Friday 23 July 2010

SERBA SERBI SHA'ABAN

Hari ini 10 Sya'aban 1431 H. Lebih kurang 20 hari dari sekarang umat Islam di seluruh dunia akan menyambut bulan Ramadan yang mulia. Dalam tempoh  inilah kita cuba mempersiapkan diri dan keluarga agar bersedia menjalani ibadah puasa yang akan datang - dari sudut  mental dan fizikal. Biarlah ibadah puasa kita di tahun ini lebih baik daripada tahun-tahun yang sebelumnya.

Sya'aban adalah di antara beberapa bulan yang mulia dalam Islam. Kadang-kadang ada amalan-amalan yang dibuat tidak menuruti sunnah Nabi SAW. Di sini saya turunkan satu artikel yang diterima melalui emel, iaitu amalan-amalan sunnah di bulan Syaaban. Semoga apa yang tercatit menjadi hujah kepada amalan kita dan bukan kerana ikut-ikutan semata-mata.

Marilah kita sama-sama berdoa supaya dipanjangkan umur agar kita dipertemukan dengan Ramadan  al-mubarak yang akan datang. Doanya seperti di bawah:




Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Alhamdulillah, saat ini kita telah menginjak bulan Sya’ban. Namun kadang kaum muslimin belum mengetahui amalan-amalan yang ada di bulan tersebut. Juga terkadang kaum muslimin melampaui batas dengan melakukan suatu amalan yang sebenarnya tidak ada tuntunannya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga dalam tulisan yang singkat ini, Allah memudahkan kami untuk membahas serba-serbi bulan Sya’ban.  Allahumma a’in wa yassir (Ya Allah, tolong dan mudahkanlah kami).

Banyak Berpuasa di Bulan Sya’ban

Terdapat suatu amalan yang dapat dilakukan di bulan ini yaitu amalan puasa. Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri banyak berpuasa ketika bulan Sya’ban dibanding bulan-bulan lainnya selain puasa wajib di bulan Ramadhan.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa, sampai kami katakan bahwa beliau tidak berbuka. Beliau pun tidak berpuasa sampai kami katakan bahwa beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.”

(HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)

Dalam lafazh Muslim, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya. Namun beliau berpuasa hanya sedikit hari saja.”

(HR. Muslim no. 1156).

Dari Ummu Salamah, beliau mengatakan,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam setahun tidak berpuasa sebulan penuh selain pada bulan Sya’ban, lalu dilanjutkan dengan berpuasa di bulan Ramadhan.”

(HR. Abu Daud dan An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Lalu apa yang dimaksud dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya (Kaana yashumu sya’ban kullahu)? Asy Syaukani mengatakan, “Riwayat-riwayat ini bisa dikompromikan dengan kita katakan bahwa yang dimaksud dengan kata “kullu” (seluruhnya) di situ adalah kebanyakannya (mayoritasnya). Alasannya, sebagaimana dinukil oleh At Tirmidzi dari Ibnul Mubarrok. Beliau mengatakan bahwa boleh dalam bahasa Arab disebut berpuasa pada kebanyakan hari dalam satu bulan dengan dikatakan berpuasa pada seluruh bulan.” (Nailul Author, 7/148). Jadi, yang dimaksud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa di seluruh hari bulan Sya’ban adalah berpuasa di mayoritas harinya.

Hikmah di balik puasa Sya’ban adalah:

  1. Bulan Sya’ban adalah bulan tempat manusia lalai. Karena mereka sudah terhanyut dengan istimewanya bulan Rajab (yang termasuk bulan Harom) dan juga menanti bulan sesudahnya yaitu bulan Ramadhan. Tatkalah manusia lalai, inilah keutamaan melakukan amalan puasa ketika itu.

  2. Puasa di bulan Sya’ban adalah sebagai latihan atau pemanasan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Jika seseorang sudah terbiasa berpuasa sebelum puasa Ramadhan, tentu dia akan lebih kuat dan lebih bersemangat untuk melakukan puasa wajib di bulan Ramadhan. (Lihat Lathoif Al Ma’arif, hal. 234-243)

Menghidupkan Malam Nishfu Sya’ban dengan Shalat dan Do’a

Sebagian ulama negeri Syam ada yang menganjurkan untuk menghidupkan atau memeriahkan malam tersebut dengan berkumpul ramai-ramai di masjid. Landasan mereka sebenarnya adalah dari berita Bani Isroil (berita Isroiliyat). Sedangkan mayoritas (majoriti) ulama berpendapat bahwa berkumpul di masjid pada malam Nishfu Sya’ban –dengan shalat, berdo’a atau membaca berbagai kisah- untuk menghidupkan malam tersebut adalah sesuatu yang terlarang. Mereka berpendapat bahwa menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dengan berkumpul di masjid rutin setiap tahunnya adalah suatu amalan yang tidak ada tuntunannya (baca: bid’ah).

Namun bagaimanakah jika menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dengan shalat di rumah dan khusus untuk dirinya sendiri atau mungkin dilakukan dengan jama’ah tertentu (tanpa terang-terangan, pen)? Sebagian ulama tidak melarang hal ini. Namun, mayoritas ulama -di antaranya adalah ‘Atho, Ibnu Abi Mulaikah, para fuqoha (pakar fiqih) penduduk Madinah, dan ulama Malikiyah -mengatakan bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang tidak ada tuntunannya (baca: bid’ah). (Lathoif Al Ma’arif, 247-248). Dan di sini pendapat mayoritas ulama itu lebih kuat (rojih). Adapun sanggahan untuk pendapat yang mengatakan bahwa menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dengan shalat sendirian di rumah tidaklah terlarang adalah sebagai berikut.

Pertama, tidak ada satu dalil pun yang shahih yang menjelaskan keutamaan malam Nishfu Sya’ban. Bahkan Ibnu Rajab sendiri mengatakan, “Tidak ada satu dalil pun yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat yang menganjurkan menghidupkan malam Nishfu Sya’ban. Dan dalil yang ada hanyalah dari beberapa tabi’in yang merupakan fuqoha’ negeri Syam.” (Lathoif Al Ma’arif, 248).

Kedua, ulama yang mengatakan tidak mengapa menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dan menyebutkan bahwa ada sebagian tabi’in yang menghidupkan malam tersebut, sebenarnya sandaran mereka adalah dari berita Isroiliyat. Lalu jika sandarannya dari berita tersebut, bagaimana mungkin bisa jadi dalil untuk beramal[?] Juga orang-orang yang menghidupkan malam Nishfu Sya’ban, sandaran mereka adalah dari perbuatan tabi’in. Kami katakan, “Bagaimana mungkin hanya sekedar perbuatan tabi’in itu menjadi dalil untuk beramal[?]” (Lihat Al Bida’ Al Hawliyah, 296)

Ketiga, adapun orang-orang yang berdalil dengan pendapat bahwa tidak terlarang menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dengan shalat sendirian sebenarnya mereka tidak memiliki satu dalil pun. Seandainya ada dalil tentang hal ini, tentu saja mereka akan menyebutkannya. Maka cukup kami mengingkari alasan semacam ini dengan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718).

Ingatlah, ibadah itu haruslah tauqifiyah yang harus dibangun di atas dalil yang shahih dan tidak boleh kita beribadah tanpa dalil dan tanpa tuntunan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Lihat Al Bida’ Al Hawliyah, 296-297)

Keempat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Janganlah mengkhususkan malam Jum’at dari malam lainnya untuk shalat. Dan janganlah mengkhususkan hari Jum’at dari hari lainnya untuk berpuasa.”

“Hari yang baik saat terbitnya matahari adalah hari Jum’at.” (HR. Muslim)

Tatkala Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan agar jangan mengkhususkan malam Jum’at dari malam lainnya dengan shalat tertentu, hal ini menunjukkan bahwa malam-malam lainnya lebih utama untuk tidak boleh dikhususkan suatu ibadah di dalamnya kecuali jika ada suatu dalil yang mengkhususkannya. (At Tahdzir minal Bida’, 28).Semoga Allah selalu memberi hidayah kepada kaum muslimin yang masih ragu dengan berbagai alasan ini. (HR. Muslim no. 1144) Seandainya ada pengkhususan suatu malam tertentu untuk ibadah, tentu malam Jum’at lebih utama dikhususkan daripada malam lainnya. Karena malam Jum’at lebih utama daripada malam-malam lainnya. Dan hari Jum’at adalah hari yang lebih baik dari hari lainnya karena dalam hadits dikatakan, memperingatkan agar jangan mengkhususkan malam Jum’at dari malam lainnya dengan shalat tertentu, hal ini menunjukkan bahwa malam-malam lainnya lebih utama untuk tidak boleh dikhususkan suatu ibadah di dalamnya kecuali jika ada suatu dalil yang mengkhususkannya. (

Puasa Setelah Pertengahan Sya’ban

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Jika tersisa separuh bulan Sya’ban, janganlah berpuasa.”

(HR. Tirmidzi no. 738 dan Abu Daud no. 2337)

Dalam lafazh lain,

“Jika tersisa separuh bulan Sya’ban, maka tidak ada puasa sampai datang Ramadhan.” (HR. Ibnu Majah no. 1651)

Sebenarnya para ulama berselisih pendapat dalam menilai hadits-hadits di atas dan hukum mengamalkannya. Di antara ulama yang menshahihkan hadits di atas adalah At Tirmidzi, Ibnu Hibban, Al Hakim, Ath Thahawiy, dan Ibnu ‘Abdil Barr. Di antara ulama belakangan yang menshahihkannya adalah Syaikh Al Albani rahimahullah.

Sedangkan ulama lainnya mengatakan bahwa hadits tersebut adalah hadits yang mungkar dan hadits mungkar adalah di antara hadits yang lemah. Di antara ulama yang berpendapat demikian adalah ’Abdurrahman bin Mahdiy, Imam Ahmad, Abu Zur’ah Ar Rozi, dan Al Atsrom. Alasan mereka adalah karena hadits di atas bertentangan dengan hadits,

“Janganlah mendahulukan Ramadhan dengan sehari atau dua hari berpuasa.” (HR. Muslim no. 1082)

Jika dipahami dari hadits ini, berarti boleh mendahulukan sebelum ramadhan dengan berpuasa dua hari atau lebih.

Al Atsrom mengatakan, Hadits larangan berpuasa setelah separuh bulan Sya’ban bertentangan dengan hadits lainnya. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri berpuasa di bulan Sya’ban seluruhnya (mayoritasnya) dan beliau lanjutkan dengan berpuasa di bulan Ramadhan. Dan hadits di atas juga bertentangan dengan hadits yang melarang berpuasa dua hari sebelum Ramadhan. Kesimpulannya, hadits tersebut adalah hadits yang syadz, bertentangan dengan hadits yang lebih kuat.”

At Thahawiy mengatakan bahwa mayoritas ulama memang tidak mengamalkan hadits tersebut. Namun ada pendapat dari Imam Asy Syafi’i dan ulama Syafi’iyah, juga hal ini mencocoki pendapat sebagian ulama belakangan dari Hambali. Mereka mengatakan bahwa larangan berpuasa setelah separuh bulan Sya’ban adalah bagi orang yang tidak memiliki kebiasaan berpuasa ketika itu. Jadi bagi yang memiliki kebiasaan berpuasa (seperti puasa senin-kamis), boleh berpuasa ketika itu, menurut pendapat ini. (Lihat Lathoif Al Ma’arif, 244-245)

Puasa Satu atau Dua Hari Sebelum Ramadhan

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Janganlah mendahulukan Ramadhan dengan sehari atau dua hari berpuasa kecuali jika seseorang memiliki kebiasaan berpuasa, maka berpuasalah.” (HR. Muslim no. 1082)

Berdasarkan keterangan dari Ibnu Rajab rahimahullah, berpuasa di akhir bulan Sya’ban ada tiga model:

Pertama, jika berniat dalam rangka berhati-hati dalam perhitungan puasa Ramadhan sehingga dia berpuasa terlebih dahulu, maka seperti ini jelas terlarang.
Kedua, jika berniat untuk berpuasa nadzar atau mengqodho puasa Ramadhan yang belum dikerjakan, atau membayar kafaroh (tebusan), maka mayoritas ulama membolehkannya.
Ketiga, jika berniat berpuasa sunnah semata, maka ulama yang mengatakan harus ada pemisah antara puasa Sya’ban dan Ramadhan melarang hal ini walaupun itu mencocoki kebiasaan dia berpuasa, di antaranya adalah Al Hasan Al Bashri.


Namun yang tepat dilihat apakah puasa tersebut adalah puasa yang biasa dia lakukan ataukah tidak sebagaimana makna tekstual dari hadits. Jadi jika satu atau dua hari sebelum Ramadhan adalah kebiasaan dia berpuasa –seperti puasa Senin-Kamis-, maka itu dibolehkan. Namun jika tidak, itulah yang terlarang. Pendapat inilah yang dipilih oleh Imam Asy Syafi’i, Imam Ahmad dan Al Auza’i. (Lihat Lathoif Al Ma’arif, 257-258)

Kenapa ada larangan mendahulukan puasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan? Pertama, jika berpuasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan adalah dalam rangka hati-hati, maka hal ini terlarang agar tidak menambah hari berpuasa Ramadhan yang tidak dituntunkan. Kedua, agar memisahkan antara puasa wajib Ramadhan dan puasa sunnah di bulan Sya’ban. (Lihat Lathoif Al Ma’arif, 258-259)
Demikian pembahasan singkat kami mengenai panduan amalan di bulan Sya’ban. Semoga apa yang kami suguhkan ini bermanfaat bagi kaum muslimin sekalian.

[Muhammad Abduh Tuasikal]

Tuesday 13 July 2010

KEJAMKAH HUKUM ISLAM(3) - kebebasan beragama

Beberapa bulan yang lalu ada berita tentang ‘gay couple’ yang tidak dibenarkan menginap di salah sebuah tempat penginapan persendirian. Berita ini berasal  dari England, sebuah Negara Keristian. Ikuti berita seterusnya .....

A gay couple were turned away from a Berkshire guest house by the owner who said it was "against her convictions" for two men to share a bed.

Michael Black and John Morgan, from Brampton, Cambridgeshire, had booked a double room at the Swiss B&B, Terry's Lane, in Cookham, for Friday night.

But when they arrived owner Susanne Wilkinson refused to let them stay.

She admitted she did turn the couple away because it was against her policy to accommodate same sex couples.

The couple have now reported the matter to Thames Valley Police.

Under the Equality Act 2006 it is illegal to discriminate against people on the grounds of sexual orientation.

Ms Wilkinson told the BBC: "They gave me no prior warning and I couldn't offer them another room as I was fully booked.

"I don't see why I should change my mind and my beliefs I've held for years just because the government should force it on me.

"I am not a hotel, I am a guest house and this is a private house."

Mr Black and Mr Morgan were in the village, near Maidenhead, to meet some friends for dinner and to see a local play.

Mr Black told the BBC: "We're two respectable middle-aged men - John is leader of the Lib Dem group on Huntingdon Town Council.

Owner apologised

"This was the first time either of us had experienced homophobia at first hand, despite being aged 56 and 62. We were shocked and embarrassed.

"Mrs Wilkinson saw us both before we got out of the car and immediately acted in an unwelcoming, cold way, but my boyfriend and I were polite and friendly.

"She said if we'd told her in advance she would have told us not to come.

"She apologised for turning us away. I asked for a refund of the deposit, which she gave me without quibble.

"We stayed polite and, to be fair, she wasn't rude or abusive.

'Civil matter'

"All she said about her reasons for turning us away was that it went against her convictions for us to stay there.

"We've since told a large number of friends and acquaintances and the reaction has consistently been amazement that this should have happened.

"I've reported the matter to Thames Valley Police who have confirmed that they are following it up."

Thames Valley Police said the call had been logged as a homophobic incident.

A spokeswoman said: "As the people live outside of the force area, we have asked Cambridgeshire Constabulary to speak to the individuals concerned."

A spokesman for Stonewall, which campaigns for equality and justice for lesbians, gay men and bisexuals, said turning someone away on the grounds of sexual orientation was illegal.

Derek Munn, director of public affairs, said: "Stonewall was delighted when the law changed in 2007 so that lesbian and gay couples could go on their holidays like anyone else.

"In open and shut cases of discrimination on the grounds of sexual orientation the law's quite clear - it's illegal for businesses to turn away gay customers or discriminate against them when providing goods or services, and this can't be overridden by personal prejudice."



Perlukah kita memberi hak yang sama kepada mereka seperti pasangan yang normal??? .... ini bertentangan dengan hukum Islam
Apa yang menarik di sini ialah bukan sahaja di kalangan orang Islam  yang menentang perlakuan ‘homoseksual’ ini tetapi ia juga tidak dipersetujui oleh penganut agama lain . Malangnya bagi negara seperti Britain ia ‘menghalalkan’ homoseksual dan mengadakan undang-undang untuk melindungi mereka yang ‘gay’ ini. Barangsiapa yang bersifat diskriminasi terhadap mereka boleh dibawa ke muka pengadilan.

Alangkah malangnya nasib penganut agama Keristian di UK ...... hendak beramal mengikut ajaran kitabnya pun tidak dibenarkan. Kebiasaannya  inilah yang berlaku apabila pemimpin negara bersikap sekular walaupun mereka masih menganut agama tertentu. Semua keputusan dibuat mengikut citarasa sendiri tanpa mengira samada ia selari dengan kehendak agama rasmi negara atau pun tidak.

Rasanya di Malaysia ini pun tidak kurang berlakunya ‘penindasan beragama’ seperti di atas. Tidak lama dulu RTM sebagai saluran rasmi kerajaan Malaysia telah tidak membenarkan pembaca berita wanitanya yang beragama Islam menutup aurat. Setelah bertahun-tahun berjuang untuknya, barulah pihak RTM mengalah. Kalau tidak silap saya, syarikat penerbangan MAS masih tidak membenarkan pramugarinya yang beragama Islam menutup aurat semasa bertugas di ‘awan biru’......... yang bertugas di bawah mungkin ada yang  bertudung.

Cerita di atas adalah yang berlaku di agensi-agensi milik kerajaan. Manakala di kilang-kilang dan firma swasta juga dilaporkan banyak berlaku penidasan sedemikian rupa Kebanyakan majikan-majikan tidak membenarkan pekerja-pekerja Islamnya solat dalam waktu kerja. Pandai-pandai sendirilah mencari waktu terluang untuk menunaikan tanggungjawab bersolat. Pada hari Jumaat pula pekerja lelaki tidak diberi masa untuk menunaikan solat Jumaat. Ada yang terpaksa ambil cuti hari jumaat minggu yang ke-3  setelah 2 minggu berturut-turut tidak menunaikan solat Jumaat untuk mengelak jatuhnya hukum fasik ke atas mereka ......... kesian sungguh!

Semua ini berlaku di  ... Negara Islam Malaysia ...  mengikut tafsiran pemimpin-pemimpin kita. Mungkin bagi orang yang tidak mengambil berat bab hukum agama merasakan mereka bebas beragama dalam negara ini. Namun bagi mereka yang ingin melaksanakan hukum agama secara menyeluruh, masih lagi terdapat beberapa halangan yang perlu di atasi ...... tidaklah sebebas yang disangkakan.

Masih banyak lagi sistem-sistem atau pun peraturan -peraturan yang dilaksanakan dalam institusi-institusi dalam negara yang tidak  'Islamic friendly". Contoh  yang selalu terjadi pada saya ialah peraturan yang dikenakan oleh hotel-hotel 4 atau 5 bintang ketika berada dalam kolam renang mereka. Apabila anak lelaki saya ingin mandi dengan memakai seluar renang serta t-shirt ...... pihak hotel telah menghalangnya daripada berenang walaupun dalam kolam renang itu ada yang berpakaian sedemikian. Kenapa???......sebab anak saya lelaki tetapi yang seorang lagi itu perempuan! .......haaah ...... inilah satu peraturan yang cukup mengarut yang pernah saya jumpa. Apalah rasionalnya hendak membezakan perempuan dan lelaki dalam kolam renang. Walaubagaimanapun kini keadaannya sudah bertambah baik.

Inilah pakaian renang yang disenangi oleh pengusaha-pengusaha hotel di Malaysia
Rasanya 10 atau 15 tahun dahulu budak-budak perempuan juga tidak dibenarkan masuk ke dalam kolam renang jikalau tidak memakai pakaian renang yang 'proper' ...... ( almaklumlah zaman tu mana ada lagi baju renang wanita yang Islamik! )...... Inilah pusaka atau legasi yang ditinggalkan oleh pihak penjajah kepada kita. Namun kita tidak perlu terikut-ikut dengan peraturan jahiliah itu ........ negara kita ......kita buatlah peraturan sendiri mengikut citarasa sendiri ..... sesuai dengan namanya Negara Islam.

Alhamdulillah......kini sudah ada pakaian renang alternatif yang islamik

Banyak sangat perkara-perkara yang tidak Islamik berlaku di negara ini yang membuat saya kurang senang dengan nama jolokan itu . Selain daripada isu lama seperti yang disebut di atas, kini timbul pula isu baru yang jelas bertentangan dengan hukum agama Islam. Pihak kerajaan yang mengaku bahawa negara yang diperintah sebuah negara Islam telah berura-ura mahu menghalalkan perjudian di sisi undang-undang negara. Bukan orang Islam sahaja  yang menentang tetapi ia turut tidak dipersetujui oleh mereka dari agama lain.

Marilah kita sama-sama berdoa agar Allah membuka pintu hati para pemimpin kita supaya lebih mendekati Islam dan menerima Islam yang sebenar-benarnya ...... bukan Islam celup ....wallahualam!


Sunday 23 May 2010

Hidayah Melalui Misteri Fenomena Alam

Firman Allah,

سَنُرِيهِمْ ءَايَـتِنَا فِى الاٌّفَاقِ وَفِى أَنفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ شَهِيدٌ

“Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahawa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahawa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53)

Kisah Pengislaman Jacques Yves Costeu, seorang oceanografer

Mr.Jacques Yves Costeau , ialah seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Beliau sangat terkenal melalui program Tv dokumentari  "Discovery". Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinasi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun dia tidak berputus asa mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sehinggalah pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian dia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering dikaitkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi:

مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ- بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لاَّ يَبْغِيَانِ

“Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.”

Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 yang berbunyi:

وَهُوَ الَّذِى مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هَـذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَـذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخاً وَحِجْراً مَّحْجُوراً

“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)

[ Fenomena ini juga ada disebut dalam surah al-Faathir: 12]

وَمَا يَسْتَوِى الْبَحْرَانِ هَـذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ سَآئِغٌ شَرَابُهُ وَهَـذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَمِن كُلٍّ تَأْكُلُونَ لَحْماً طَرِيّاً وَتَسْتَخْرِجُونَ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ فِيهِ مَوَاخِرَ لِتَبْتَغُواْ مِن فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain masin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur."

Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi:

يَخْرُجُ مِنْهُمَا الُّلؤْلُؤُ وَالمَرْجَانُ

“Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.”

Padahal di muara sungai tidak terdapat mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman ketika belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan serta-merta dia pun memeluk Islam.

Kebesaran Al-Quran

Lihatlah beberapa pemandangan yang menarik dan menakjubkan yang dilihat oleh beliau dalam pengembaraannya yang unik ini.


....kelihatan seperti sebuah pulau dalam sebatang sungai .....

....yang dilihat seperti sungai itu adalah sebenarnya lapisan hidrogen salfida, sejenis gas yang beracun 
...... satu pemandangan yang biasa kita lihat di daratan ...... guguran daun kering di bawah pokok .... tapi ini semua berlaku di dasar lautan! 
...lagi pemandangan unik yang disaksikan oleh Jacques .....
Pemandangan yang dipaparkan di atas sangat ajaib bagi kita yang sudah merasai hidayah Allah SWT dan percaya itu semua terjadi dengan kuasa dan ketentuanNya. Namun bagi mereka yang belum menerima hidayah, kebenaran dan kebesaran al-Quran itu jauh lebih ajaib dan mempesonakan dari fenomena tersebut. Inilah yang telah mendorong Jacques Yves Costeu kembali ke Islam, agama fitrahnya.

Allahu Akbar…! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung.

Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.”

Bila seorang bertanya,

“Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?”

Rasulullah s.a.w. bersabda,

“Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.”


Friday 14 May 2010

children of GAZA - Jangan Lupakan Kami





A moving, must-see video that first aired on Channel 4 (UK)’s Dispatches on 15 March. BAFTA-winning filmmaker Jezza Neumann follows the lives of three children for over a year. The children are amazing: well-spoken, reflective, resilient, understandably vengeful and fearful, but very endearing. The toll this inhumanity has taken is also clear.



Gaza, itulah nama hamparan tanah yang luasnya tidak lebih dari 360 km persegi. Berada di Palestin Selatan, “potongan” itu “tersepit” di antara tanah yang dikuasai penjajah Zionis Israel, Mesir, dan laut Mediterania, serta dikepung dengan tembok di sepanjang daratannya.

Sudah lama Israel ingin menguasai sebidang tanah ini. Bermacam-macam cara serta penindasan yang dibuat agar rakyat Gaza mengalah. Mereka mengadakan sekatan bekalan makanan, ubat-ubatan dan bahan-bahan mentah.  Mereka menyekat pergerakan rakyat Palestin tetapi itu semua tidak  melemahkan semangat mereka. Malah mereka bangun dan bangkit menentang puak Zionis ini dengan lebih kuat lagi.

Akhirnya Israel melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah ini dari 27 Disember 2008 hingga 18 Januari 2009. Mereka menggugurkan ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan tentera termasuk pasukan simpanan. Tentera Israel yang dikenali sebagai pasukan tentera yang terkuat di dunia, walaubagaimanapun gagal mengalahkan para mujahidin Gaza.

Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para mujahidin Palestin, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang dibantu tank Merkava yang dikenali terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Syarikat.

Allah maha berkuasa ...... jika Dia ingin sesuatu itu berlaku maka berlakulah ia tanpa perlu ada sebab-sebab yang logik.

Firman Allah dalam surah Yasin ayat 82,

إِنَّمَآ أَمْرُهُ إِذَآ أَرَادَ شَيْئاً أَن يَقُولَ لَهُ كُن فَيَكُونُ


"Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia. "

Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Ungkapan ini amat sesuai diletakkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1,412 putera puetrinya, terubat dengan lahirnya 3,700 bayi selama 22 hari di Gaza. Hamam Nisman, seorang pengarah dalam Kementerian Kesihatan  Gaza berkata,  “Mereka lahir antara 27 Disember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Israel melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1,412 rakyat Gaza, yang kebanyakannya wanita dan anak-anak,” .

Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Setiap tahun 50 ribu kes kelahiran tercatat di Gaza, dan dalam satu bulan tercatat 3,000 hingga 4,000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3,700 kelahiran dan pada baki bulan Januari tercatat 1,300 kelahiran. Ini bermakna dalam bulan Januari sahaja berlaku peningkatan kelahiran  sehingga 1,000 kes.

Nisbah antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu setiap tahun, sedangkan kematian mencapai 5 ribu.

Kini lebih setahun sudah sejak Gaza diserang oleh tentera Israel. Apakah kita sudah lupa kepada mereka yang dizalimi ini? Apakah kita masih terus menerus berbuat sesuatu untuk meringankan beban mereka ..........seperti menderma ke Tabung Palestin dan memboikot barangan keluaran Israel dan sekutunya?

Jika diperhatikan di sekeliling kita, masih ramai orang Islam yang tidak  ambil peduli langsung di mana mereka berbelanja dan jenama apa yang mereka guna ....... apakah produk ini diboikot atau tidak ......apakah rangkaian kedai ini diboikot atau tidak? Marilah kita "refresh" balik jenama produk yang perlu kita boikot.



Mungkin kita tidak dapat hendak memboikot kesemua yang disenaraikan tetapi kita boleh  terus berusaha sedaya yang mungkin ......... do your best and Allah will do the rest ....

Bagi yang berkemampuan, hulurkan bantuan anda  kepada Aqsa Syarif, sebuah badan NGO yang mengutip dana untuk disalurkan kepada rakyat Palestin. Setiap sen yang disumbangkan akan sampai kepada mereka, InsyaAllah. Itulah yang dijanjikan oleh badan ini.......so, ayuh kita beramal sekarang sebelum terlambat!



Ketika  menonton video di atas, hati saya begitu tersentuh dan sedih dengan penderitaan yang telah dilalui kanak-kanak di sana. Saya juga bersimpati dengan  ibu-bapa yang berasa bersalah kerana begitu lemah, sehingga tidak mampu melindungi dan membantu anak-anak mereka dari kekejaman  tentera Israel.

Sungguh terharu apabila mendengar celoteh anak-anak itu yang tidak mengharapkan apa-apa kecuali kebebasan ........ bebas ke laut tanpa ada orang yang memburu ...... bebas dari serangan dari atas ....... bebas di daratan tanpa ada sekatan hendak kemana-mana  .......KEBEBASAN ......itulah impian dan harapan mereka.

Maka menjadi tanggungjawab kita sebagai  saudara seislam mereka, membantu membebaskan tanahair mereka dari cengkaman puak Zionis Yahudi. Kehidupan mereka kini bolehlah diibaratkan sebagai berada dalam penjara yang besar.


Tuesday 20 April 2010

2 Tahun Menjadi Blogger

Alhamdulillah, bulan April 201o saya masih lagi bertahan sebagai seorang blogger yang  mempunyai blog yang juga masih aktif. Sebenarnya bulan ini genap 2 tahun saya berblog dan saya berharap  akan dapat meneruskan aktiviti ini dengan menghasilkan atau memasukkan artikel-artikel yang lebih bernas yang boleh dijadikan sebagai bahan rujukan kepada masyarakat di luar sana, insyAllah.

Hujung minggu baru-baru ini saya mengikuti satu aktiviti Mukhayyam. Dalam salah satu modul aktivitinya, menghendaki kami menuju ke lokasi tapak perkhemahan dari starting point dengan mengguunakan Google Earth. Di antara dua tempat ini ada beberapa checkpoint yang perlu dicari sebelum sampai ke destinasi yang dituju. Di akhir program kami juga dikehendaki menghasilkan satu persembahan dengan menggunakan power point. Kami diminta merakam segala aktiviti yang dilalui sepanjang program dengan mengambil gambar yang akan dijadikan sebagai bahan power point.

Para peserta mukhayyam sebahagian besarnya terdiri dari "orang lama" yang sangat lemah dalam penggunaan IT ini. Hendak masukkan gambar ke dalam komputer pun "tak reti". Sebenarnya kami "orang lama" ini bukanlah tidak pandai tetapi kami merasakan tidak ada keperluan kepada kemahiran tersebut menyebabkan kami tidak mempelajarinya. Apabila perlu dan ada kemahuan boleh saja kami pelajarinya dengan mudah.

Saya hanya belajar beberapa kemahiran yang membolehkan saya memblog. Kemahiran seperti membuat power point dan alat-alat persembahan yang lain memang saya tidak tahu kerana saya tidak ada sebab untuk mempelajarinya. Saya tidak ada keperluan kepada kemahiran tersebut kerana saya hanyalah seorang suri rumah.

Apa-apa pun saya patut berasa bangga dengan kebolehan saya  berblog. Tidak ramai di kalangan rakan-rakan saya yang ada blog. Namun demikian mereka mempunyai kemahiran-kemahiran  lain yang diperlukan semasa menjalankan tugas mereka, kerana mereka adalah insan-insan yang berkerjaya. Apa yang saya hendak sampaikan di sini ialah kita tidak perlu mempunyai kesemua kemahiran yang ada sekali gus..........tetapi cubalah mempelajari sedikit demi sedikit mengikut keperluan diri dan jangan putus asa. Masih belum terlambat walaupun umur semakin singkat.

Perjalanan masih jauh .......
Pengetahuan IT yang saya ada hanyalah terbatas kepada pengetahuan asas yang diperlukan untuk memblog. Perjalanan masih jauh untuk mencapai tahap membuat blog yang canggih. Hari ini pengunjung ke blog saya hanya mencapai angka lebih kurang 4,500 orang dalam masa 2 tahun kewujudannya. Saya mengharapkan jumlah pengunjung yang berlipat ganda di akhir tahun ini walaupun menyedari ianya memerlukan komitmen yang lebih tinggi untuk berjaya.