapat sampan-sampan nelayan Melayu termasuk bot-bot tradisi, perahu burung Petawali dan perahu Payang yang cantik dihias awan larat seperti yang lazimnya digunakan nelayan pantai timur

Bangunan Induk  (Sejarah Peradaban Nelayan)
Bahagian ini menceritakan tentang sejarah Tanjung Balau, upacara dan adat kepercayaan masyarakat tradisional nelayan, serta kisah dunia nelayan. Ruang berikutnya menempatkan Peralatan Membuat Perahu, Kelengkapan Nelayan dan Peralatan Menangkap Ikan Tradisional.
Sejarah Tanjung Balau
Lembing ... antara peralatan menangkap ikan yang terawal
Maklumat jenis-jenis peralatan tradisional menangkap ikan
seperti serkap, bubu, pukat rawa, ambal, pukat kisa dan sauk tangan
Peralatan membuat perahu
Menceritakan tentang sail guard atau pengawal layar
yang berbagai bentuk seperti kepala naga, bangau, burung dan ayam
Di ruangan seterusnya bangunan induk ini terdapat sudut pameran tentang penjenisan ikan dan hidupan laut lain seperti udang, ketam, dan siput-siput laut. Terdapat juga replika hutan paya bakau bersama hidupan-hidupan dalamnya, yang seterusnya membawa kita ke diodrama perkampungan nelayan.

 
Bahagian pameran hidupan laut dan paya bakau
Replika hutan paya bakau
Di sudut diorama kampung nelayan, terdapat pameran permainan tradisional masyarakat nelayan seperti gasing, congkak, batu seremban, dan sepak raga.
Diodrama perkampungan nelayan
Antara permainan tradisional yang dipamerkan seperti batu seremban ,
sepak raga, congkak, kasut tempurung kelapa, guli, gasing dan wau
Pakaian harian nelayan, ketika memancing dan pakaian penyelam.
 Di ruangan ini pengunjung juga boleh menikmati suasana di dalam rumah nelayan kerana di bahagian ini terdapat model rumah nelayan yang mengandungi peralatan dan hiasan di rumah nelayan dahulukala.
Suasana di luar rumah nelayan ... tempayan, guri, basikal dan
sampan serta peralatan menangkap ikan  seperti
jala, serkap dan lain-lain
  Di kampung-kampung sekitar tahun 1960-an dan sebelumnya, orang Melayu banyak menggunakan tempayan dan guri sebagai tempat menyimpan air. Penggunaan tempayan dan guri yang dibuat dari tembikar sangat meluas ketika itu.Tempayan juga mempunyai pelbagai kegunaan yang lain, antaranya penggunaan untuk membuat ikan pekasam, menyimpan air untuk minum, memasak, basuh kaki dan memeram air tapai.

Pada zaman dahulu boleh dikatakan hampir di setiap rumah di hujung tangga di bahagian bawah akan disediakan sebuah tempayan air. Tujuan utama tempayan air ini adalah untuk memudahkan tuan rumah atau tetamu yang datang membasuh kaki sebelum naik atau masuk ke dalam rumah. Untuk menceduk air di dalam tempayan, akan disediakan batok atau gayung diperbuat daripada tempurung kelapa. Batok itu biasanya diletakkan di atas penutup tempayan atau disangkut di mana-mana bahagian. 

Inilah asal-usul peribahasa "melepaskan batuk di tangga", bilamana orang yang mengguna batok itu telah meninggalkannya di tangga sahaja selepas membasuh kaki. Sepatutnya ia perlu diletakkan kembali ke tempat asalnya iaitu di atas tutup tempayan atau tempat yang dikhaskan untuk batok ini.
Suasana dalam rumah ... ruang dapur, makan dan bilik tidur
.... ni pula sudut hiburan
video memaparkan suasana dalam rumah nelayan dahulukala

Muzium ini juga mempunyai 4 galeri tambahan yang lain iaitu:

1. Galeri Geologi
Secara am, geologi adalah salah satu bidang cabang sains yang mengkaji tentang ciri-ciri bumi. Ciri-ciri ini adalah termasuk fizikal bumi, kimia bumi serta proses-proses yang terlibat semasa pembentukkan atau perubahan bumi.

Terdapat lebih dari 200 jenis batu-batan dalam galeri ini. Batu-batan ini diperolehi dari sekitar kawasan Tanjung Balau dan beberapa tempat di semenanjung Malaysia contohnya seperti batu kapur, batu kristal dan sebagainya. Di galeri ini pengunjung juga boleh mempelajari dan mendalami ilmu pengetahuan tentang bentuk geografi Tanjung Balau. Pada tahun 2015, KEJORA menaiktaraf galeri dengan penambahan ruang galeri serta artifak seperti fosil dan mineral.
Kembali ke zaman purba
Berbagai bentuk mukabumi dan kejadian alam
        

video meggambarkan suasana dalam galeri

2. Galeri Kapal Karam Desaru
Galeri ini menempatkan artifak seperti te mpayan, pinggan, mangkuk, sudu tembikar dari Negara China. Ia diperolehi dari Kapal Karam Desaru yang karam di perairan Desaru pada tahun 1840an. Kapal karam ini dinamakan Desaru bersempena dengan tempat di mana kapal ini karam iaitu di Pantai Desaru. Terdapat juga penceritaan berbentuk dokumentari majalah 3 tentang penemuan kapal karam ini.


Artifak seperti tempayan, pinggan, mangkuk, sudu tembikar
 dari Negara China yang diambil dari kapal karam Desaru
Dokumen menceritakan Kapal Karam Desaru
3. Galeri Keselamatan & Komunikasi Laut
Galeri ini menempatkan replika bot dan kapal nelayan moden serta Bot Persiaran Mewah dan alat komunikasi yang digunakan oleh nelayan moden. Terdapat juga model rumah api yang merupakan salah satu keperluan bagi ahli pelayaran atau jurumudi untuk belayar dengan selamat. Selain dari itu kita dapat mempelajari dan menambah pengetahuan tentang alat-alat komunikasi dan keselamatan yang digunakan oleh nelayan semasa di laut.
Model Rumah Api serta maklumat berkenaannya

Model kapal yang berbagai jenis
4. Galeri Pameran Bermusim
Galeri ini mempamerkan Pameran Khas sekurangnya sekali atau dua (2) kali setahun. Pameran khas ini diadakan bertujuan menarik lebih ramai pengunjung ke Kompleks Muzium Nelayan. Di antara Pameran yang telah dijalankan ialah Pameran Wau dan Layang Antarabangsa, Pameran Rangka Paus Dan Barangan Antik, Pameran Alam Mistik, Pameran Keranda Mistik, Pameran Topeng dan pelbagai lagi pameran. 
Mengikut maklumat yang diambil dari sesawang muzium ini, pihak muzium ada merancang satu pameran khas iaitu Pameran Orang Asli Seletar Johor pada bulan November 2020. Saya tidak pasti samada pameran ini berlaku atau tidak. Namun pada hari lawatan tiada sebarang pameran khas diadakan. 

Kesimpulannya:
Apapun, muzium kecil ini ideal untuk memperkenalkan anak-anak kepada kehidupan nelayan dan pelaut. Bukan sahaja ada model sampan atau bot yang mereka gunakan di laut, tetapi juga ada jenis-jenis perangkap ikan yang digunakan secara tradisional.